Planet Mars Bikin Heran Ilmuwan, Ada Dampak Mengejutkan Bagi Bumi
Ada hal-hal yang bertalian antara Mars dan Bumi menurut ilmuwan ini.
Ada hal-hal yang bertalian antara Mars dan Bumi menurut ilmuwan ini.
Planet Mars Bikin Heran Ilmuwan, Ada Dampak Mengejutkan Bagi Bumi
-
Mengapa Mars menarik perhatian ilmuwan? Keduanya mempunyai jarak rata-rata sekitar 140 juta mil atau 225 juta km. Keberadaannya yang sama-sama dalam Aphelion ini menimbulkan ketertarikan bagi peneliti untuk mengeksplorasi Mars.
-
Apa yang ditemukan tentang Mars? Data yang dikumpulkan dari InSight Mars NASA telah memberikan informasi terbaru tentang rotasi dan goyangan planet.
-
Apa yang ditemukan di Planet Mars? Apakah ada kehidupan di Mars? Sangat mungkin, menurut para ilmuwan. Faktanya, pencarian kehidupan di Planet Merah telah mencapai titik yang menggembirakan. Para ahli mengklaim bahwa kunci adanya kehidupan di Mars mungkin telah ditemukan di bawah permukaan.
-
Bagaimana Mars berbeda dari Bumi? Tidak seperti Bumi, yang memiliki kerak lempeng benua yang saling bertautan dan mengambang di atas mantel kentalnya, Mars saat ini umumnya dianggap sebagai planet satu lempeng yang pernah memiliki gunung berapi aktif.
-
Apa penemuan NASA di Mars? NASA mengklaim telah memecahkan misteri salah satu fenomena paling aneh di Mars. Mengutip BBC, Selasa (17/9), para ilmuwan dari badan antariksa AS tersebut berhasil merekonstruksi bentuk seperti laba-laba yang terlihat di permukaan Mars.
Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa Mars memiliki dampak yang mengejutkan terhadap iklim Bumi, menghadirkan hubungan yang belum pernah terungkap sebelumnya antara dua planet yang mengelilingi matahari.
Ilmuwan dari Universitas Sydney dan Sorbonne di Paris menemukan bahwa orbit Bumi dan Mars berinteraksi secara rahasia setiap 2,4 juta tahun sekali, memainkan peran penting dalam perubahan iklim global.
Mengutip Indy100, Nature.com, & ScienceAlert, Selasa (19/3), Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Komunikasi Alam, para peneliti menganalisis data sedimen laut dalam dari ratusan lokasi di seluruh dunia.
Mereka menemukan bahwa arus laut dalam mengalami perubahan signifikan sesuai dengan siklus 2,4 juta tahun tersebut yang dipengaruhi oleh interaksi orbit antara Bumi dan Mars.
Profesor Adriana Dutkiewicz dari Universitas Sydney menjelaskan bahwa penemuan ini mengungkapkan sebuah siklus astronomi besar yang terjadi karena resonansi antara orbit Bumi dan Mars.
Hal tersebut menyebabkan pergeseran dalam eksentrisitas orbit planet-planet di Tata Surya yang pada gilirannya memengaruhi jumlah radiasi matahari yang diterima Bumi dan berkontribusi pada perubahan iklim.
“Kami terkejut menemukan siklus 2,4 juta tahun ini dalam data sedimen laut dalam kami. Hanya ada satu cara untuk menjelaskannya, terkait dengan siklus interaksi Mars dan Bumi yang mengorbit Matahari,"
ujar Profesor Adriana Dutkiewicz.
Menariknya, periode iklim yang lebih hangat berkorelasi dengan aktivitas arus laut dalam yang lebih kuat, tercermin dalam pecahan sedimen laut dalam secara lebih teratur.
Temuan tersebut memberikan pandangan baru tentang peristiwa-peristiwa iklim masa lalu, seperti periode suhu maksimum Paleosen-Eosen sekitar 56 juta tahun yang lalu.
Studi ini juga menentang teori yang menunjukkan bahwa pemanasan global dapat menyebabkan lautan dalam menjadi lebih stagnan.
Dutkiewicz dan rekan-rekannya menegaskan bahwa data mereka menunjukkan sebaliknya, lautan yang lebih hangat memiliki sirkulasi dalam yang lebih kuat, sehingga dapat membantu menjaga lautan agar tidak stagnan.
Meskipun temuan ini memberikan wawasan yang berharga tentang dinamika iklim Bumi yang kompleks, penting untuk diingat bahwa siklus 2,4 juta tahun ini tidak berkaitan dengan pemanasan global yang disebabkan oleh aktivitas manusia.
Hal tersebut menekankan pentingnya mengurangi emisi gas rumah kaca untuk mengatasi tantangan iklim saat ini.
Walau demikian, peneliti berharap bahwa penemuan mereka akan membantu memperbaiki pemodelan iklim, sehingga kita dapat lebih siap menghadapi masa depan yang penuh ketidakpastian.