Barisan Para Jenderal TNI-Polri Bersatu Antar Prabowo-Gibran ke KPU, Ini Profilnya
Keduanya, diantar oleh seluruh ketua umum partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Para jenderal tersebut mengawal Prabowo-Gibran saat ke KPU
Barisan Para Jenderal TNI-Polri Bersatu Antar Prabowo-Gibran ke KPU, Ini Profilnya
Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka resmi mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai Capres-Cawapres 2024. Keduanya, diantar oleh seluruh ketua umum partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Selain KIM, rupanya turut mengantar Prabowo-Gibran sejumlah jenderal TNI-Polri guna memberikan dukungan.
"Tadi saya juga ucapkan terimakaish kepada tokoh-tokoh nasional, senior-senior yang hadir,"
kata Prabowo kepada relawannya di depan KPU, Jakarta Pusat, Rabu (25/10).
merdeka.com
Kemudian, Prabowo menyebutkan satu per satu barisan jenderal yang turut mengantarnya daftar ke KPU.
"Hadir Jenderal Wiranto, Marsekal TNI (Purn) Imam Sufaat. Ada tiga mantan Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis, Jenderal Polisi Sutarman dan Jenderal Polisi Sutanto," ungkap Prabowo.
Berikut profil deretan para Jenderal antar Prabowo-Gibran ke KPU:
Jenderal Wiranto
Jenderal Wiranto (lahir 4 April 1947) merupakan Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) terakhir sekaligus pendiri Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) pada tanggal 21 Desember 2006.
Karier Wiranto kian tak bergeming saat ABRI memberi kepercayaan kepadanya menjadi Ajudan Presiden RI selama 4 tahun (1989-1993). Setelah menjadi ajudan presiden, karier militer Wiranto kian moncer ketika dia dipromosikan menjadi Kasdam Jaya, Pangdam Jaya, Pangkostrad, hingga menjadi KSAD.
Pada bulan Maret 1998, Presiden Soeharto kembali menunjuk Wiranto, kali ini untuk menjadi Pangab (kini disebut Panglima TNI) saat terjadi pergantian pucuk kepemimpinan nasional dari Presiden Soeharto ke Presiden BJ Habibie.
Posisi Wiranto ini tetap dipertahankan hingga era Presiden BJ Habibie. Kemudian, Wiranto kemudian melaju sebagai kandidat presiden pada 2004 bersama Salahuddin Wahid.
Semasa hidupnya, Wiranto seringkali menduduki posisi penting dalam karirnya di beberapa bidang seperti militer, pemerintahan, politik, bahkan organisasi kemasyarakatan.
Karir Militer
1989–1993, Ajudan Presiden Republik Indonesia
1993, Kepala Staf Kodam Jayakarta
1994, Panglima Kodam Jayakarta
1996, Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad)
1997, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad)
1998, Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Panglima ABRI)
1999, Panglima Tentara Nasional Indonesia (Panglima TNI)
Karir Pemerintahan
1998–1999, Menteri Pertahanan Keamanan
1999–2000, Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan
2016–2019, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan
2019, Ketua Dewan Pertimbangan Presiden
Marsekal TNI (Purn) Imam Sufaat
Marsekal TNI (Purn) Imam Sufaat (lahir 27 Januari 1955) merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) 1978 yang memulai karirnya di militer sebagai Wing Operasi 002 Kopatdara sebagai penerbang tempur pada 1979.
Ia merupakan Pati TNI AU yang pertama kali mendapat brevet Denjaka. Brevet kehormatan itu ia peroleh saat menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) ke-18.
Karir Sufaat disebut moncer, berikut adalah rekam jejak karir purnawirawan Imam Sufaat.
1979, Wing Operasi 002 Kopatdara sebagai penerbang tempur
1980, Wing 300 Kohanudnas
1985, Kasi Ops Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi
1989, Komandan Flight Latihan Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi
i
1990, Kadisops Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi
1993, Kasi Lambangja Disops Lanud Iswahjudi
1994, Komandan Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi
1995, Komandan Skadron Pendidikan 103 Lanud Adisutjipto
1996, Kadisops Lanud Pekanbaru
1997, Atase Pertahanan Urusan Udara KBRI London
1998, Wakil Komandan Lanud Pekanbaru
2000, Komandan Lanud Supadio, Pontianak
2002, Paban III Lat Staf Operasi Angkatan Udara (Sopsau)
2003, Komandan Lanud Iswahjudi Madiun
2006, Wakil Asisten Operasi (Waasops) Kasum TNI
2007, Gubernur AAU
2008, Panglima Komando Operasi Angkatan Udara (Pangkoopsau) I
2009, Wakil Kepala Staf Angkatan Udara
2009, Kepala Staf Angkatan Udara
Jenderal (Purn) Polisi Sutarman
Sutarman (lahir 5 Oktober 1957) memulai karirnya sebagai polisi pada 1982 setelah ia lulus dari Akademi Kepolisian dengan predikat lulusan terbaik pada 1981.
Purnawirawan Polri satu ini pernah mengemban amanah sebagai Kapolri tahun 2013-2015 di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sutarman resmi menjabat sebagai Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) menggantikan Jenderal Pol Timur Pradopo.
Jabatan nomor satu di Korps Bhayangkara ini diembannya usai menjalani pelantikan yang dipimpin langsung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Istana Negara, Jumat 25 Oktober 2013.
Karir Sutarman:
Kabareskrim Mabes Polri
Kapolwiltabes Surabaya
Kapolda Kepri
Kaselapa Lemdiklat Polri
Kapolda Jabar
Kapolda Metro Jaya
Ajudan Presiden RI pemerintahan Abdurrahman Wahid
1981, Staf Lalu Lintas di Polres Bandung,
1982, Kepala Polsek Dayeuhkolot, Resor Bandung
1983, Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Sumedang, Jawa Barat
Jenderal (Purn) Polisi Idham Aziz
Jenderal Polisi (Purn.) Idham Azis, (lahir 30 Januari 1963) adalah seorang purnawirawan Polri yang menjabat sebagai Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia sejak bulan November 2019 hingga Januari 2021, menggantikan Tito Karnavian.
Idham berpengalaman dalam bidang reserse. Sebelum menjadi Kapolri, dia menjabat sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal Polri. Idham pernah memimpin Tim Bareskrim dalam misi melumpuhkan gembong teroris Dr Azahari di Batu, Jawa Timur pada 2005.
Sementara itu, Idham tercatat pernah menduduki jabatan penting selama ia berkarir.
2005, Wakil Ketua Satgas Bareskrim Poso
2014, Kapolda Sulawesi Tengah
2016, Kadiv Propam Mabes Polri
2017, Kapolda Metro Jaya
2019, Kepala Bareskrim Polri
2019, Kapolri
Jenderal (Purn) Polisi Sutanto
Jenderal Polisi (Purn) Sutanto (lahir 30 September 1950) memiliki kiprah yang bersinar di karir kepolisiannya. Sepak terjangnya dalam menumpas segala bentuk perjudian dan premanisme tidak perlu diragukan.
Lulusan Akabri tahun 1973 ini pernah menjabat sebagai Kepala Badan Intelijen Negara Indonesia sejak 22 Oktober 2009 hingga 19 Oktober 2011. Sebelumnya, ia mengemban sebagai Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia sejak 8 Juli 2005 hingga 30 September 2008.
Rekam jejak:
1973–1975, Pamapta Konwiko 74 Jakarta Selatan PMJ
1978–1980, Kapolsek Metro Kebayoran Lama PMJ
1980, Kapolsek Metro Kebayoran Baru PMJ
1991–1992, Kapolres Sumenep Polda Jatim
1992–1994, Kapolres Sidoarjo Polda Jatim
1994–1995, Paban Asrena Polri
1995–1998, Ajudan Presiden Soeharto
1998–2000, Wakapolda Metro Jaya
2000, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sumatera Utara
2002–2005, Kalemdiklat Polri
2005, Kepala Badan Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Narkotika Nasional
2005–2008, Kapolri
2009, Komisaris Utama PT Pertamina
2009–2011, Kepala Badan Intelijen Negara Indonesia
2011–2019, Komisaris Independen MNC Group