Survei LSI: Anies Bisa Jadi Penentu Pemenang Pilkada Jakarta 2024
Dukungan Anies Baswedan Penting dan Berpengaruh Signifikan Terhadap Elektabilitas Paslon.
Mantan Gubernur Jakarta, Anies Baswedan memiliki peran dan pengaruh cukup penting serta signifikan dalam mempengaruhi peta elektabilitas sekaligus potensi kemenangan para pasangan kandidat Pilkada Jakarta 2024.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia, Djayadi Hanan dalam rilis temuan survei publik bertema ‘Pengaruh Anies di Pilgub Jakarta’ melalui akun resmi LSI di kanal Youtube pada Rabu (18/9).
Menurut Djayadi, berdasarkan proposisi perlakuan atau treatment yang digunakan dalam survei tersebut, posisi atau sikap dukungan Anies Baswedan terhadap salah satu pasangan calon (paslon) masih dilihat sebagai hal penting bagi para responden atau pemilih untuk menentukan pilihan mereka.
Adapun paslon yang resmi bertarung dalam Pilgub Jakarta 2024 adalah Pramono Anung-Rano Karno yang diusung PDIP, Ridwan Kamil-Suswono yang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju Plus (KIM Plus) dan paslon independen Dharma Pongrekun-Kun Wardana.
“Terutama dalam hal peningkatan atau penurunan elektabilitas dari pasangan Pramono-Rano dan pasangan RK-Suswono atau membuka jalan dari salah satu paslon untuk lebih kompetitif dan memenangkan pertarungan” kata Djayadi Hanan.
Proposisi yang digunakan LSI dalam survei terdiri dari tiga treatment terkait pertanyaan siapa yang akan dipilih, yakni proposisi pertama kelompok kontrol di mana Anies Baswedan tidak mendukung siapapun, proposisi kedua kelompok treatment 1 jika Anies mendukung paslon Pramono-Rano dan ketiga adalah kelompok treatment 2 jika Anies mendukung paslon RK-Suswono.
Dari eksperimen dan analisis statistik yang dilakukan LSI, menurut Djayadi, berpengaruh signifikan terhadap elektabilitas paslon Pramono-Rano dan juga RK-Suswono.
Hasil Simulasi Dukungan Anies
Misalnya dari tabel temuan survei, di mana elektabilitas paslon Pramono-Rano tanpa dukungan Anies, dari angka 29 persen menjadi 31,5 persen ketika paslon ini didukung Anies.
Sementara paslon RK-Suswono, dari angka 51,7 persen tanpa dukungan Anies, meningkat menjadi 53,7 persen jika sikap Anies mendukung paslon ini.
Begitu juga simulasi jika Anies mendukung Pramono-Rano, akan menurunkan elektabilitas paslon RK-Suswono secara tajam ke angka 40,5 persen.
Sedangkan jika Anies bersikap mendukung RK-Suswono, akan menurunkan elektabilitas Pramono-Rano menjadi 26,1 persen. Ini artinya, sambung Djayadi, pengaruh Anies menjadi penting dan signifikan bagi kenaikan atau penurunan elektabilitas kedua paslon.
“Kalau Pramono-Rano ingin lebih kompetitif atau mendekatkan jarak elektabilitas mereka dari paslon RK-Suswono, maka mereka membutuhkan dukungan dari Anies Baswedan secara terbuka, karena dari uji statistik mampu meningkatkan elektabilitas mereka dan menurunkan elektabilitas paslon RK-Suswono secara drastis atau signifikan,” papar Djayadi.
Begitu juga paslon RK-Suswono, lanjutnya, keduanya memerlukan dukungan dari Anies Baswedan untuk memastikan dukungan suara atau elektabilitasnya tidak turun atau tetap lebih mudah melenggang menjadi pemenang.
Paling tidak, sambung Djayadi, RK-Suswono memerlukan sikap Anies netral, supaya elektabilitas mereka tidak turun tajam. Suara dukungan yang hilang dari kedua paslon, terutama dari paslon RK-Suswono, menurut Djayadi lari kepada kelompok yang tidak memilih (golput) dan kelompok yang ragu-ragu atau tidak menjawab.
Dukungan Anies Menentukan
Djayadi menyatakan, peta pilgub Jakarta untuk sementara paslon RK-Suswono unggul secara elektabilitas, tetapi dukungan atau peta elektabilitas Pilgub Jakarta masih cukup cair karena 60 persen pemilih baru akan menentukan pilihannya menjelang hari-H dan hampir 40 persen pemilih masih mudah berubah pilihannya.
Namun secara elektoral, dukungan Anies Baswedan akan menentukan siapa pemenang kompetisi politik di Jakarta.
“Peta Pilgub Jakarta akan lebih cair lagi apabila Anies Baswedan menyatakan dukungannya kepada paslon Pramono-Anung. Sementara peta kemenangan akan lebih terkunci pada paslon RK-Suswono jika Anies Baswedan mendukung mereka,” tutup Djayadi.
Pilgub Jakarta tahun 2024 tidak diikuti oleh petahana Gubernur Jakarta, Anies Baswedan, karena tidak ada partai yang mencalonkannya. Data-data hasil survei LSI di Jakarta menunjukkan bahwa sebagai petahana, Anies sebetulnya salah satu calon yang paling kompetitif dan berpeluang menang bila dicalonkan.
Tingkat kepuasan masyarakat terhadapnya cukup tinggi dan banyak warga Jakarta yang menginginkannya kembali sebagai gubernur. Anies diperkirakan memiliki pendukung yang cukup solid di Jakarta.
Survei dilakukan LSI kepada sebanyak 1.200 responden yang merupakan pemilih Pilgub Jakarta pada awal September 2024.
Metode yang digunakan adalah multistage random sampling dengan tingkat kesalahan (margin of error) lebih kurang 2,9 persen dan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.