Menteri Israel Serukan Eksekusi Tahanan Palestina karena Alasan Penjara Sudah Penuh
Menteri Israel Serukan Eksekusi Tahanan Palestina karena Alasan Penjara Sudah Penuh
Menteri Keamanan Nasional Israel, Ben Gvir, menyerukan eksekusi tahanan Palestina sebagai solusi untuk mengurangi kepadatan penjara di negara itu.
Menteri Israel Serukan Eksekusi Tahanan Palestina karena Alasan Penjara Sudah Penuh
Dalam tulisan di media sosial, ia menyambut baik keputusan tentara Israel untuk membangun 936 penjara tambahan.
“Hukuman mati bagi para teroris adalah solusi tepat untuk masalah kepadatan penjara, sampai saat itu. Saya senang pemerintah menyetujui usulan yang saya ajukan,” sambungnya, seperti dilansir Middle east Eye, Kamis (18/4).
“Pembangunan tambahan ini, memungkinkan layanan penjara menampung lebih banyak tahanan dan akan memberikan solusi parsial terhadap krisis penjara yang terjadi di Shabak,” kata Gvir, merujuk pada Badan Penjara Israel.
Dalam sebuah pernyataan pada Rabu, memperingati Hari Tahanan Palestina, kantor media Gaza mengatakan, lebih dari 5.000 warga Palestina ditahan oleh pasukan Israel selama perang terjadi.
Pada Februari, Kantor Pembela Umum Israel menerbitkan laporan yang menyatakan beberapa penjara Israel telah dinyatakan dalam keadaan darurat karena tempat tersebut telah melebihi kapasitas tampungan.
Selama kunjungan para anggota Kantor Pembela Umum, mereka menemukan kondisi kumuh, termasuk “kepadatan yang tidak dapat ditoleransi”, dengan luas ruangan kurang dari tiga meter persegi per tiga orang, sanitasi yang buruk, masalah penyakit, ventilasi yang tidak memadai dan kurangnya ruang gerak para tahanan untuk beraktivitas.
Kepadatan yang tinggi telah menyebabkan para tahanan mengalami stress dan depresi, hal ini dapat menyebabkan kondisi yang tidak kondusif di dalam sel tahanan, ungkap laporan tersebut.
Sebuah pernyataan dari Kantor Pembela Umum mengatakan bahwa mereka telah menyaksikan krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya, di mana para tahanan dan narapidana dipaksa masuk ke dalam ruang yang tidak manusiawi”.
Menurut laporan, ribuan orang lainnya juga telah ditahan di Tepi Barat yang telah diduduki sejak awal Oktober lalu.
Kelompok pembela hak asasi Palestina Addameer mengatakan saat ini ada sekitar 9.500 tahanan politik Palestina di penjara Israel, di luar tahanan yang ditangkap dari Gaza.
“Tanggal 7 Oktober menandai titik balik signifikan yang menerapkan transformasi radikal terhadap realitas para tahanan di penjara Israel,” kata kelompok tersebut dalam sebuah pernyataan.
“Hal ini tercermin dalam semua dimensi yang berkaitan dengan masalah ini, mengingat agresi komprehensif terhadap rakyat kami dan para tahanan mereka dan genosida yang sedang berlangsung terhadap rakyat kami di Gaza selama lebih dari enam bulan.”
Puluhan ribu orang berkumpul untuk melakukan protes di kota Ramallah, Tepi Barat, pada, Rabu, (17/4), untuk memperingati Hari Tahanan Palestina, beberapa demonstran menyerukan pembebasan bagi kerabat mereka yang ditahan secara paksa oleh tentara Israel.