Israel Klaim Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Tewas di Gaza, Bertempur Sampai Titik Darah Penghabisan
Militer Israel kemarin memastikan pemimpin Hamas Yahya Sinwar tewas dalam pertempuran di Rafah, selatan Gaza.
Israel mengatakan pasukannya membunuh pemimpin Hamas Yahya Sinwar di Gaza.
Pemerintah Israel dan militer kemarin memastikan Yahya Sinwa tewas dalam pertempuran yang berlangsung di Rafah, selatan Gaza.
Sejauh ini Hamas belum berkomentar atas klaim Israel.
"Setelah merampungkan proses identifikasi mayatnya, bisa dipastikan Yahya Sinwar sudah tewas," kata militer Israel, seperti dilansir Aljazeera, Kamis (17/10).
"Puluhan operasi militer dan ISA (Shin Bet, badan intelijen Israel) selama setahun terakhir dan beberapa pekan terakhir di kawasan tempat dia tewas menghalangi pergerakan Yahya Sinwar hingga dia diburu dan akhirnya tewas."
Militer Israel dan polisi melakukan pemeriksaan DNA untuk memastikan identitas Sinwar setelah mengatakan pasukan mereka membunuh tiga orang di Gaza.
Dalam sebuah video, Perdana Menteri ISrael Benjamin Netanyahu mengatakan tewasnya pemimpin Hamas bukanlah akhir dari perang Israel di Gaza dan pasukannya akan terus bertempur hingga seluruh tawanan dibebaskan.
Tidak ada tanda-tanda tawanan
Menteri Luar Negeri Israel Katz mengirimkan pesan kepada para sejawatnya di seluruh dunia berisi kabar tewasnya Sinwar.
"Tewasnya Sinwar membuka peluang segera dibebaskannya tawanan dan membuka arah perubahan yang berujung pada kondisi Gaza yang baru--tanpa Hamas dan tanpa kendali Iran," kata Katz dalam pesannya.
Sinwar, 62 tahun, menjadi sosok yang paling dicari Israel sejak peristiwa serangan Hamas 7 Oktober tahun lalu di selatan Israel.
Sinwar menjadi pemimpin Hamas setelah pemimpin sebelumnya Ismail Haniyeh dibunuh Israel di Teheran pada 31 Juli lalu.
Militer Israel mengatakan dalam operasi di Gaza Rabu lalu, "tiga teroris tewas" dan militer serta Shin Bet sedang memeriksa kemungkinan salah satu yang tewas adalah Yahya Sinwar.
"Di dalam bangunan tempat teroris tewas, tidak ada tanda-tanda keberadaan tawanan."
Operasi militer itu dilaporkan terjadi di kawasan Tal al-Sultan di Rafah, selatan Gaza.
Militer Israel mengatakan kepada Axios, peristiwa Rabu lalu itu terjadi secara "kebetulan" dan bukan berdasarkan informasi intelijen.