Laporan Mengerikan dari "Guantanamo" Israel, Tahanan Palestina Dianiaya dan Disiksa Secara Seksual, Penderitaan Tiada Akhir
Laporan Mengerikan dari Penjara Israel, Tahanan Palestina Dianiaya dan Disiksa Secara Seksual, Penderitaan Tiada Akhir

Selama 24 jam sehari mereka diborgol dan mata ditutup.

Laporan Mengerikan dari "Guantanamo" Israel, Tahanan Palestina Dianiaya dan Disiksa Secara Seksual, Penderitaan Tiada Akhir
Jurnalis Palestina Muhammad Saber Arab, 42 tahun, yang ditangkap militer Israel tiga bulan lalu di Rumah Sakit Al-Shifa, Gaza, memberikan kesaksian mengejutkan kepada pengacaranya selama ditahan di penjara Israel Sde Teiman di Gurun Negev.
Koresponden stasiun televisi Alaraby itu mengatakan kepada pngacaranya Khaled Mahajneh, semua tahanan Palestina di penjara itu mengalami penyiksaan, pemerkosaan, dan hinaan luar biasa tanpa henti, sampai dibunuh.
Khaled Mahajneh menjadi pengacara pertama yang diberi akses ke Sde Teiman dengan penjagaan ketat.
Dilansir Middle East Monitor, Kamis (20/6), menurut kesaksian Mahajneh, tawanan Palestina di Sde Teiman hidup dengan tangan diborgol dan matanya ditutup kain sepanjang hari dan pihak berwenang Israel membatasi mereka untuk melakukan aktivitas keagamaan.
"Tahanan selalu diborgol dan ditutup matanya selama 24 jam sehari," kata Arab kepada pengacaranya.

Dia juga tidak diizinkan berganti pakaian selama hampir dua bulan
dan hanya dibolehkan mengganti celana yang dia pakai ketika tiba di penjara itu.
Mahajneh juga mengatakan para tahanan Palestina di Sde Teiman ditahan di empat barak, masing-masing menampung antara 100 hingga 150 orang yang tidur di lantai tanpa selimut atau bantal.
Warga Palestina di kamp tersebut hanya diperbolehkan mandi selama satu menit seminggu sekali. Mereka juga tidur di lantai dengan sepatu dijadikan bantal.
Laporan mengenai kamp tahanan warga Palestina di Sde Teiman sudah mulai muncul di media dari berbagai sumber.
Selain para pelapor, aktivis hak asasi manusia dan penyintas kamp-kamp ini, beberapa jurnalis internasional telah mempublikasi gambar dan informasi tentang kamp penahanan yang dijuluki “Guantanamo Israel” di gurun Negev/Naqab.
Puluhan organisasi hak asasi manusia mengecam pelanggaran yang terjadi di Sde Teiman.
Para penyintas yang melihat situasi di kamp tahanan tersebut telah mengungkap kondisi kehidupan yang buruk, tidak adanya privasi, hingga perawatan kebersihan dan kesehatan bagi ratusan orang yang terluka, sangat buruk.
Dilansir dari Al Mayadeen (6/6), investigasi mengungkapkan 1.200 warga sipil Palestina ditahan di Sde Teiman dalam kondisi yang merendahkan martabat, tidak dapat mengajukan kasus mereka ke hadapan hakim hingga 75 hari.
Selain itu, para tahanan tidak diberi akses kepada pengacara hingga 90 hari, dan lokasi mereka disembunyikan dari kelompok-kelompok hak asasi manusia dan Komite Palang Merah Internasional.
Beberapa ahli hukum menegaskan "Israel" melanggar hukum internasional dengan praktik-praktik ini.
Delapan mantan tahanan, yang penahanannya di tempat tersebut dikonfirmasi oleh militer dan memberi kesaksian, melaporkan berbagai pelanggaran selama dalam tahanan.
Mereka mengaku ditinju, ditendang, dan dipukul dengan tongkat, popor senapan, dan detektor logam genggam.
Seorang tahanan mengatakan tulang rusuknya patah setelah ditendang di bagian dada.
Hingga saat ini, setidaknya ada 6 orang Palestina, tewas dalam kamp Sde Teiman dan lebih dari 1000 warga Gaza masih dikurung di sana.