3 Fakta Menarik Jatim Gerbang Nusantara Baru, Pusat Industri Modern hingga Penghasil Padi dan Susu Terbesar di Indonesia
Keberadaan Ibu Kota Nusantara (IKN) turut memberikan dampak baik bagi Provinsi Jawa Timur
Perpindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Penajam Paser Utara Kalimantan Timur turut memberikan dampak baik bagi Provinsi Jawa Timur.
Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Perak mencatat adanya kenaikan muatan pada jenis komoditas alat berat, kendaraan roda dua baru dan spare part yang dikirim dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya menuju Pelabuhan Semayang Balikpapan.
Mengutip data Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Perak, Jumat (23/8/2024), kenaikan rata-rata komoditas alat berat dan kendaraan roda dua baru serta spare partnya dari 2022 ke 2023 sebesar 20 persen. Sedangkan kenaikan rata-rata dari 2023 hingga Juli 2024 sebesar 53 persen.
Gerbang Nusantara Baru
Secara geografis, posisi Pelabuhan Tanjung Perak dengan IKN dekat. Pelabuhan Tanjung Perak juga merupakan pelabuhan terbesar kedua di Indonesia setelah Tanjung Priok. Aktivitas industri yang mendukung kegiatan pembangunan IKN juga banyak berasal dari Jawa Timur.
Keberadaan IKN juga berdampak pada kenaikan kunjungan kapal layar motor, kapal penumpang, dan Ro-Ro (roll-on/roll-off) dari Pelabuhan Tanjung Perak menuju Pelabuhan Semayang Balikpapan. Kenaikan rata-rata dari 2022 ke 2023 sebesar 53 persen, sedangkan kenaikan rata-rata dari 2023 hingga Juli 2024 sebesar 2 persen.
Mengutip situs Kominfo Jatim, keberadaan IKN berdampak positif pada sektor transportasi laut di wilayah Jawa Timur. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di Pelabuhan Tanjung Perak pada Tahun 2023 sebesar 7,07 persen.
"Sebelum ada IKN, rata-rata per hari hanya ada 1 kapal Ro-Ro (roll-on/roll-off) yang menuju ke Kalimantan Timur, sedangkan setelah ada IKN, ada 2-3 kapal, begitu pun dengan kapal Cargo,” terang Kepala Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Perak Surabaya, Agustinus Maun, Jumat (9/8/2024), dikutip dari situs Kominfo Jatim.
Kawasan Industri
Provinsi Jawa Timur memiliki 12 kawasan industri yang dilengkapi sarana dan prasarana penunjang. Tujuan pembangunan kawasan industri yakni untuk mempercepat penyebaran dan pemerataan pembangunan industri dan meningkatkan upaya pembangunan industri yang berwawasan lingkungan.
Selain itu, keberadaan kawasan industri juga meningkatkan daya saing investasi dan daya saing industri, serta memberikan kepastian lokasi sesuai tata ruang.
Mengutip situs Kominfo Provinsi Jatim, berikut daftar kawasan industri di Jawa Timur:
- Central Industrial Park Sidoarjo
- Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) Gresik
- Kawasan Industri Gresik
- Kawasan Industri Safe N Lock Sidoarjo
- Kawasan Industri Sidoarjo
- Kawasan Industri SiRIE Sidoarjo
- Kawasan Industri Tuban
- Maspion Industrial Estate Gresik
- Ngoro Industrial Park
- Pasuruan Industrial Estate Rembang
- Sidoarjo Industrial Estate Berbek
- Surabaya Industrial Estate Rungkut
Potensi Agro
Jawa Timur juga menduduki peringkat pertama di Indonesia sebagai sebagai penghasil beberapa komoditas agro. Mulai dari jagung, padi, hingga susu.
Pada tahun 2023, luas lahan panen padi di Jawa Timur mencapai 1.698.083,31 hektare yang menghasilkan 9.710.661,33 ton padi.
Mengutip data Kementerian Pertanian RI, sepanjang tahun 2018-2023, Provinsi Jawa Timur menyumbang rata-rata produksi padi nasional hingga 17,8 persen.
Selain menjadi penghasil padi terbesar di Indonesia, Jawa Timur juga menjadi urutan nomor wahid dalam produksi jagung, daging sapi, susu, telur, dan perikanan tangkap.