Update Konflik Palestina-Israel: Dalam Waktu Sebulan, Lebih dari 10.000 Warga Palestina di Gaza Tewas
Penjajah Israel mulai menyerang Jalur Gaza, Palestina, pada 7 Oktober lalu.
Israel menyerang Jalur Gaza sejak 7 Oktober.
Update Konflik Palestina-Israel: Dalam Waktu Sebulan, Lebih dari 10.000 Warga Palestina di Gaza Tewas
Pejabat kesehatan Palestina menyampaikan, lebih dari 10.000 orang terbunuh selama 31 hari serangan Israel tanpa henti di Jalur Gaza. Mereka juga mengatakan hingga saat ini belum ada tanda-tanda gencatan senjata di daerah yang terkepung tersebut.
Sumber: Al Jazeera
Pasukan penjajah Israel menyerang Gaza sejak 7 Oktober lalu, setelah pasukan perlawanan Palestina, Hamas menembakkan ribuan roket ke wilayah Israel selatan.
Dalam pernyataannya pada Senin, Kementerian Kesehatan Gaza menyatakan jumlah korban tewas telah mencapai setidaknya 10.022 orang Palestina, termasuk 4.104 anak-anak. Banyaknya jumlah korban tewas ini belum termasuk korban lainnya yang masih terjebak di bawah puing-puing.
“Jumlah korban jiwa diperkirakan akan naik karena setidaknya 2.000 orang tetap berada di bawah puing-puing. Masalahnya adalah, dengan kurangnya alat berat dan mesin, tim penyelamat di darat tidak dapat mengeluarkan dan mengeluarkan mayat-mayat ini dari bawah puing-puing,” kata koresponden Al Jazeera, Hani Mahmoud, yang melaporkan dari Khan Younis di Gaza Selatan.
Juru bicara Kementerian Kesehatan mengatakan jumlah korban luka melonjak menjadi 25.408 orang sejak hari pertama penyerangan. Juru bicara tersebut juga menambahkan, Israel telah melakukan 18 serangan dalam beberapa jam terakhir dengan menewaskan 252 orang.
Kondisi kemanusiaan di Gaza telah mencapai titik kritis karena Israel terus menerus membombardir wilayah tersebut. Persediaan bahan bakar telah habis, 16 dari 35 rumah sakit di Gaza terpaksa menghentikan operasinya karena jumlah orang yang terluka meningkat dan PBB mengatakan lebih dari 1,5 juta orang, atau lebih dari separuh populasi Gaza, mengungsi.
Sumber: Al Jazeera
Saat kondisi di Gaza semakin memburuk dan jumlah korban tewas terus meningkat, seruan untuk mengakhiri pertempuran semakin meningkat. Pada akhir Oktober, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa memberikan suara yang sangat mendukung resolusi yang menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera.
Israel maupun sekutunya Amerika Serikat menolak seruan gencatan senjata dengan mengatakan bahwa diakhirinya pertempuran akan memberikan waktu bagi Hamas untuk berkumpul kembali. Amerika menyatakan akan mendukung penghentian sementara pertempuran agar bantuan lebih banyak bisa masuk ke Gaza, namun Israel menolak usulan ini.
Sumber: Al Jazeera