Arus Atlantik Bisa Runtuh, Begini Penjelasan Fenomena Alam yang Aneh Ini
Penelitian mengungkapkan bahwa AMOC mengalami perlambatan dan akan segera mencapai titik kritis akibat pemanasan global.
Para ilmuwan terkemuka di bidang iklim di seluruh dunia telah memperingatkan tentang risiko serius yang dihadapi akibat potensi runtuhnya arus Atlantik. Mereka menekankan bahwa ancaman melemahnya sirkulasi laut di Atlantik yang sering diremehkan ini memerlukan langkah-langkah mitigasi yang segera.
Menurut laporan dari Live Science yang dirilis pada Senin (28/10), arus yang dimaksud adalah bagian dari Atlantic Meridional Overturning Circulation (AMOC). Arus ini sering disebut sebagai sabuk konveyor samudra raksasa yang mencakup Arus Teluk, yang berfungsi mengangkut suhu panas ke Belahan Bumi Utara.
-
Apa itu Fenomena Alam? Peristiwa-peristiwa non artifisial yang dihasilkan oleh misteri alam tersebut dikenal dengan istilah fenomena alam.
-
Bagaimana Atlantis hancur? Menurut penjelajah Robert Ballard, kemungkinan paling menarik adalah Atlantis yang ditulis Plato itu terinspirasi oleh kehancuran Minoa, pulau yang berada di Yunani. Ada yang menyebut pulau ini hancur karena letusan gunung berapi sekitar 1600 SM.
-
Apa contoh anomali cuaca? Contoh anomali cuaca yakni seperti badai salju yang menghantam Amerika Selatan.
-
Dimana fenomena ini terjadi? Masing-masing galaksi kerdil tersebut memiliki dua lubang hitam supermasif di intinya, dengan satu pasang berada di galaksi yang berjarak 760 juta tahun cahaya dan pasangan lainnya pada jarak 3,2 miliar tahun cahaya dari Bima Sakti.
-
Apa Atlantis itu? Kisah Atlantis, benua yang hilang itu konon berasal dari Mesir Kuno, yang kemudian menyebar melalui tradisi lisan kepada politisi Athena Solon dan akhirnya kepada Plato, yang menuliskannya sekitar tahun 360 SM.
-
Bagaimana pulau itu bisa tenggelam? Seiring berjalannya waktu, seiring menurunnya aktivitas gunung berapi, dataran tinggi tersebut perlahan-lahan melayang ke arah barat melintasi Samudera Atlantik dan akhirnya tenggelam di bawah gelombang.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa AMOC mengalami perlambatan dan diperkirakan akan segera mencapai titik kritis akibat dampak pemanasan global. Jika kondisi ini terus berlanjut, konsekuensinya bisa sangat merusak bagi iklim Bumi.
Apabila AMOC mengalami penghentian, hal ini dapat menyebabkan pergeseran sistem monsun tropis ke arah selatan, yang berpotensi menimbulkan bencana bagi sektor pertanian dan ekosistem. Selain itu, penghentian arus laut juga dapat menyebabkan peningkatan permukaan laut di sepanjang pantai Atlantik Amerika, yang akan mengganggu ekosistem laut dan perikanan.
AMOC diperkirakan dapat mengalami keruntuhan dalam beberapa dekade mendatang, meskipun terdapat banyak ketidakpastian dalam memperkirakan waktu pastinya. Laporan terbaru dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyatakan bahwa ada keyakinan bahwa Atlantic Meridional Overturning Circulation (Sirkulasi Terbalik Meridian Atlantik) tidak akan runtuh secara mendadak sebelum tahun 2100. Namun, para ilmuwan memperingatkan bahwa ini adalah estimasi yang terlalu optimis.
Arus Laut
Menurut sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Science Advances, sistem arus laut dapat berfungsi sebagai alat pendeteksi dini untuk kondisi iklim yang stabil. Namun, penelitian menunjukkan bahwa sistem arus laut yang sangat vital ini mungkin sudah berada di ambang kehancuran. AMOC, yang merupakan bagian dari Arus Teluk, telah dipantau sejak tahun 2004.
Sistem AMOC berfungsi seperti ban berjalan global yang besar, mengangkut air hangat dari daerah tropis menuju Atlantik Utara. Di wilayah ini, air tersebut menjadi lebih asin dan tenggelam ke dalam Samudra Atlantik sebelum menyebar ke arah selatan. Arus ini tidak hanya mengangkut panas, tetapi juga nutrisi ke berbagai belahan dunia, memainkan peran penting dalam menjaga iklim sebagian besar belahan Bumi Utara tetap sejuk.
Selama beberapa dekade terakhir, para ilmuwan telah memperingatkan tentang stabilitas sirkulasi arus laut, mengingat bahwa perubahan iklim telah menyebabkan pemanasan lautan dan pencairan es. Kondisi ini mengganggu keseimbangan panas dan salinitas yang diperlukan untuk mempertahankan kekuatan arus. Dengan menggunakan pemodelan, para ilmuwan mengamati bahwa AMOC secara bertahap melemah dan berpotensi runtuh secara tiba-tiba.
Meskipun demikian, penelitian ini belum memberikan kerangka waktu yang jelas untuk kemungkinan keruntuhan tersebut. Para peneliti menekankan pentingnya melakukan lebih banyak penelitian, termasuk model yang dapat mensimulasikan dampak perubahan iklim, seperti peningkatan polusi yang berkontribusi terhadap pemanasan global, yang tidak dicakup dalam penelitian ini.
Dampak Serius
Para ilmuwan mengungkapkan bahwa runtuhnya AMOC dapat menimbulkan dampak yang sangat serius. Dalam penelitian yang dilakukan, diperkirakan beberapa daerah di Eropa akan mengalami penurunan suhu mencapai 30 derajat Celcius dalam waktu satu abad. Akibat dari keruntuhan AMOC ini, terjadi pendinginan yang signifikan dan cuaca ekstrem di negara-negara Nordik seperti Denmark, Islandia, Norwegia, Finlandia, dan Swedia.
Fenomena ini akan memperbesar serta memperdalam 'gumpalan dingin' yang aneh di Atlantik Utara bagian timur, yang disebabkan oleh melambatnya arus yang membawa panas. Selain itu, keruntuhan arus laut ini juga bisa mempercepat dampak perubahan iklim di Belahan Bumi Utara, yang berpotensi mengancam sektor pertanian di Eropa Barat Laut. Para peneliti mengingatkan bahwa dampak ini tidak hanya dirasakan di Eropa, tetapi juga akan memengaruhi wilayah lain.
Perubahan iklim yang drastis ini dapat terjadi dalam waktu singkat, hanya dalam satu atau dua dekade. Di sisi lain, negara-negara di Belahan Bumi Selatan akan mengalami peningkatan suhu yang signifikan. Selain itu, pola musim hujan dan kemarau di Amazon juga bisa terpengaruh, yang berpotensi menyebabkan gangguan besar terhadap ekosistem.