Ditanya Berapa Banyak Anak Palestina yang Sudah Dibunuh, Tentara Israel Malah Joged Kegirangan
Tingkah laku tentara Israel di media sosial kembali membuat geram jagat dunia maya.
Ditanya Berapa Banyak Anak Palestina yang Sudah Dibunuh, Tentara Israel Malah Joged Kegirangan
Tingkah laku tentara Israel di media sosial kembali membuat geram jagat dunia maya.Dua orang tentara zionis dengan santainya berjoged di hadapan kamera sembari memegang senjata laras panjang.
Melansir akun Instagram @aobaidaat, Selasa (23/7) aksi mereka tersebut diketahui sebagai ejekan terhadap pertanyaan netizen tentang jumlah anak yang mereka bunuh 'hari ini'.
"Berapa banyak anak yang kamu bunuh hari ini? Bagaimana tentara Israel menjawab pertanyaan tersebut kepada pengikutnya di TikTok," tulis unggahan.
Dalam video tersebut tampak dua orang tentara tersebut berjenis kelamin pria dan wanita.
Dengan masih berpakaian perang lengkap, mereka seakan berpesta usai berhasil membantai anak-anak yang tak bersalah.
Aksi mereka pun menyulut beragam reaksi dari netizen di kolom komentar. Tak sedikit yang mengecam hingga miris dengan tingkah para zionis itu.
"Di mana letak kemanusiaan? Membunuh bayi dan mereka tetap bisa sangat bahagia?" tulis akun @viviankty_issey
"Saya yakin mereka tidak waras," tulis akun @sitarhmmn
"Saya ingin tahu jenis obat apa yang mereka gunakan? Dan ada yang tahu penyakit atau penyakit apa yang mereka derita sampai-sampai mereka menganggap membunuh orang yang tidak bersalah adalah hal yang wajar? Adakah pengobatan atau obat yang akan direkomendasikan oleh seseorang? 🤔," tulis akun @syed.ahmad.aljufri
"Aku akan melihat mereka menari di neraka seperti ini 👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻," tulis akun @mxryxmdv
Mengaku Paling Bermoral di Dunia
Aksi tersebut bukan pertama kali dilakukan oleh para tentara zionis. Mereka seakan puas dan bahagia bisa membantai ribuan anak-anak Palestina.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) PUN baru-baru ini menambahkan Israel ke dalam 'Daftar Hitam' negara-negara yang melakukan kekerasan terhadap anak-anak dalam konflik bersenjata.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pun telah memberitahu kepada Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan.
Gilad Erdan pun menyayangkan keputusan tersebut dan menyebut tentara Israel merupakan yang paling bermoral di dunia.
"Ini benar-benar keterlaluan dan salah," tulis Erdan, di samping video dia berbicara melalui telepon dan mengutuk tindakan tersebut.
"Saya menanggapi keputusan memalukan tersebut dan mengatakan bahwa tentara kami adalah yang paling bermoral di dunia. Satu-satunya yang masuk daftar hitam adalah Sekretaris Jenderal yang memberi insentif dan mendorong terorisme dan dimotivasi oleh kebencian terhadap Israel" lanjutnya.
Selain genosida, tentara yang mengaku 'paling bermoral' itu ternyata beberapa kali melakukan pelecehan seksual kepada warga Gaza.
Hal tersbeut diungkap oleh Komisi Penyelidikan Internasional Independen PBB.
Mereka mencatat bahwa tentara Israel telah melakukan pelanggaran seksual dengan frekuensi dan tingkatan yang cukup parah.
Tentara Israel dikatakan melakukan tindakan tersebut dengan cara melucuti pakaian dan cadar perempuan Palestina.
Israel juga menjadikan mereka sebagai objek pelecehan seksual di depan keluarga mereka selama melakukan operasi di Gaza.
Bahkan, kekerasan juga terjadi. Korban-korban tersebut dipaksa untuk membuka pakaiannya dan berjalan telanjang di antara pos pemeriksaan.
Tidak jarang para tentara Israel tersebut mengabadikan momen tersebut dengan merekam aksi pelecehan itu.
Komisi PBB mengatakan dalam laporannya jika pelecehan terhadap warga Palestina bertujuan untuk mempermalukan mereka sebagai bentuk pembalasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober lalu.
Bantai Ribuan Anak-anak Gaza
Beberapa waktu lalu kantor media pemerintah Palestina menyebut lebih dari 36.700 warga Palestina tewas akibat serangan Israel sejak awal Oktober 2023.
Total dari 36 ribu, sebanyak 15.571 warga Palestina yang tewas ini adalah anak-anak.
Tidak hanya itu saja bukti kekejaman Israel. Pakar PBB mengatakan bahwa Israel melakukan pembatasan terhadap pengiriman makanan, air, obat-obatan dan pasokan penting lainnya.
Pembatasan itu mengakibatkan Gaza mengalami krisis pangan dan kesehatan parah.