Kesaksian Mengejutkan Bekas Tahanan Guantanamo, Penyiksaan Keji Israel ke Warga Palestina yang Ditahan Sama dengan Amerika
Siksaan keji yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina yang ditahan terbongkar.
Siksaan keji yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina yang ditahan terbongkar.
Kesaksian Mengejutkan Bekas Tahanan Guantanamo, Penyiksaan Keji Israel ke Warga Palestina yang Ditahan Sama dengan Amerika
Siksaan keji yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina yang ditahan terbongkar. Semua tahanan Palestina di penjara Israel Sde Teiman di Gurun Negev mengalami penyiksaan, pemerkosaan, dan hinaan luar biasa tanpa henti, sampai dibunuh.
Hal itu terungkap berdasarkan kesaksian jurnalis Palestina Muhammad Saber Arab (42) yang ditangkap militer Israel tiga bulan lalu di Rumah Sakit Al-Shifa, Gaza seperti dilansir Middle East Monitor.
Dia memberikan kesaksiannya itu kepada pengacaranya selama ditahan di penjara Israel Sde Teiman di Gurun Negev.
-
Apa siksaan yang dialami tahanan Palestina? Salah satu tahanan, Fadi Bakr, seorang mahasiswa hukum dari Kota Gaza, menggambarkan interogasi selama empat hari sebagai 'empat hari terburuk dalam hidupnya'. Sebelum diinterogasi, dia dibawa ke 'ruang disko'. Di ruang itu musik diputar dengan volume keras hingga telinganya mengeluarkan darah.Tahanan lain bersaksi bahwa selama diinterogasi dia dipaksa duduk di atas tongkat logam yang menembus duburnya. Pernyataannya sangat mirip dengan laporan Unrwa yang mengutip seorang tahanan yang bersaksi bahwa para interogator 'membuat saya duduk di atas sesuatu seperti tongkat logam panas dan rasanya seperti api'.
-
Bagaimana tahanan Palestina disiksa? 'Saya menjadi sasaran penyiksaan setiap hari. Jari kelingking saya patah. Saya berulang kali dipukul di kepala, menyebabkan pendarahan beberapa kali,' ungkapnya, seperti dilansir Middle East Monitor, Rabu (10/7).
-
Siapa yang dianiaya di 'Guantanamo Israel'? Jurnalis Palestina Muhammad Saber Arab, 42 tahun, yang ditangkap militer Israel tiga bulan lalu di Rumah Sakit Al-Shifa, Gaza, memberikan kesaksian mengejutkan kepada pengacaranya selama ditahan di penjara Israel Sde Teiman di Gurun Negev.
-
Dimana penyiksaan terhadap tahanan Palestina terjadi? Staf medis di penjara yang dikelola militer Israel di Sde Teiman ikut menyiksa warga Palestina yang ditahan di tempat tersebut.
-
Siapa yang menyiksa tahanan Palestina? Staf medis di penjara yang dikelola militer Israel di Sde Teiman ikut menyiksa warga Palestina yang ditahan di tempat tersebut.
-
Apa yang terjadi pada tahanan Palestina? Dikutip dari The Guardian (27/11), menurut Masyarakat Tahanan Palestina, ada 7.200 tahanan yang ditahan Israel, termasuk 88 wanita dan 250 anak-anak berusia di bawah 17 tahun.
Terbaru, seorang mantan tahanan Guantanamo, Asadullah Haroon, juga memberi kesaksian mengejutkan saat diperlihatkan foto-foto warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel. Kenangan akan penganiayaan dan penyiksaan yang dialaminya di pusat-pusat penahanan Amerika Serikat pun kembali muncul.
"Ini adalah bentuk penindasan terburuk. Ketika Anda dicap sebagai teroris, Anda tidak bisa membela diri dengan cara apa pun. Tidak diragukan lagi prosesnya sama; mereka menyiksa orang dengan cara yang sama. Saya pikir Amerika telah melakukan hal ini dan Israel sedang menerapkannya," katanya dikutip dari Aljazeera, Rabu (26/6/2024).
Haroon memenangkan kasusnya melawan pemerintah AS atas pemenjaraan ilegal pada tahun 2021.
Dia ditahan tanpa dakwaan di penjara Guantanamo selama 16 tahun setelah penangkapannya pada tahun 2007.
Dia pun menyatakan warga Palestina yang kini ditahan di penjara-penjara Israel mengalami perlakuan serupa dengan yang dialaminya di Guantanamo.
"Seperti pada hari-hari pertama ketika saya ditangkap, saya dipukuli berdiri; Saya tidak bisa duduk atau jika saya duduk dan dipukuli, saya tidak bisa bangun. Sama halnya dengan insomnia dan saya diserang selama beberapa hari. Banyak tahanan yang digigit anjing. Kami hanya diberi sedikit perawatan medis," katanya mengisahkan penyiksaan di penjara Guantanamo.
Tak cuma penyiksaan fisik, yang paling buruk, menurutnya, adalah penyiksaan mental dalam berbagai bentuk.
"Saya yakin tidak banyak perbedaan dalam penyiksaan tahanan Palestina, Guantanamo, Bagram, dan Abu Ghraib," katanya.
Siksaan Brutal
Menurut Komisi Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan di Gaza, sekira 54 warga Palestina telah terbunuh di penjara-penjara Israel sejak negeri zionis melancarkan serangan brutal di Gaza sejak Oktober tahun lalu.
Sementara itu, Kantor Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa di Palestina mengaku telah menerima banyak laporan mengenai penahanan massal, pelecehan terhadap tahanan dan penghilangan paksa warga Palestina selama berbulan-bulan.
Kesaksian mengerikan yang dialami banyak warga Palestina di penjara Israel pun telah diberikan kepada lembaga bantuan atau diposting ke media sosial.
Pada akhir April 2024, surat kabar Israel, Haaretz, menerbitkan rincian pelecehan terhadap tahanan Palestina yang dipenjara tanpa pengadilan.
Laporannya mencakup gambaran tentang pemukulan yang sering terjadi, tahanan diserang oleh anjing, dipaksa mencium bendera Israel, dipaksa untuk mengutuk Nabi Muhammad SAW, tidak diberi air (termasuk untuk toilet di sel yang digunakan bersama oleh 10 narapidana), listrik dipadamkan, kekurangan makanan, dan ditelanjangi.
Bahkan ada kisah seorang tahanan yang anusnya dimasukan wortel oleh penjaga penjara Israel.
Sebagian besar penganiayaan yang dilakukan di penjara-penjara Israel difilmkan oleh tentara yang melakukan tindakan tersebut. Hal ini memiliki kesamaan yang kuat dengan perlakuan terhadap tahanan Irak dan Afghanistan di pusat penahanan AS seperti penjara Abu Ghraib yang terkenal kejam, di mana tentara AS memotret diri mereka bersama tahanan dalam posisi yang memalukan pada tahun 2003.
Komite Publik Menentang Penyiksaan di Israel (PCATI) dan organisasi hak asasi manusia lainnya telah meminta pelapor khusus PBB mengenai penyiksaan, agar mengambil tindakan segera untuk mengakhiri pelecehan sistematis, penyiksaan dan perlakuan buruk terhadap tahanan Palestina di penjara Israel.
Para pengacara dan aktivis mengatakan perlakuan Israel terhadap tahanan Palestina memiliki ciri-ciri pelecehan dan penyiksaan "gaya AS".
"Sayangnya selama 20 tahun terakhir AS telah memberikan contoh buruk kepada dunia tentang bagaimana tahanan seharusnya diperlakukan," kata pengacara hak asasi manusia Clive Stafford Smith.
Smith merupakan salah satu pengacara pertama yang diberikan akses terhadap tahanan di Teluk Guantanamo. Dia mewakili klien, termasuk Haroon, yang akhirnya mendapatkan kebebasan dari penjara mengerikan itu.
"Apakah itu ISIS (ISIL) yang meniru seragam oranye, atau negara lain, termasuk Israel, menurut PBB menggunakan metode interogasi yang kejam, semua ini dapat ditelusuri kembali ke contoh kotor Teluk Guantanamo dan penjara rahasia AS lainnya,” katanya.
"Sudah saatnya Amerika mengakui kesalahan yang mengerikan, dan sekali lagi menegaskan bahwa Amerika dan negara-negara lain harus bersikap beradab," ujarnya.