Survei: Ahok dianggap paling kompeten, tapi warga ogah memilih
Merdeka.com - Media Survei Nasional (Median) merilis elektabilitas pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta jelang putaran kedua. Hasilnya, Anies-Sandi unggul dengan 46,3 persen dan pasangan calon Basuki (Ahok)-Djarot sebesar 39,7 persen.
Meski kalah elektabilitas, survei Median menyebutkan, Ahok-Djarot dianggap paling kompeten pimpin Jakarta. Sayang, warga Jakarta tak lagi mau memilih mereka di Pilgub DKI.
Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun, bila responden ditanya secara langsung, pasangan Ahok-Djarot masih jauh lebih unggul dibandingkan dengan Anies-Sandi soal kompetensi.
-
Siapa yang unggul dalam Pilkada Jabar menurut Survei Indikator? “Ini nama nama yang muncul di kalangan elite, Dedi Mulyadi muncul dari internal Gerindra, Ilham Akbar Habibie dari Nasdem, Ridwan Kamil dari Golkar,“ kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi dalam paparan surveinya pada 4 Juli 2024 lalu.
-
Bagaimana pengaruh Ahok di Jakarta? Menurutnya, dukungan Ahok terhadap suara Ganjar tidak berpengaruh di Jakarta. Dia menyebut, Ahok dulu dibela warga karena cuma sebagai wakil gubernur Jokowi di DKI. “Apalagi di Jakarta. Pak Ahok dulu banyak dibela warga, didukung warga dianggap beliau adalah partnernya Jokowi,“ ucapnya.
-
Siapa yang dikritik Golkar soal Pilgub DKI? Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily menyindir, Anies Baswedan yang tengah mempertimbangkan maju kembali di Pemilihan Gubernur Jakarta.
-
Siapa yang memenangkan survei di Jawa Tengah? Namun, suara Prabowo-Gibran masih jauh dari pasangan nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Jawa Tengah.
-
Apa yang dikatakan Sohibul Iman tentang Pilgub Jakarta? “Enggak ada masalah. Dalam pertandingan nggak usah takut ya kan, ya kita bertanding aja. Insyaalah kita siap bertarung secara supportive, secara fair, insyaalah,“ kata Sohibul di Grand Sahid Hotel, Jakarta, Selasa (25/6).
-
Siapa yang unggul di pilgub Jateng? Survei LSI: Kaesang Unggul di Pilkada Jateng Berkat Pengaruh Presiden Jokowi
"Ada keanehan dari pemilih di DKI Jakarta ini, kalau kita tanya secara langsung dengan pertanyaan di antara dua kandidat ini 'menurut Anda mana sih yang paling kompeten?' angkanya hampir 53,6 persen itu memilih Ahok-Djarot dan Anies-Sandi Hanya 32,5 persen," kata Rico yang ditemui di Restoran Bumbu Desa, Cikini (6/3), Jakarta.
Di sisi lain, dari hasil surveinya yang dilakukan dari tanggal 21-27 Februari 2017 ini juga, hampir 56,30 persen warga Jakarta puas dengan kinerja Ahok.
"Ini relatif tinggi di atas 50 persen. Namun kalau kita jumlah responden yang puas dengan yang sangat puas itu mencapai 65 persen," ujarnya.
Ahok-Djarot memang dianggap lebih kompeten dibandingkan Anies-Sandi, namun dalam surveinya Rico mengatakan, Ahok tidak dipilih oleh warga Jakarta.
"Ahok dianggap lebih kompeten, dan itu diakui oleh pemilih Jakarta. Tetapi tidak dipilih. Sementara pasti Anies-Sandi yang dipilih," tuturnya.
Menurutnya, hal itu disebabkan oleh faktor pemilih non rasional yaitu pemilih yang memilih pasangan calon bukan berdasarkan kinerja tetapi ada faktor lainnya seperti emosional. Serta banyak nada negatif tentang Ahok yang beredar di masyarakat.
"Kalau menurut kami dari data-data yang kita lihat ini menunjukan bahwa adanya faktor pilihan yang lain kecuali faktor pilihan secara rasional (kinerja) artinya ada faktor non rasional, ada faktor emosi yang ikut mempengaruhi orang untuk memilih," ungkapnya.
Berdasarkan hasil survei, banyak warga Jakarta yang tidak menyukai Ahok karena tidak bisa menjaga kata-kata sebesar 28,0 persen, karena Ahok penista agama sebesar 10,7 persen, Ahok pribadi yang Arogan 9,3 persen, dan Ahok orang non muslim sebesar 5,7 persen.
Rico menyarankan, jika Ahok ingin dipilih oleh warga Jakarta dia harus mengubah nada negatif tentang dirinya yang beredar di masyarakat.
"Tone negatif pada Ahok masih tinggi. Menurut kami harus Ahok harus merubah tone negatif itu. Jadi, mungkin situasi ini bisa berubah," tutupnya.
Median melakukan survei ini dengan melibatkan 800 responden. Survei dilakukan sejak 21 Februari sampai 27 Februari 2017, dengan menggunakan metode multistage random sampling dan proporsional atas populasi kotamadya dan gender. Margin of error survei sebesar 3,4 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Litbang Kompas merilis survei terbaru terkait pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Jakarta 2024, Selasa (16/7).
Baca SelengkapnyaNamun dari hasil temuan di lapangan dan menyikapi aspirasi warga, Hasto klaim banyak yang kehilangan Ahok.
Baca SelengkapnyaAhok menyerahkan keputusan pencalonan Pilkada Jakarta kepada Tim Desk Pilkada DPP PDIP, Sekjen PDIP dan nantinya akan diputuskan oleh Megawati Soekarnoputri
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ahok di mata Said Abdullah adalah sosok pemimpin yang bekerja dengan sangat baik selama memimpin Jakarta.
Baca SelengkapnyaRespons Heru Budi soal penonaktifan NIK warga Jakarta dikritik Ahok
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator Politik Indonesia mencatat elektabilitas calon gubernur Jakarta.
Baca SelengkapnyaPDIP masih belum mengambil keputusan perihal dukungan calon gubernur pada Pilkada Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaSedikitnya ada lima kriteria yang harus dimiliki calon gubernur Jakarta
Baca SelengkapnyaHanya 61,0 persen responden akan mempertimbangkan sosok didukung Jokowi.
Baca Selengkapnya