Hampir 50.000 Warga Palestina Dilaporkan Tewas dan Hilang di Gaza, Israel Tercatat 3.000 Kali Lakukan Pembantaian
Hampir 50.000 Warga Palestina Dilaporkan Tewas dan Hilang di Gaza, Israel Tercatat 3.000 Kali Lakukan Pembantaian
Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak.
Hampir 50.000 Warga Palestina Dilaporkan Tewas dan Hilang di Gaza, Israel Tercatat 3.000 Kali Lakukan Pembantaian
Kementerian Kesehatan di Gaza kemarin melaporkan, serangan Israel di Jalur Gaza telah memakan korban sekitar 47.000 jiwa tewas atau hilang.
Israel juga tercatat telah melakukan sekitar 3.000 pembantaian sejak awal perang hingga saat ini.
“Ada lebih dari 47.000 orang mati syahid dan orang hilang di Gaza karena penjajah Zionis melakukan lebih dari 3.000 pembantaian," kata kementerian tersebut, seperti dilansir the Cradle, Kamis (20/6).
Kementerian Kesehatan Gaza menekankan mereka bekerja dengan peralatan "seadanya" di Jalur Gaza utara karena Israel terus menolak obat-obatan, pasokan medis, dan bahan bakar ke daerah yang terkepung tersebut.
"Kami mencoba untuk memulai kembali departemen-departemen penting di Kompleks Medis Al-Shifa dan Rumah Sakit Indonesia," kata kementerian kesehatan.
Kedua Rumah Sakit tersebut telah diserang Israel dalam 258 hari perang di Jalur Gaza.
Sampai saat ini, kementerian mencatat sekitar 37.431 kematian warga Palestina dan sekitar 10.000 mayat diperkirakan masih terperangkap di bawah
puing-puing yang tidak dapat dijangkau oleh tim penyelamat,
sekitar 5.000 di antaranya adalah anak-anak.
Tiga perempat kematian yang terdaftar merupakan anak-anak dengan jumlah sekitar 15.747, wanita 10.406 dan orang dalam usia rentan.
Lebih dari 85.653 orang terluka selama agresi Israel ke Gaza sejak 7 Oktober.
Kementerian Kesehatan Gaza juga mencatat 98% anak-anak di Gaza tidak memiliki akses terhadap air minum yang aman.
“Setidaknya 33 anak di seluruh Jalur Gaza, terutama di wilayah utara, meninggal akibat kekurangan gizi dan dehidrasi di tengah kelaparan yang semakin parah," tulis kementerian kesehatan.
Serangan Israel ke Jalur Gaza masih berlanjut dan mereka berusaha mendorong warga lebih jauh ke Kota Rafah di bagian selatan meskipun ada kecaman internasional.
Wali Kota Rafah Ahmed al-Soufi mengatakan kepada Anadolu Agency lebih dari 70% fasilitas umum dan infrastruktur telah hancur oleh serangan Israel.
Soufi mencatat Israel, pada awal pekan ini, menghancurkan puluhan rumah di lingkungan Saudi di Rafah barat.
"Israel berusaha mengubah Gaza menjadi daerah yang tidak layak huni dengan menghancurkan Penyeberangan Rafah dan mencegah masuknya bantuan kemanusiaan," kata walikota.