Ekonomi Indonesia Terbesar ke-8 Dunia dan Kalahkan Prancis, Menko Airlangga: Cukup Membanggakan
Menurut Airlangga, keberhasilan ini tidak lepas dari upaya keras seluruh pihak terkait, termasuk Bank Indonesia (BI), Kementerian Dalam Negeri.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto saat ditemui media, Jakarta, Selasa (3/12/2024). Menko Airlangga memberikan bocoran mengenai kenaikan PPN jadi 12%. (Ayu/Merdeka.com)
(©@ 2024 merdeka.com)Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto angkat suara terkait capaian Indonesia yang berhasil meraih posisi sebagai ekonomi terbesar ke-8 di dunia. Menurut dia, ini membuktikan bahwa perekonomin Indonesia lebih baik dibanding Itali dan Prancis.
"Ada juga yang cukup membanggakan, kalau dari segi Purchasing Power Parity (PPP) ekonomi Indonesia sudah masuk di nomor 8, itu lebih tinggi dari Itali, Prancis, dan ini suatu capaian yang baik," kata Airlangga dalam konferensi pers Hasil High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Pusat, di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (31/1).
Menurut Airlangga, keberhasilan ini tidak lepas dari upaya keras seluruh pihak terkait, termasuk Bank Indonesia (BI), Kementerian Dalam Negeri, serta kementerian lainnya yang berkolaborasi menjaga stabilitas ekonomi.
Salah satu pencapaian penting adalah pengendalian inflasi tahunan 2024 yang berhasil dipertahankan di level 1,57 persen (yoy). Menurutnya, hal tersebut sebuah capaian yang patut diapresiasi.
"Nah, tentu Indonesia harus menjaga tetap pertumbuhan ekonomi dan kita tahu kemarin kita bisa menjaga inflasi di 1,57 persen year on year dan terhadap capaian di tahun 2024, kami berterima kasih kepada Gubernur BI, Pak Menteri Dalam Negeri, dan seluruh kementerian yang bekerja keras agar ini bisa dicapai," ujarnya.
Tantangan Menjaga Pertumbuhan Ekonomi
Namun, Airlangga juga menekankan pentingnya menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di tengah berbagai tantangan yang datang, baik dari dalam maupun luar negeri. Dinamika ekonomi global yang terus berkembang menjadi faktor utama yang dapat memengaruhi arah perekonomian Indonesia ke depan.
Salah satu risiko yang dihadapi adalah volatilitas harga komoditas yang dapat memengaruhi daya beli masyarakat. Selain itu, tingginya tingkat suku bunga dan kebijakan perdagangan Amerika Serikat yang sering disebut "Trump 2.0" berpotensi menjadi tantangan bagi Indonesia.
Selain itu, ketahanan pangan dan energi juga menjadi isu yang perlu diwaspadai, terutama dengan adanya perubahan iklim yang semakin nyata. Proyeksi ekonomi global untuk tahun 2025 pun diperkirakan hanya akan tumbuh sekitar 3,2 persen, di bawah rata-rata historis.
Oleh karena itu, Indonesia harus terus memperhatikan dan mengantisipasi perkembangan tersebut agar tetap bisa menjaga pertumbuhan ekonomi yang stabil.
"Nah, ini yang perlu kita perhatikan, terutama ini proyeksi ekonomi global tahun 2025 itu diperkirakan sekitar 3,2 persen di bawah rata-rata historis," ujarnya.
Indonesia Jadi Negara Ekonomi Terbesar ke-8 di Dunia
Berdasarkan data peringkat ekonomi negara yang diterbitkan Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF), Indonesia berhasil meraih posisi yang mengesankan sebagai ekonomi terbesar ke-8 di dunia berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) yang disesuaikan dengan paritas daya beli (PPP) pada tahun 2024.
Tercatat, hasilnya China menjadi negara diposisi pertama dengan capaian PBD senilai USD 37,07 Triliun atau setara Rp 600 Kuadriliun (1 USD=Rp16,188.2 ).
Kemudian posisi kedua, ada Amerika Serikat dengan capaian PDB sebesar USD 29,17 triliun atau setara Rp472,2 Kuadriliun. Negeri paman Sam kali ini kalah dari Cina.
Untuk posisi ketiga, adalah India dengan capaian PDB sebesar USD 16,02 triliun atau setara Rp259,3 kuadriliun. Keempat, Russia capaian PDB-nya mencapai USD 6,91 triliun atau setara Rp111,8 kuadriliun.
Kelima, Jepang capaian PDB senilai USD6,57 triliun atau setara Rp106,3 kuadriliun. Keenam, Jerman capaian PDB-nya mencapai USD6,02 triliun atau setara Rp97,4 kuadriliun.
Ketujuh, Brazil capaian PDB-nya mencapai USD4,7 triliun atau setara Rp 76 kuadriliun. Kedelapan, Indonesia capaian PDB-nya senilai USD 4,66 triliun atau setara Rp75,4 kuadriliun sama dengan Brasil.
Kesembilan, Prancis capaian PDB senilai USD 4,36 triliun atau setara Rp70,5 kuadriliun. Kemudian di posisi kesepuluh, United Kingdom (UK) capaian PDB-nya mencapai USD 4,28 triliun atau setara Rp69,2 kuadriliun.