Siap Gantikan Biden di Pilpres AS 2024, Ini Profil Kamala Haris Pro Yahudi tapi Pernah Kecam Israel
Sepak terjang Kamala Harris di Gedung Putih pun ramai jadi perhatian. Apalagi keberadaanya cukup vital di tengah konflik Israel-Palestina.
Siap Gantikan Biden di Pilpres AS 2024, Ini Profil Kamala Haris Pro Yahudi tapi Pernah Kecam Israel
Sosok Kamala Harris menjadi sorotan usai dipilih oleh Joe Biden untuk menggantikannya sebagai bakal calon Presiden Amerika Serikat 2024 dari Partai Demokrat. Dalam akun X pribadinya, Biden mengumumkan pengunduran dirinya sebagai calon lawan Donald Trump di Pilpres 2024 dan memberikan dukungan penuh kepada Kamala Harris.
"Hari ini saya ingin memberikan dukungan dan dukungan penuh saya agar Kamala menjadi calon partai kita tahun ini," kata Biden dilihat dari unggahannya di akun X @JoeBiden, Senin (22/7).
Sepak terjang Kamala Harris di Gedung Putih pun ramai jadi perhatian. Apalagi keberadaanya cukup vital di tengah konflik Israel-Palestina.
Menurut informasi, Kamala Harris ternyata memiliki hubungan akrab dengan Israel dan Yahudi.
Meski begitu, ia lantang mengecam serangan 'tak manusiawi' Israel ke Gaza. Lantas siapa sosok Kamala Harris?
Sosok Kamala Harris
Kamala Harris menjadi wakil Joe Biden di masa pemerintahannya sejak 2021 lalu.
Wanita berusia 59 tahun tersebut merupakan anggota dari Partai Demokrat dan sebelumnya menjabat sebagai senator Amerika Serikat dari California dari 2017 hingga 2021.
Bersama Biden, Kamala berhasil menang di pemilihan umum 2020 atas pasangan Donald Trump dan Mike Pence dan meraup 51,3% suara.
Kamala Harris merupakan wanita pertama dalam sejarah Amerika Serikat yang menjabat sebagai wakil presiden.
Meski sukses di politik, Kamal Harris nyatanya besar di bidang hukum. Tercatat, Harris pernah menjabat sebagai Jaksa Agung California ke-32 dari 2011 sampai 2017, dan sebagai Jaksa Distrik San Francisco.
Dekat dengan Israel dan Pro Yahudi
Selama menjabat sebagai wakil presiden, Kamala Harris memiliki hubungan dekat dengan pemerintah Israel.
Bahkan jauh sebelum menjabat sebagai wapres, Kamala secara intensif berkomunikasi dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu guna menjaga hubungan AS-Israel.
Dalam kampanyenya, Harris melalui Direktur Komunikasi Kampanyenya pada 2019 mengatakan dukungan untuk Israel adalah hal yang sangat penting.
Harris memiliki keyakinan Israel juga memiliki hak untuk hidup dan mempertahankan diri dari serangan, termasuk serangan roket dari Gaza.
Kamala Harris juga memiliki sikap pro Yahudi dan lantang membela nilai-nilai Yahudi Amerika.
Mengutip Times of Israel, Senin (22/7) Kepala Dewan Demokratik Yahudi Amerika, Hailie Soifer menilai sosoknya berkomitmen mempertahankan nilai-nilai Yahudi Amerika di Gedung Putih.
"Dia sangat selaras dengan nilai-nilai Yahudi Amerika, termasuk dukungannya terhadap hubungan AS-Israel, komitmennya untuk memastikan akses ke perawatan kesehatan dan pendidikan yang terjangkau, intoleransi terhadap kebencian dan kefanatikan, dan upayanya yang teguh untuk melindungi komunitas paling rentan di negara kita," kata Soifer.
Harris juga memiliki hubungan akrab dengan komunitas Yahudi. Bahkan suaminya, Douglas Ehmhoff adalah seorang Yahudi.
Kecam Serangan Israel ke Gaza
Keberadaan Kamala Harris di pemerintahan Biden tentu tak jauh dari posisinya dalam serangan Israel ke Palestina.
Meski dikenal dekat dengan Yahudi dan Israel, Harris selalu vokal dalam menyuarakan bencana kemanusiaan di Gaza.
"Harris lebih vokal dalam menyuarakan bencana kemanusiaan yang terjadi di Gaza selama perang sembilan bulan, dengan mengatakan pada awal Maret bahwa "Orang-orang di Gaza sedang kelaparan," kutip dari The Jerusalem Post.
Kamala Harris juga menyerukan gencatan senjata segera di Gaza, Palestina dalam pidatonya saat memperingati The 59th Anniversary of Bloody Sunday di Selma, Alabama pada 4 Maret 2024.
"Mengingat besarnya skala penderitaan di Gaza, harus ada gencatan senjata segera setidaknya selama enam minggu ke depan, dan itulah yang saat ini sedang dibahas."
"Ini akan membuat para sandera keluar dan mendapat banyak bantuan," kata Harris dikutip YouTube The White House, Senin (22/7).
Harris menyatakan bahwa penderitaan warga Palestina di Gaza harus diakhiri melalui peningkatan pengiriman makanan dan gencatan senjata selama enam minggu yang disertai dengan kesepakatan penyanderaan.
Dengan tegas, Kamala menyebut kondisi di Gaza "sangat tidak manusiawi, dan kemanusiaan kita bersama memaksa kita untuk bertindak."
"Masyarakat di Gaza kelaparan. Kondisinya amat tidak manusiawi dan rasa kemanusiaan kita memaksa kita untuk bertindak."
"Pemerintah Israel harus berbuat lebih banyak untuk meningkatkan aliran bantuan secara signifikan. Tidak ada alasan," tambah dia.