Israel Tolak Kembalikan Jasad Yahya Sinwar
Sejumlah laporan yang belum terkonfirmasi menyebut Hamas meminta jasad Yahya Sinwar dikembalikan.
Seorang pejabat Israel dengan tegas menolak mengembalikan jasad mantan pemimpin Hamas Yahya Sinwar sebagai bagian dari pertukaran tawanan dalam rencana kesepakatan gencatan senjata.
"Itu tidak akan terjadi. Titik," kata si pejabat, seperti dikutip the Times of Israel menyusul laporan yang menyebut Hamas meminta jasad Sinwar dalam negosiasi gencatan senjata.
Media Saudi Al-Hadath sebelumnya memberitakan laporan yang belum terkonfirmasi yang menyebut kelompok Hamas menginginkan jasad Sinwar sebagai bagian dari tahap awal rencana gencatan senjata. Sinwa yang menggantikan Ismail Haniyeh sebagai pemimpin Biro Politik Hamas, gugur pada 18 Oktober saat bertempur melawan pasukan Israel. Bertentangan dengan klaim Israel yang menyebut dia bersembunyi bersama tawanan, Sinwar justru syahid sampai titik darah penghabisan sebagaimana rekaman video drone Israel yang tersebar luas kala itu.
Sementara itu Hamas mengumumkan ada kemajuan dalam pembicaraan gencatan senjata bersama Qatar dan Mesir. Pernyataan dari Hamas mengungkapkan ada optimisme dalam negosiasi untuk mengakhiri perang di Gaza dan pertukaran tawanan dengan Israel. Perwakilan senior Hamas dipimpin oleh Muhammad Darwish bertemu dengan Emir Qatar Sheikh Tamim Bin Hamad Al Thani di Doha untuk mengkaji perkembangan terbaru ini.
Dilansir Middle East Monitor, Selasa (14/1), seorang pejabat Palestina yang berbicara kepada Al Mayadeen mengatakan sejumlah hambatan yang selama ini menghalangi tercapainya kesepakatan gencatan senjata telah diselesaikan. Namun, Hamas berkeras perang harus dihentikan permanen dan Israel menarik mundur semua pasukannya dari Jalur Gaza sebagai syarat kesepakatan gencatan senjata.
Israel juga berkeras meminta pembubaran Hamas sebagai syarat dihentikannya perang di Gaza.