Profil
Petrus Josephus Zoetmulder
Petrus Josephus Zoetmulder adalah seorang sastrawan Jawa kelahiran Utrecht, 29 Januari 1906. Pria yang akrab disapa Piets ini memulai karirnya ketika ia berkeinginan untuk mendedikasikan dirinya sebagai pastur.
Saat itu, ia baru berumur 17 tahun dan bercita-cita untuk menjadi calon imam Yesuit dua tahun setelahnya. Tidak main-main dengan cita-citanya, Piets masuk Seminari Menengah yang ada di Jogjakarta.
Semenjak menekuni filsafat, pastur yang membimbingnya di Novisiat Serikat Yesus, J. Willekens S.J mengkomandonya untuk belajar bahasa Jawa Kuna. Predikat cum laude langsung diraihnya begitu ia melakoni apa yang dikomandokan sang pastur.
Lulus dari Seminari Menengah, Piet melanjutkan pendidikannya di Universitas Leiden, Belanda. Di sana, ia belajar mengenai sejarah Jawa dan Purbakala. Tak hanya belajar sejarah, ia juga belajar ilmu teologi dan mendalami pendidikan rohani di Belgia sebelum akhirnya ia memutuskan untuk kembali ke tanah Jawa.
Di jaman pendudukan Jepang, pada tahun 1942, guru besar Universitas Gajah Mada ini sempat ditangkap dan dibui. Namun, bukan Piet namanya jika ia tidak membaca buku untuk mengais ilmu lebih dalam. Ia membawa buku dan pena dalam penjara untuk melakukan penelitian tata bahasa Jawa Kuno dari buku Adiparwa suntingan Dr. H.H. Juynboll dan sebuah kamus bahasa Jawa karangan Gericke-Roorda.
Kecerdasan Piet sedari kecil rupanya memang telah dirasakan ibunya yang merupakan seorang pianis kenamaan, Catharina Noelege. Terbukti pada tahun 1955, ia diangkat sebagai Guru Besar Tetap Fakultas Sastra UGM.
Piet meninggal pada tanggal 8 Juli 1995 di pastoran Kemetiran, Jogjakarta. Ia dimakamkan di pemakaman yang ada di salah satu gereja Muntilan, Magelang. Semasa hidupnya, Piet banyak menelurkan karya-karya yang berhasil dipublikasikan di samping beberapa karyanya yang tak bisa dipublikasikan.
Riset dan analisa oleh Atiqoh Hasan