Menghadap Jokowi di Istana, Surya Paloh Mengaku Bicara Politik
Surya Paloh mengungkapkan isi pertemuanya dengan Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Kamis (31/8).
Surya Paloh mengungkapkan isi pertemuanya dengan Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Kamis (31/8).
Menghadap Jokowi di Istana, Surya Paloh Mengaku Bicara Politik
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengungkapkan isi pertemuanya dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta, Kamis (31/8). Paloh mengakui berbincang soal politik.
"Biasa ngobrol sama teman, udah lama enggak jumpa," kata Surya Paloh kepada wartawan di NasDem Tower, Jakarta, Kamis (31/8).
"Ada (pembicaraan politik). Bagaimana suasana, keadaan politik? Kita bersyukur, suasana tenang," tambahnya.
Paloh lalu ditanya apakah pembahasan politik itu mengenai duet Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Dia hanya menjawab berbagai macam hal dibahas.
"Bermacam-macam soal kita bahas bersama, dalam suasana yang mungkin, beberapa lama udah enggak ketemu, suasana hangat ya," ungkapnya.
Sebelumnya, Surya Paloh disebut menetapkan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai Cawapres untuk Anies Baswedan.
Partai Demokrat mendapatkan informasi dari tim Anies Baswedan, Sudirman Said. Sudirman menyampaikan, Anies telah menyetujui kerja sama politik NasDem dan PKB. Koalisi NasDem PKB mengusung pasangan Anies-Cak Imin.
Menurut Sekjen Demokrat Teuku Riefky Harsya, Ketua Umum NasDem Surya Paloh mengambil keputusan sepihak.
"Kemarin, 30 Agustus 2023, kami mendapatkan informasi dari Sudirman Said, mewakili Capres Anies Baswedan, bahwa Anies telah menyetujui kerja sama politik Partai Nasdem dan PB, untuk mengusung pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Persetujuan in dilakukan secara sepihak atas inisiatif Ketum Nasdem, Surya Paloh," kata Riefky dalam keterangannya, Kamis (31/8).
Demokrat mengkonfirmasi kabar tersebut hari ini kepada Anies. Mantan gubernur DKI Jakarta ini membenarkan. Demokrat dipaksa untuk menerima keputusan itu.
"Hari ini, kami melakukan konfirmasi berita tersebut kepada Anies Baswedan. la mengonfirmasi bahwa berita tersebut adalah benar. Demokrat "dipaksa" menerima keputusan itu (fait accompli)," ujar Riefky.
Demokrat langsung menggelar rapat Majelis Tinggi untuk mengambil keputusan selanjutnya. "Menyikapi hal itu, Partai Demokrat akan melakukan rapat Majelis Tinggi Partai untuk mengambil keputusan selanjutnya. Sesuai dengan AD/ART Partai Demokrat tahun 2020, kewenangan penentuan koalisi dan Capres/Cawapres ditentukan oleh Majelis Tinggi Partai," jelas Riefky.