Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata, Tapi Israel Tak Mau Akhiri Perang di Gaza
Negosiasi gencatan senjata berlangsung di Kairo, Mesir.
Negosiasi gencatan senjata berlangsung di Kairo, Mesir.
-
Apa isi perjanjian gencatan senjata Hamas dan Israel? 'Para sandera yang berasal dari keluarga yang sama akan ditempatkan dalam satu kelompok,' ujar Ansari. Dalam jangka waktu empat hari, Hamas diperkirakan akan membebaskan 50 warga Israel. Sebagai imbalannya, sebanyak 150 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel juga akan dibebaskan. 'Tentunya setiap hari akan mencakup sejumlah warga sipil yang disepakati berjumlah 50 orang dalam empat hari,' kata Ansari.
-
Mengapa gencatan senjata Hamas dan Israel dilakukan? 'Tujuan utama kami di sini adalah keselamatan para sandera,' tegasnya kepada wartawan, seraya menambahkan akan ada kolaborasi dengan Palang Merah dan pihak-pihak yang berkonflik untuk meminimalisir kemungkinan buruk yang mungkin terjadi dalam proses itu.
-
Kapan gencatan senjata Hamas dan Israel dimulai? Gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza akan dimulai pada Jumat pukul 7 pagi waktu setempat, dengan gelombang pertama sandera akan dibebaskan pada pukul 4 sore, demikian keterangan juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed al-Ansari kemarin.
-
Kenapa Hamas ingin gencatan senjata? Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengatakan kelompoknya tengah 'mendekati perjanjian gencatan senjata' dengan Israel setelah pertempuran berlangsung lebih dari sebulan di Jalur Gaza.
-
Siapa yang mendukung gencatan senjata di Gaza? Cornel West, mantan profesor Harvard dan filosof kulit hitam terkemuka, yang mencalonkan diri sebagai kandidat independen, telah menyerukan gencatan senjata di Gaza dan mengutuk pendudukan Israel di Palestina.
-
Siapa yang menjadi mediator dalam gencatan senjata Hamas dan Israel? Dalam konferensi pers di Doha, Majed al-Ansari menjelaskan rincian perjanjian yang tercapai melalui mediasi Qatar itu.
Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata, Tapi Israel Tak Mau Akhiri Perang di Gaza
Proses negosiasi gencatan senjata antara pasukan perlawanan Palestina, Hamas dan Israel berlangsung di Kairo, Mesir. Menurut laporan media, Hamas menerima kesepakatan gencatan senjata tersebut.
Dikutip dari laman Haaretz, Minggu (5/5), Hamas mendapat jaminan dari Amerika Serikat (AS) terkait penarikan penuh pasukan penjajah Israel dari Jalur Gaza dan pasukan Israel tidak akan melanjutkan pertempuran jika semua tawanan telah dibebaskan.
Koran Arab Saudi, Al-Sharq melaporkan pada Sabtu pagi, Hamas diperkirakan akan mengumumkan pihaknya menerima tawaran gencatan senjata dan pembebasan tawanan tersebut. Tawaran gencatan senjata ini diusulkan oleh Mesir.
Namun menurut laporan Haaretz, pejabat Israel menyatakan “Israel dalam keadaan apa pun tidak akan setuju untuk mengakhiri perang sebagai bagian dari kesepakatan untuk membebaskan sandera kami.”
Dikutip dari laman Asharq Al-Awsat, Hamas tetap mengajukan syarat gencatan senjata dapat terlaksana jika Israel benar-benar menarik diri dari Gaza, syarat yang diajukan sebelumnya tapi ditolak Israel.
"Perjanjian apapun yang dicapai harus memenuhi tuntutan nasional kali; mengakhiri agresi secara komplet dan permanen, penarikan menyeluruh dan penuh penjajah dari Jalur Gaza, mengembalikan para pengungsi ke rumah-rumah mereka tanpa pembatasa, dan pertukaran tahanan yang nyata, selain rekonstruksi dan mengakhiri blokade," jelas pejabat Hamas dan penasihat pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, Taher Al-Nono kepada Reuters.