Kesaksian Tentara Israel soal Kondisi Penjara Sde Teiman, Sel Tahanan Palestina Disebut Kandang Binatang
Para tahanan juga dibatasi untuk tidak bicara satu sama lain dan duduk dengan benar.
Kesaksian Tentara Israel soal Kondisi Penjara Sde Teiman, Sel Tahanan Palestina Disebut Kandang Binatang
Kesaksian mantan tentara Israel berhasil mengungkap kejahatan yang terjadi di penjara Sde Teiman sekaligus membungkam klaim 'manusiawi' dari Israel kepada para tahanan.Slogan kemanusiaan yang seharusnya diterapkan kepada para tahanan perang nyatanya tak diterapkan oleh para tentara Israel sejak lama.
Seperti yang diungkap oleh para veteran Israel yang sempat bertugas di Sde Teiman dalam laman Breaking The Silence.
Breaking The Silence merupakan sebuah organisasi (NGO) yang berisi para veteran atau mantan tentara Israel.
Organisasi ini mengumpulkan kesaksian mereka saat bertugas di wilayah pendudukan. Mayoritas kesaksiannya soal kebengisan militer Israel ke warga palestina.
Melansir dari laman tersebut, Kamis (1/8) dalam wawancaranya, para veteran mengaku bahwa mereka pernah melakukan tindakan buruk kepada para tahanan.
Mereka menyebut adanya hal yang disamarkan dalam penjara dan tak siapapun diperbolehkan mengetahui kondisi yang terjadi.
Tak cukup di situ, para veteran juga menyebut para tahanan Palestina dengan citra buruk dan tak manusiawi.
"Mereka memberi tahu saya: “Apa? Anda akan menjalankan misi itu? Anda tahu Anda harus menghajar mereka,” dan “bersiaplah, ada bau tidak sedap di sana, pemandangan kasar;” hal-hal seperti itu. Saya dengar [rumah sakit] itu seperti laboratorium uji," ucap veteran Israel.
Dalam penjara itu terdapat sel besar yang mereka sebut "pena". Satu sel berisi 70 orang dan satunya berisi 100 orang duduk dalam barisan di atas kasur luar ruangan yang sangat tipis.
Lantai aspal sel pun di bawah kandang tertutup dan tampak seperti kandang sapi.
Penjara itu juga disorot lampu yang menyala sepanjang waktu. Namun, para tahanan mata ditutup dan diikat tangannya dengan tali pengikat.
"Dua baris pertama mungkin, orang diperbolehkan berbaring. Sisanya duduk bersila. Menjaga bergiliran. Kami tiba di sana pada pagi hari dan kami melihat mereka seperti itu, semuanya duduk mengenakan pakaian olahraga abu-abu yang sama, hanya laki-laki, berusia 16 hingga 50-60 tahun," sambungnya.
Penjara Sde Teiman Mirip Kandang Binatang
Veteran itu membeberkan isi Sde Teiman yang mirip seperti kandang binatang. Ada sebuah tempat yang berisi orang yang berusia sangat tua dan keterbatasan fisik.
"Ada kandang geriatri, dengan orang yang sudah sangat tua. Seperti, aku melihat mereka di rumah sakit nanti. Dan ada kandang untuk orang yang kakinya diamputasi, misalnya, dengan kursi roda dan sejenisnya, yang menurut saya ada di kandang geriatri. Kompleks ini dipagari dengan kawat berduri," tambahnya.
Tempat itu juga tersedia sebuah tempat untuk cuci tangan dan para tahanan hanya boleh mandi sekali dalam seminggu.
Selain itu hanya ada sedikit sinar matahari dan penerangan hanya mengandalkan lampu yang menyala baik siang maupun malam.
"Terdapat dua port-a-potties dan tempat cuci tangan, dimana mereka diperbolehkan mandi seminggu sekali. Selain kasur, mereka juga memiliki "Scabias" (selimut wol keluaran militer) yang mereka gunakan untuk menutupi diri."
"Ada sedikit sinar matahari, tapi lampu sorotnya selalu menyala, juga di malam hari. Kami adalah pasukan keamanan, dan ada polisi militer, yang menjadi instruktur narapidana," ucapnya.
Pembatasan juga diberlakukan oleh para penjaga kepada para tahanan. Para penjaga dibekali rompi, helm hingga senjata pengendali massa serta tabung gas air mata.
"Kami memiliki “cangkang penyu” (rompi tua), helm, dan sebuah kotak berisi senjata pengendali massa: segala jenis granat setrum dan tabung gas air mata jika ada. sebuah kerusuhan," tambahnya.
Para tahanan juga dibatasi untuk tidak bicara satu sama lain dan duduk dengan benar. Pengertian duduk di sini juga tak seperti duduk pada umumnya.
"Selain tugas keamanan, kami harus memastikan mereka tidak berbicara satu sama lain, dan duduk dengan benar."
"Mereka harus duduk bersila dan tegak. Mereka duduk bersila sepanjang hari, jadi terkadang beberapa dari mereka bersandar ke depan atau ke belakang. Mereka tidak diperbolehkan [melakukan itu]. Melihat ke bawah penutup mata juga [tidak diperbolehkan]," kata veteran Israel.
Para penjaga juga tak segan akan memberikan hukuman keji kepada para tahanan yang melanggar. Jika terlalu sering, maka semua tahanan akan merasakan hukuman.
"Hukumannya adalah membawa mereka ke depan kandang dan menyuruh mereka berdiri dengan tangan di atas kepala untuk beberapa saat. Jika hal ini terjadi terlalu sering, [kata instruktur narapidana], “Beri tahu kami dan kami akan menghukum semua orang.” Ada peningkatan tindakan yang dapat dilakukan terhadap mereka," jelasnya.
Diberi Batasan Hak-hak Tahanan Palestina
Para tentara di Sde Teiman juga diberitahu hak-hak tahanan Palestina yang harus mereka hormati.
Namun beberapa hak tersebut nyatanya masih tergantung dengan para prajurit yang bertugas. Ada yang berbelaskasihan, ada pula yang tidak.
"Mereka bisa pergi ke kamar mandi satu per satu, dengan tangan diborgol dan mata ditutup. Shawish (tahanan berbahasa Ibrani non Hamas) akan memimpin mereka. Dalam hal hak, kata mereka, katakanlah, ada yang mendapat izin untuk berbaring. Namun mereka tidak mengatakan apakah boleh menghukum mereka jika berbicara. Mereka memberi kami kebebasan. Itu sangat tergantung pada siapa [prajurit] itu. Ada yang lebih berinisiatif, ada pula yang tidak," sambungnya.
Para tentara menyebut tahanan sebagai "narapidana". Namun banyak juga yang bilang teroris. Menurutnya hal itu terbilang aneh karena yang ditahan justru kebanyakan warga Gaza.
"Itu juga merupakan sebutan yang aneh, pertemuan pertama saya dengan warga Gaza. Banyak warga Gaza. Ini juga pertama kalinya sejak dimulainya perang, salah satu prajurit di kompi itu melihat “musuh”. Jelas sekali seperti: “Oke, ini kesempatan kita untuk ikut ambil bagian.” katanya.
Meski para tahanan dijaga ketat termasuk melintasi dua pagar dan salah satunya kawat berduri, orang-orang diborgol dan ditutup matanya, mereka tetap memukul para tahanan.
"Begitulah cara [para prajurit] memperlakukannya," jelasnya.