Anwar Ibrahim Ungkap Malaysia Berduka Atas Syahidnya Yahwa Sinwar, Kecam Kebiadaban Israel
Yahya Sinwar gugur pada Rabu (16/10) setelah bertempur di garda depan melawan pasukan penjajah Israel.
Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim menyampaikan belasungkawa atas syahidnya pemimpin Hamas Yahya Sinwar. Sinwar terbunuh saat bertempur di garda depan dengan pasukan penjajah Israel di Rafah, Gaza selatan, pada Rabu (16/10).
"Malaysia berduka atas kehilangan seorang sosok pejuang dan pembela rakyat Palestina, Al Syahid Yahya Sinwar yang dibunuh (dengan) ganas oleh rezim biadab Zionis," tulisnya di akun resmi X-nya, Sabtu (19/10).
Kematian Sinwar diumumkan pemerintah Israel pada Kamis (17/10). Hamas mengonfirmasi syahidnya Sinwar pada Jumat (18/10).
Dalam cuitannya, Anwar Ibrahim juga mengkritik komunitas dunia yang gagal dalam menghentikan kebengisan Israel di Gaza, dan kini situasi justru semakin memburuk.
"Sekali lagi komunitas antarbangsa gagal memperjuangkan serta memastikan keamanan dan keadilan ditegakkan lantas memperburuk situasi konflik," ujarnya.
Dia juga mengatakan, Malaysia mengutus keras pembunuhan Sinwar.
"Malaysia mendesak agar kebiadaban Israel disanggah komunitas antarbangsa dan betapa pembantaian terus menerus warga Palestina mesti segera dihentikan," tegasnya.
Syahid atau Menang
Sinwar gugur saat melawan pasukan penjajah Israel. Di detik-detik terakhirnya, dengan satu tangan yang terputus, Sinwar berusaha melempar drone pengintai Israel yang terbang mendekatinya dengan sebatang kayu. Wajahnya tertutup keffiyeh dan duduk di atas sebuah sofa di dalam sebuah rumah yang hancur.
Video yang dibagikan militer Israel tersebut viral di media sosial. Sosok Sinwar yang berjuang sampai saat-saat terakhir hidupnya itu menuai banyak simpati dan pujian.
Hamas dalam pernyataannya mengatakan, syahidnya Sinwar tidak akan meredupkan semangat perlawanan mereka terhadap penjajah Israel.
"Penjahat musuh ini (Israel) delusi jika berpikir dengan membunuh para pemimpin-pemimpin hebat kami seperti Sinwar, (Ismail) Haniyeh, (Hassan) Nasrallah, Al-Arouri dan lainnya, dia bisa memadamkan api perlawanan atau menyurutkan kami. Sebaliknya, hal ini akan terus berlanjut dan meningkat hingga tujuan sah rakyat kita tercapai," jelas Hamas.
"Syahid adalah keinginan terbesar para pemimpin kami, dan darah mereka akan menjadi suluh yang menerangi jalan pembebasan dan menjadi api yang membakar para penjajah," jelasnya.
"Ini adalah jihad untuk kemenangan atau syahid," tutupnya.