Begini Strategi Pemerintaha Prabowo-Gibran Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
Pada 2023, pasokan nikel Indonesia membanjiri 55 persen pasokan global dan diperkirakan naik menjadi 64 persen sepanjang 2024.
Wakil Ketua Tim TKN Prabowo-Gibran, Eddy Soeparno membeberkan strategi untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8 persen. Pemerintahan Prabowo-Gibran akan fokus mendorong hilirisasi nikel berkelanjutan sebagai upaya untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen. Ini karena Indonesia merupakan produsen terbesar sekaligus pemilik cadangan utama nikel dunia.
"Hilirisasi nikel secara berkelanjutan jadi salah satu fokus utama mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen," ujar Eddy di Jakarta, Senin (30/8).
Dia mengungkapkan, dari total 130 juta ton cadangan nikel dunia, sebanyak 55 juta ton atau setara 42 persennya tersimpan di Indonesia. Secara perhitungan ekonomi, ekspor nikel pada 2023, Indonesia mendapat Rp106,59 triliun.
Apalagi, industri pengolahan hasil tambang atau smelter nikel bermunculan di Indonesia seiring dengan larangan ekspor nikel mentah sejak 1 Januari 2020.
Pada 2023, pasokan nikel Indonesia membanjiri 55 persen pasokan global dan diperkirakan naik menjadi 64 persen sepanjang 2024.
Selain itu, fokus presiden terpilih Prabowo Subianto tidak hanya menjadikan hilirisasi nikel hanya untuk meningkatkan nilai tambah. Melainkan juga menjadi motor penggerak transisi energi melalui ekosistem kendaraan listrik.
“Indonesia berpotensi besar untuk memimpin pasar global hilirisasi nikel, termasuk baterai untuk kendaraan listrik. Ini sejalan dengan kebutuhan dunia terhadap kendaraan listrik,” kata Wakil Ketua Komisi Energi DPR ini.
Potensi Pasar Karbon Mencapai Rp4.000 Triliun
Dewan Pakar dan Penasihat Kebijakan Iklim TKN Prabowo-Gibran Ferry Latuhihin menambahkan, Indonesia memiliki kekayaan alam yang luar biasa. Dalam hitung-hitungannya, potensi nilai karbonnya bisa mencapai Rp3.000 triliun sampai Rp4.000 triliun.
Dengan ini, pemerintahan Prabowo-Gibran juga akan mengoptimalkan hilirisasi yang berkelanjutan untuk dekarbonisasi. Dia menekankan, strategi ini bukan hanya karena tuntutan global, namun juga manfaat nasional.
“Ekonomi hijau ini bukan hanya untuk memenuhi Paris Agreement, tapi jadi sources of income negara kita, kita harus kembali ke mother nature,” pungkasnya.