Pertumbuhan Ekonomi

Pemerintah juga perlu memperhatikan betul daya beli masyarakat.

Anggota Komisi VI DPR Firnando Hadityo Ganinduto mendukung peluncuran Danantara untuk mendorong investasi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif stabil dibandingkan negara berpengaruh lainnya.

Efisiensi anggaran Rp306,69 triliun di era Presiden Prabowo Subianto berdampak kompleks pada infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan.

Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pemerintah melihat perlu menggunakan produksi dalam negeri, yang asalnya dari manufaktur Indonesia.

BPS mencatat, konsumsi rumah tangga masih mampu tumbuh sebesar 4,94 persen  pada 2024 atau lebih tinggi dibanding pada 2023 hanya tumbuh 4,82 persen.

Amalia mengatakan bahwa data terkait penghematan ini baru dapat diperoleh lebih jelas pada rilis triwulan berikutnya.

Beberapa komoditas yang menjadi andalan ekspor Indonesia, mengalami kenaikan signifikan.

Menurut Airlangga, keberhasilan ini tidak lepas dari upaya keras seluruh pihak terkait, termasuk Bank Indonesia (BI), Kementerian Dalam Negeri.

PDB yang besar tidak serta-merta mencerminkan kesejahteraan masyarakat jika dilihat dari sisi PDB per kapita.

Capaian tersebut menegaskan ketangguhan industri nasional di tengah tantangan global.

Dalam upaya mewujudkan tujuan tersebut, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi 8 persen dalam lima tahun mendatang (2024-2029).

Transformasi yang dilakukan tidak hanya berhasil meningkatkan kinerja perusahaan, tetapi juga memberikan dampak signifikan bagi masyarakat.

Indonesia pernah mencapai tingkat pertumbuhan yang serupa pada era 1986-1987.

PT Mandiri Sekuritas memperkirakan bahwa pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) akan tetap stabil di sekitar 5,1 persen pada tahun 2025.

Sektor ekspor akan memainkan peran penting dalam mewujudkan tujuan tersebut.

Pemerintah terus berupaya menggenjot pertumbuhan ekonomi dari sisi belanja APBN, yang secara tren bakal meroket di kuartal IV.

Dana tersebut banyak dinikmati oleh pelaku UMKM yang belum tersentuh akses layanan perbankan.

Sri Mulyani menjelaskan, dari sisi komponen, konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 4,91 persen, sedikit lebih rendah dibandingkan kuartal II-2024.

Bank Indonesia komitmen menjaga inflasi sekaligus stabilitas dari nilai tukar rupiah.