Ini Reaksi Hamas Pria Palestina Diperkosa Tentara Israel Beramai-ramai di Penjara Sde Teiman
Berikut reaksi Hamas mengetahui pria Palestina diperkosa oleh tentara Israel beramai-ramai di penjara.
Ini Reaksi Hamas Pria Palestina Diperkosa Tentara Israel Beramai-ramai di Penjara Sde Teiman
Sebanyak 10 tentara Israel memperkosa tahanan Gaza secara beramai-ramai di Penjara Sde Teiman, Gurun Negev, Israel Selatan.
Kabar miris tersebut diungkapkan oleh media Israel pada Senin (29/7). Stasiun penyiaran publik Israel KAN mengutip dari sumber keamanan mengatakan bahwa tahanan Gaza Palestina ini telah dibawa ke rumah sakit.
Mirisnya, korban mengalami luka parah di bagian tubuh intimnya. Akibat lukanya tersebut, Ia sampai tidak bisa berjalan.
Lantas bagaimana reaksi Hamas mengetahui kabar biadab tersebut?
Melansir dari berbagai sumber, Rabu (31/7), simak ulasan informasinya berikut ini.
Menurut Radio Tentara Israel, sebanyak 10 tentara ditahan untuk diinterogasi sebagai bagian dari penyelidikan.
Di mana 10 tentara Israel ini melakukan tindakan pemerkosaan terhadap seorang tahanan Palestina dari Gaza secara beramai-ramai di Penjara Sde Teiman yang terkenal kejam di Gurun Negev.
Untuk diketahui, Sde Teiman yang terletak di sektor selatan wilayah pendudukan tahun 1948 ini digunakan oleh militer Israel sebagai kamp untuk menahan warga Palestina yang ditangkap selama serangan berdarah di Jalur Gaza.
Mengetahui kekejian para tentara Israel, Gerakan Perlawanan Hamas Palestina menuntut penyelidikan Internasional terhadap kondisi warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel, seperti dilansir dari Press TV.
Terlebih setelah sejumlah tentara cadangan Israel ditahan lantaran pemerkosaan terhadap tahanan Palestina secara beramai-ramai. Kejadian keji tersebut terjadi di sebuah pusat penahanan di bagian selatan tanah yang diduduki tahun 1948.
"Kami menuntut komite internasional menyelidiki kejahatan mengerikan dan brutal terhadap para tahanan ini," ujar Hamas dalam sebuah pernyataan.
Lebih lanjut, laporan ini menekankan perlunya komunitas Internasional, PBB dan kelompok hak asasi manusia untuk mencurahkan perhatian mereka terhadap kondisi penjara rezim pendudukan.
Selain itu juga, untuk menindaklanjuti nasib yang tidak diketahui dari mereka yang saat ini dihilangkan secara paksa.
Press TV
Melansir dari Newsweek, The Israel Defense Forces (IDF) mengumumkan bahwa Korps Advokat Jenderal Militer telah membuka penyelidikan mengikuti dugaan pelecehan substansial terhadap seorang tahanan di kamp Sde Teiman yang menampung warga Palestina yang dicurigai sebagai anggota Hamas, termasuk unit elit Nakhba, pada Senin (29/7).
Juru bicara Hamas dan mantan Menteri Kesehatan, Basem Naim menyebut tuduhan itu sangat berbahaya dan sangat mengkhawatirkan.
"Hal ini tidak mengejutkan bagi kami karena kami mengetahui banyak hal yang terjadi di dalam penjara melalui para tahanan yang sesekali dibebaskan dan dideportasi ke Jalur Gaza bagian selatan," ujarnya.
Naim berargumen bahwa ini merupakan salah satu masalah yang Hamas coba perhatikan selama beberapa waktu dan menyalahkan media karena tidak cukup meliput situasi tersebut di masa lalu.
"Kami telah mencoba berkali-kali untuk menyampaikan kepada media kebenaran tentang apa yang terjadi di dalam penjara yang penuh dengan kekejaman dan kebrutalan yang dilakukan oleh para sipir penjara dan di bawah perintah langsung dari Menteri Keamanan Zionis Ben Gvir," ujar Naim.
Oleh karena itu, apa yang muncul hari ini melalui media Israel mencerminkan keseriusan situasi di dalam penjara Israel.
Terutama karena penjara Zionis Sde Teiman merupakan kamp penahanan dan tidak tunduk pada pengawasan hukum seperti penjara-penjara lainnya.
"Dari sini, kami menyerukan komunitas internasional untuk segera melakukan intervensi guna memaksa Israel menghormati tugasnya sebagai negara pendudukan terhadap warga Palestina, khususnya para tahanan di penjara dan pusat penahanan Israel," sambungnya.
Melansir dari Press TV, menurut Physicians for Human Rights-Israel (PHR-I), sebuah kelompok hak asasi manusia Israel, mengatakan bahwa 'puluhan' warga Palestina yang dipenjara dari Gaza dan Tepi Barat telah meninggal di Sde Teiman dan pusat penahanan Israel lainnya.
Meninggalnya para warga Palestina ini karena pencegahan perawatan medis dasar, perawatan, pemukulan, kurang tidur, penyerangan dengan anjing, pelecehan seksual dan kelaparan.
Diyakini, tentara Israel telah menahan ribuan warga Palestina. Termasuk perempuan, anak-anak dan petugas medis. Penahanan tersebut sejak pecahnya perang Gaza pada 7 Oktober 2023.
Dari ribuan tahanan, mereka yang telah dibebaskan menunjukkan tanda-tanda penyiksaan.
Israel menahan warga Palestina dalam kondisi yang menyedihkan tanpa standar kebersihan yang memadai. Tahanan Palestina juga menjadi sasaran penyiksaan, pelecehan dan penindasan sistematis.
Menurut Pusat Studi Tahanan Palestina, sekitar 60 persen tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel menderita penyakit kronis.
Bahkan, beberapa di antaranya meninggal saat ditahan atau setelah dibebaskan karena parahnya kasus yang mereka alami.
Organisasi Hak Asasi Manusia pun mengatakan Israel terus melanggar semua hak dan kebebasan yang diberikan kepada tahanan berdasarkan Konvensi Jenewa Keempat dan hukum internasional.