Cak Imin: Saya Bersama Tom Lembong Siap Hadapi Luhut
Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menghadiri acara Rapat Umum Rakyat Yogyakarta di Purawisata, Kota Yogyakarta, Senin (29/1).
Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menghadiri acara Rapat Umum Rakyat Yogyakarta di Purawisata, Kota Yogyakarta, Senin (29/1).
Cak Imin: Saya Bersama Tom Lembong Siap Hadapi Luhut
Ketua Umum PKB ini didampingi co-captain Timnas AMIN Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong.
Saat melakukan orasi politik di depan ratusan pendukungnya, Cak Imin sempat memperkenalkan Tom Lembong. "Ini mengambil baru yang baik. Yang lebih baik, yang akan datang. Namanya Tom Lembong. Lebih dikenal sebagai Opa Tom Lembong," kata Cak Imin.
Cak Imin menerangkan dirinya dan Tom Lembong sedang bersiap menghadapi Opung. Opung yang dimaksudnya adalah Menko Marvest Luhut Binsar Pandjaitan.
"Jadi saya sama Pak Tom lagi siap-siap ngadepi Opung," kata Cak Imin.
Cak Imin pun siap untuk datang. Dia berencana akan mengajak Tom Lembong untuk melihat langsung ke Morowali.
Dalam orasinya ini, Cak Imin sempat menyinggung tentang nikel dan pengelolaan tambang di Indonesia. Hal ini disinggung Cak Imin sebagai respons tanggapan dari tantangan Luhut untuk datang menengok langsung ke Morowali.
"Nanti kita lihat. Bisa nggak (ikut) ini Pak Tom? Insyaallah. Insyaallah," ucap Cak Imin.
Cak Imin juga sempat menyinggung tentang debat cawapres. Dia menuturkan ada salah satu paslon yang meminta tolong ke Luhut usai kalah debat.
"Ya bagaimana? Kalah debat minta tolongnya sama Opung. Ini kan ga karu-karuan," ungkap Cak Imin.
Cak Imin bersama Tom Lembong juga berencana akan menemui Luhut untuk mengajak adu data tentang pertambangan di Indonesia.
"Saya sama Pak Tom Lembong lagi siap-siap menghadapi Opung (Luhut Binsar Pandjaitan). Saya hari-hari ini mau ketemu Pak Luhut, katanya mau ngadu data," kata Cak Imin.
"Apakah benar data jumlah tambang-tambang kita maslahat dan mudharatnya gak imbang? Tahu maslahat dan mudharatnya gak? Jangan-jangan Opung gak ngerti," sambungnya.
Cak Imin menanyakan apakah tambang Nikel yang digadang-gadang itu lebih banyak maslahat atau mudharatnya? Cak Imin menilai tambang nikel justru banyak mudharatnya.
"Maslahat itu manfaat. Mudharat itu bahayanya. Contoh Nikel, gak usah ngomong batubara. Itu masa lalu yang suram," ucap Cak Imin.
"Nikel ini beberapa tahun terakhir dikelola habis-habisan sampai dieksplore. Harga nikel jadi ambles. Gak sabar soalnya. Pembangunan butuh keadilan. Jangan kamu perkosa alam," lanjut Cak Imin.
Cak Imin menambahkan jika keadilan yang dimaksud adalah keadilan antar generasi. Jangan sampai tidak memikirkan generasi berikutnya.
"Anak putu dipikirke. Ternyata hasil analisa tambang nikel kita cuma tinggal 15 tahun. Nek wes diangkut metu kabeh (Kalau sudah ditambang dan diekspor semua) suatu hari butuh nikel kita harus mengimpor dari negara lain. Itu namanya mudharat," tegas Cak Imin.