Ditekan AS & Diancam Barat karena Bela Palestina, Nyali PM Malaysia Anwar Ibrahim Semakin Menjadi-jadi Beberkan Dosa Israel
PM Malaysia sering dapat ancaman dari barat karena sikap pro Palestina. Padahal ia berhasil ungkap kejahatan dan dosa Israel kepada Palestina.
Perdana Menteri (PM) Malaysia, Datuk Seri Anwar Ibrahim belum lama ini mengemukakan argumennya terhadap genosida yang terjadi di Gaza pada event Eastern Economic Forum, Rusia bersama Presiden Putin dan Menlu China, Wang Yi.
Meski banyak narasi muncul dan seakan menyudutkan Palestina akibat serangan 7 Oktober, baginya hal tersebut tidak bisa dibuat kesimpulan.
Baginya, Israel telah memulai lebih dulu beragam kejahatan kepada Palestina ketimbang mengkambinghitamkan peristiwa 7 Oktober lalu.
Datuk Seri Anwar Ibrahimmtak sependapat dengan klaim dunia barat yang menyebut genosida israel dimulai sejak peristiwa 7 Oktober.
Menurutnya, kejadian sudah ada sejak peristiwa Nakba 1948 di Palestina.
Lebih lanjut, ia berpendapat bahwa Israel telah menolak resolusi PBB dan melakukan pembiaran terhadap kejahatan yang terjadi di Tepi Barat oleh pemukim Yahudi.
Sosoknya memang kerap dianggap kontroversial oleh dunia barat. Terlebih sikapnya yang pro Palestina dan mengutuk Israel.
Beberapa kali ia sempat diancam karena pendiriannya terhadap Palestina dan menolak Hamas sebagai kelompok teroris.
Ditekan AS & Diancam Barat
Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Anwar Ibrahim mengaku mendapat banyak ancaman usai memberikan dukungan kepada Palestina.
“Saya telah menerima banyak ancaman dan saya katakan kepada mereka, Anda telah memilih orang yang salah. Selama saya mendapat kepercayaan masyarakat, saya tidak akan menyerah pada ancaman seperti itu.
“Kami akan terus berjuang,” ujarnya saat berpidato di Reli Malaysia Stand with Palestine yang digelar di Axiata Arena Bukit Jalil pada 25 Oktober 2023.
Salah satu negara yang secara terang-terangan mengancam Malaysia adalah Amerika Serikat dan telah memanggil utusan Malaysia terkait sikap negeri jiran di konflik Israel-Palestina.
“Utusan Malaysia untuk Amerika Serikat dipanggil oleh pihak berwenang Amerika yang mempertanyakan sikap kami terhadap konflik tersebut, khususnya kekerasan yang dilakukan Israel di Gaza."
“Duta Besar kami dengan tegas menyatakan posisi kami,” ujarnya saat sesi tanya jawab Perdana Menteri di Dewan Rakyat, Selasa (31/10/2023) seperti dilaporkan oleh The Star.
Tekanan tersebut terjadi lantaran Malaysia dianggap menolak mengutuk tindakan Hamas dan mencap kelompok tersebut sebagai teroris.
“Saya diberitahu oleh Kementerian Luar Negeri bahwa Malaysia menerima demarke dari Kedutaan Besar AS pada 13 Oktober,” tambahnya.
Anwar menegaskan bahwa Malaysia akan tetap independen dan teguh dalam pertimbangan kemanusiaannya dan mengutuk pendudukan ilegal Israel di Palestina.
“Politik dan kekacauan tidak hanya dimulai bulan lalu namun telah berlangsung selama beberapa dekade sejak tahun 1948. Oleh karena itu, tidak masuk akal mengesampingkan kekerasan, invasi, dan kolonialisme Israel di wilayah Arab Palestina," tambahnya.
Anwar juga mengatakan Malaysia telah menerima kritik dari negara-negara pro-Israel, khususnya Amerika Serikat, karena bersimpati terhadap Gaza dan Palestina.
Pengamanan Anwar Ibrahim Diperketat Pasca Diancam Barat
Usai mendapat ancaman dari barat lantaran sikapnya yang pro Palestina dan mengutuk Israel, Anwar Ibrahim mendapat pengamanan ekstra.
Mengutip laman The Star, peningkatan pengamanan terhadap Anwar Ibrahim dikonfirmasi langsung Inspektur Jenderal Polisi Malaysia, Tan Sri Razarudin Husain, pada Kamis (26/10/2023).
Pihak kepolisian tidak akan berkompromi dengan hal-hal yang menyangkut keamanan Anwar.
"Keamanan Perdana Menteri adalah prioritas utama kami," ungkap Razarudin kepada Bernama.
Sebelumnya, Anwar mengungkapkan bahwa ia mendapat ancaman saat berpidato di acara 'Malaysia Berdiri Bersama Palestina' di Bukit Jalil, pada Selasa (24/10/2023).
Ada lebih dari 16 ribu warga Malaysia dari berbagai latar belakang berbondong-bondong menghadiri acara solidaritas itu.
Anwar mengatakan, dia telah menerima beberapa 'ancaman' dari negara-negara Barat — menyusul sikap, dukungan, dan komitmen Malaysia dalam membela hak-hak rakyat Palestina serta kritik yang dilontarkan terhadap pemerintah zionis Israel.
Cuma Penjajah yang Sebut Hamas Teroris
Anwar Ibrahim juga sempat melontarkan pernyataan menohok saat menanggapi tuduhan media internasional soal dirinya bersimpati dengan Hamas.
Secara sikap, Anwar menyatakan bahwa dirinya melihat Hamas sebagai sebuah bentuk kebebasan, bukan dari kacamata penjajah.
Dia juga menegaskan bahwa hanya penjajah yang memandang para pejuang kemerdekaan sebagai teroris. Baginya, Hamas sama sekali bukan dianggap sebagai kelompok teror.
Dalam pernyataanya di pertemuan bulanan Departemen Perdana Menteri Malaysia pada 18 Maret 2023, Anwar mengaku mendapat banyak tuduhan bahwa ia besimpati dengan Hamas. Namun ia tetap akan mengungkap kebenaran terkait genosida di Gaza.