Anies Tanya Putusan MK Langgar Etik Berat, Prabowo Bilang 'Kalau Rakyat Tidak Suka Enggak Usah Pilih Kami'
Menurut Prabowo, berdasarkan tim pakar hukum yang mendampinginya, dari segi hukum putusan MK tersebut tidak bermasalah.
Menurut Prabowo, berdasarkan tim pakar hukum yang mendampinginya, dari segi hukum putusan MK tersebut tidak bermasalah.
Anies Tanya Putusan MK Langgar Etik Berat, Prabowo Bilang 'Kalau Rakyat Tidak Suka Enggak Usah Pilih Kami'
Debat perdana capres masih berlangsung dengan sesi masing-masing capres bertanya kepada lawannya. Dalam sesi ini, capres nomor urut 1, Anies Baswedan mendapat giliran pertama bertanya kepada capres nomor urut 2, Prabowo Subianto.
Anies menanyakan perasaan Prabowo mendengar putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait syarat batas usia capres dan cawapres terjadi pelanggaran etik berat berdasarkan putusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK).
Prabowo merespons pertanyaan Anies tersebut.
Menurut Prabowo, berdasarkan tim pakar hukum yang mendampinginya, dari segi hukum putusan MK tersebut tidak bermasalah.
Prabowo mengatakan, masalah yang dianggap melanggar etik juga sudah diambil tindakan oleh MKMK. Oleh sebab itu, menurut Prabowo, keputusan MK terkait batas usia capres dan cawapres tersebut sudah final dan mengikat.
"Intinya adalah bahwa keputusan itu final dan tidak dapat dirubah dan saya yak laksanakan," ujar Prabowo.
"Dan kita ini bukan anak kecil Mas Anies, Anda juga paham sudahlah sekarang begini, intinya rakyat yang putuskan, rakyat yang menilai kalau rakyat tidak suka Prabowo dan Gibran enggak usah pilih kami saudara-saudara dan saya tidak takut tidak punya jabatan Mas Anies
"Sorry yah, sorry yah. Mas Anies, Mas Anies saya tidak punya apa-apa saya sudah siap mati untuk negara ini," jawab Prabowo.
Anies lantas menyinggung fenomena orang dalam (ordal) menanggapi pernyataan Prabowo tersebut. Menurut Anies, fenomena orang dalam dalam sejumlah segi kehidupan saat ini terutama proses rekrutmen guru hingga kesebelasan sepak bola.
"Fenomena ordal ini menyebalkan di seluruh Indonesia kita menghadapi fenomena ordal. Mau ikut kesebelasan ada ordalnya, mau masuk jadi guru ordal, mau daftar sekolah ada ordal, mau dapat tiket ada ordal, ada ordal di mana-mana yang membuat meritokratif enggak berjalan," kata Anies.
"Yang membuat etika luntur dan ketika fenomena ordal itu bukan hanya di masyarakat tapi diproses yang paling puncak terjadi ordal maka rakyat kebanyakan dan ini saya rasakan beberapa guru berjumpa dengan saya dan mereka mengatakan pak di tempat kami pengkatan guru-guru itu mendasarkan ordal. Kalau tidak ada ordal enggak bisa jadi guru, endak bisa diangkat lalu apa jawabannya atasan saya bilang wong yang di Jakarta aja pakai ordal kenapa kita di bawah tidak boleh pakai ordal," imbuh Anies.
Prabowo menegaskan, kekuasaan tertinggi saat ini adalah rakyat. Prabowo mengaku bersedia untuk dihukum jika berkhianat.
"Mas Anies, dalam demokrasi, kekuasaan tertinggi ada di rakyat. Hakim tertinggi ada di rakyat. 14 februari, rakyat mengambil keputusan. Kalau kami berkhianat, rakyat yang menghukum kami!" tutur Prabowo menanggapi Anies.