Alasan JK Baru Terbuka Dukung Anies-Cak Imin: Dulu Saya Netral Untuk Menjaga Kalau Ada Masalah
Menurut Jusuf Kalla, sosok Anies adalah seorang yang baik
Namun saat melihat situasi peta perpolitikan 2024, JK mengaku tidak bisa tidak diam dan harus menentukan pilihan.
Alasan JK Baru Terbuka Dukung Anies-Cak Imin: Dulu Saya Netral Untuk Menjaga Kalau Ada Masalah
Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla sudah menetapkan pilihan untuk mendukung pasangan nomor urut satu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) di Pilpres 2024.
Hal ini menjadi kejutan, sebab JK kerap memposisikan diri berada di tengah saat kontestasi pesta demokrasi.
“Dulu saya ini netral, netral dalam arti kata punya pilihan sendiri. Terus terang kenapa (netral)? untuk menjaga kalau ada masalah saya bisa masuk ke mana-mana,” jelas pria karib disapa JK ini saat ikut Muhaimin Iskandar berkampanye di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (10/1/2024).
JK menjelaskan, posisinya yang kerap berada di tengah demi menjaga hubungan pertemanan yang baik dengan semua pihak, seperti Megawati dan juga Prabowo Subianto. Namun saat melihat situasi peta perpolitikan 2024, JK mengaku tidak bisa tidak diam dan harus menentukan pilihan.
“Melihat keadaan ini ya sudahlah sekalian saja,” tegas JK.
Menurut JK, sosok Anies adalah seorang yang baik. Dia menilai, mencari dan memilih pemimpin haruslah sesuai yang ilmu dan keyakinan yang diajarkan oleh Rasullullah Nabi Muhammad S.A.W.
“Kalau tabligh siapa yang terbaik? Anies. Kalau yang cerdas siapa? Anies. Yang paling amanah? Anies. Paling jujur siapa? Anies. Nah, itu aja pegangannya. Karena kita kan harus mengikuti ilmu Rasulullah,
JK menandasi.
JK lalu menyinggung untuk tidak memilih sosok pemimpin yang sulit mengendalikan emosi dan kerap marah-marah.
Dia meyakini, negara bisa tidak stabil bila memiliki pemimpin yang tempramental.
“Kalau kawan kita yang satu itu marah terus, bagaimana kira-kira negara dipimpin oleh orang yang suka marah? Bagaimana kira-kira kalau dia berdebat dengan kepala negara lain? bisa ditonjok kepala negara lain,” canda JK.
“Jadi, harus hati-hati memilih pemimpin,” saran JK menandasi.