Pantaskah Marshel Widianto Maju Calon Walikota Tangsel?
Keputusan Gerindra tersebut menuai pro dan kontra di publik
Keputusan Gerindra tersebut menuai pro dan kontra di publik
Pantaskah Marshel Widianto Maju Calon Walikota Tangsel?
Partai Gerindra mengusung artis Marshel Widianto sebagai kandidat bakal calon Wakil Wali Kota Tangerang Selatan, periode 2025-2029.Keputusan Gerindra tersebut menuai pro dan kontra di publik.
Pengamat poltiik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Zaki Mubarak menegaskan, penetapan Marshel Widianto sebagai bakal calon Wakil Wali Kota Tangsel, oleh partai Gerindra merupakan tindakan memalukan.
Dia mengira partai besutan Prabowo Subianto tidak memiliki visi dalam menentukan arah kebijakan Kota Tangerang Selatan ke depan.
“Pilihan Gerindra itu sangat memalukan. Kelihatan bahwa Gerindra tidak punya visi yang cerdas dan mencerahkan buat Tangsel,” ungkap Zaki, Sabtu (22/6).
Menurutnya, kriteria partai dalam menentukan bacalon kepala daerah sangat tidak jelas. Zaki berharap Partai Gerindra meninjau ulang penetapan Marshel sebagai bacalon wakil wali kota.
Sebab penetapan Marshel sebagai bacalon sama saja menghina kader partai yang telah berjuang lama.
“Kriteria untuk memilih Marshel tidak jelas, tidak berdasarkan standar meritokrasi (kompetensi, visi-misi, loyalitas dan pengalaman),” kata Zaki.
Menurut dia, Gerindra perlu meninjau lagi keputusan ini, karena telah menghina kader-kader Gerindra lain yang berintegritas dan berjuang dari bawah.
“Intinya, kebijakan mengusung Marcel itu telah mencederai marwah dan citra baik Gerindra di mata warga Tangsel,” ungkap dia.
Ditegaskan Zaki, Marshel sebaiknya fokus untuk menghibur masyarakat. Sebab untuk bisa terpilih menjadi pemimpin di Tangerang Selatan tidaklah mudah. Apalagi Marshel juga tidak memiliki riwayat dalam berpolitik praktis.
“Nggak ada yang bisa diharapkan dari Marshel. Lebih baik fokus jadi komika saja. Dia keahliannya di situ. Untuk mempunyai Tangsel tidaklah mudah, Gerindra jangan main-main dengan memunculkan orang yang tidak jelas track record politiknya,” tegas Zaki.
Sementara itu, Ketua DPC Gerindra Tangsel, Li Claudia menekankan, penetapan Marshel sebagai bacalon Wakil Wali Kota merupakan keputusan pimpinan partai di tingkat pusat.
Sebagai pengurus dia dan seluruh kader patuh dan tunduk atas putusan itu.
“Kami adalah Partai Komando, kami patuh dan tunduk atas Perintah Partai melalui Pimpinan kami,” tegas Li. Dia menyinggung AD/ART Partai Gerindra, PKPU maupun UU Pemilu memasyarakatkan Pencalonan Kepala Daerah harus ada persetujuan dari Pimpinan Pusat.
“Kami Gerinda Tangsel juga DPD Gerindra Banten tidak melakukan Penjaringan Calon dari Eksternal Partai. Kami mengusulkan kader-kader kami kepada Pimpinan Pusat. DPP yang memutuskan,” ucap Li.
Meski hanya memiliki 6 kursi DPRD dan harus berkoalisi dengan partai lain agar dapat mengusung kandidat calon, Gerindra Tangsel mengaku sudah melakukan penjajakan ke semua partai yang ada.
Li Claudia memastikan akan terbentuk partai koalisi yang menyaingi pasangan Benyamin-Pilar Saga.
“Kami menjalin Komunikasi dengan semua Partai, ada yang sepaham dan ada yang tidak. Dan kami meyakini akan terbentuk Koalisi yang akan menjadi pesaing Petahana di Pilkada nanti,” ujar dia.
Li juga mempersilahkan semua pihak untuk berpendapat dan mengonentasi putusan partainya dalam Pilkada Kota Tangsel 2024 ini.
Namun begitu, Li Claudia juga meminta pengamat UIN juga dapat menyoroti kebijakan yang telah dan akan dikerjakan petahana beberapa tahun ke belakang.
“Silakan beliau berpendapat, namun adil dong beri pendapat dia tentang petahana hari ini. Sekali lagi kami Kader Gerindra tidak pernah direndahkan, keputusan Pimpinan siap kami laksanakan,” tegasnya.
Sebab menurut Caleg DPR RI 2024-2029 terpilih ini, selama Kota Tangsel terbentuk hingga saat ini masih banyak hal-hal yang perlu dibenahi. Karena alasan itu Marshel dianggap Li Claudia mampu membawa perubahan dan harapan masyarakat Tangsel kedepan.
“16 Tahun Tangsel berdiri, apakah masalah sampah sudah bisa di atasi? Kalau Petahana percaya diri dengan segala kekurangannya memimpin kenapa kami ragu atas perbaikan Tangsel yang kami tawarkan,” tegas Li Claudia. “Kami yakin masyarakat Tangsel cerdas dan ingin perbaikan di tangsel ingin tangsel sebagai rumah tinggal bebas dari banjir, bebas dari polusi udara karena bau sampah, ingin melihat jalanan tertata rapi tanpa untai kabel yang semerawut dan tiang listrik di tengah jalan,” tambah Li Claudia.