Muslim Amerika Janji Tidak Memilih Joe Biden di 2024
Muslim Amerika Janji Tidak Memilih Joe Biden di 2024
Pemimpin muslim Amerika di beberapa negara bagian menentang pencalonan kembali Joe Biden dalam pemilu 2024 mendatang.
-
Siapa yang tidak ikut Pilkada 2024? Seluruh provinsi yang ada di Indonesia akan melaksanakan Pilkada serentak 2024 kecuali Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
-
Kenapa Joe Biden dikritik? Biden juga diserang beberapa anggota Partai Demokrat karena mendanai Israel dan mengabaikan genosida penjajah Israel terhadap warga Palestina di Gaza.
-
Apa yang dilakukan Biden untuk Israel? Sejak agresi brutal Israel di Gaza pada Oktober 2023, Biden dan tim kebijakan luar negerinya yang dipimpin Menteri Luar Negeri Antony Blinken telah mengucurkan miliaran dolar bantuan dan menyetujui ratusan pengiriman senjata ke Israel.
-
Siapa saja yang dipilih dalam Pemilu 2024? Pemilu 2024 adalah pemilihan umum serentak untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD, serta kepala daerah di seluruh Indonesia.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2024? Pemilu tahun 2024 akan memilih beberapa wakil pemerintahan. Mulai dari pemilihan presiden dan wakil presiden, pemilihan DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota, dan DPD.
-
Bagaimana cara memilih di Pemilu 2024? Sebagaimana tertuang dalam Pasal 353 ayat 1 Undang Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, 'Pemberian suara untuk Pemilu dilakukan dengan cara mencoblos satu kali.
Muslim Amerika Janji Tidak Memilih Joe Biden di 2024
Pemimpin muslim Amerika di beberapa negara bagian akhir pekan lalu berjanji untuk memobilisasi komunitas mereka menentang upaya pencalonan kembali Presiden Joe Biden sebagai presiden AS pada 2024 karena dukungannya terhadap perang Israel di Gaza.
Kampanye #AbandonBiden dimulai saat muslim Amerika di Minnesota menuntut agar Biden menyerukan gencatan senjata pada 31 Oktober. Seruan ini kemudian menyebar ke Michigan, Arizona, Wisconsin, Pennsylvania, dan Florida.
“Konferensi #AbandonBiden 2024 ini dibuat sebagai latar belakang dari pemilihan presiden 2024 yang akan datang dan keputusan untuk menarik dukungan terhadap Presiden Biden karena ketidaksetujuannya untuk menyerukan gencatan senjata dan melindungi warga tak bersalah di Palestina dan Israel," kata kelompok tersebut kepada kantor berita Axsio dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Aljazeera, Ahad (3/12).
Oposisi dari populasi Muslim dan Arab Amerika yang cukup besar dapat menjadi ancaman bagi Electoral College presiden dalam pemilihan yang akan datang.
Presiden AS dan wakil presiden dipilih oleh sekelompok “elektor” yang dalam kebanyakan kasus dipilih oleh partai politik di negara bagian tersebut.
"Kita tidak memiliki dua opsi. Kita memiliki banyak opsi," kata Jaylani Hussein, direktur cabang Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) Minnesota, dalam konferensi pers di Dearborn, Michigan, saat ditanya tentang alternatif Biden.
Politik AS selama ini didominasi oleh dua partai utama, yaitu Partai Demokrat dan Partai Republik, namun kandidat independen juga memiliki kesempatan untuk mencalonkan diri sebagai presiden.
Cornel West, mantan profesor Harvard dan filosof kulit hitam terkemuka, yang mencalonkan diri sebagai kandidat independen, telah menyerukan gencatan senjata di Gaza dan mengutuk pendudukan Israel di Palestina.
Jill Stein, yang berpartisipasi dalam pemilihan dengan platform Partai Hijau, juga telah meminta agar terjadi gencatan senjata di Gaza. Stein pernah menjadi kandidat pada 2016 dan 2012.
Meski begitu, masuknya sumbangan pribadi ke dalam sistem politik AS menyiratkan kandidat independen dengan pendanaan yang lebih kecil memiliki peluang electoral yang lebih rendah dibandingkan kandidat dari dua partai besar.
Pejabat AS dan Israel menolak tekanan untuk menghentikan pertempuran secara permanen. Wakil Presiden AS Kamala Harris pada Sabtu mengulangi pernyataan Presiden Biden yang menyatakan Israel memiliki hak untuk membela diri.
Muslim Amerika menyatakan mereka tidak mengharapkan mantan Presiden Donald Trump akan memperlakukan mereka dengan lebih baik jika terpilih kembali, namun melihat penolakan terhadap suara bagi Biden sebagai satu-satunya cara mereka untuk membentuk kebijakan.
"Kami tidak mendukung Trump," katanya, menambahkan bahwa komunitas muslim akan memutuskan bagaimana berinteraksi dengan kandidat lain.
Belum pasti apakah pemilih muslim akan mengalihkan dukungan mereka secara besar-besaran dari Biden, namun perubahan kecil dalam dukungan bisa memiliki dampak pada negara bagian-negara bagian di mana Biden meraih kemenangan dengan selisih tipis pada 2020.
Survei terkini menunjukkan penurunan signifikan dalam dukungan untuk Biden di kalangan Arab Amerika, menurun dari mayoritas yang cukup besar pada 2020 menjadi hanya 17 persen.
Dalam pandangan masyarakat umum, hasil jajak pendapat menunjukkan bahwa mayoritas orang Amerika mendukung berakhirnya perang Israel di Gaza.