Survei LSI: Ridwan Kamil 53,9%, Pramono 20,8% dan Dharma Pongrekun 3,3% di Pilkada Jakarta 2024
Sampel berasal dari seluruh Kota Administratif di Provinsi Daerah Khusus Jakarta yang terdistribusi secara proporsional.
Lembaga Survei Indonesia (LSI) kembali mengeluarkan hasil riset atau surveinya terkait pengaruh Anies di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta 2024. Survei dilakukan pada 6-12 September 2024.
Dalam surveinya, disebutkan simulasi terhadap tiga nama kandidat yang maju di Pilgub Jakarta. Mereka diketahui Ridwan Kamil (RK), Pramono Anung, Dharma Pongrekun.
Untuk nama mantan Gubernur Jawa Barat yakni RK meraih 53,9 persen. Kemudian, disusul Pramono Anung yaitu 20,8 persen dan Dharma Pongrekun sebesar 3,3 persen.
"Tidak ikut memilih (golput) 5,2 persen dan tidak tahu atau rahasia 16,8 persen," kata kata Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, Rabu (18/9).
Faktor Memilih Kandidat
Pada survei itu, alasan masyarakat memilih kandidat berdasarkan beberapa faktor yaitu pengalaman di pemerintahan sebesar 24,6 persen, sudah ada bukti nyata hasil kerjanya yakni 14,2 persen, jujur, bersih dari korupsi yaitu 12,2 pesen.
Perhatian pada rakyat 9,6 persen, belum tahu nama/calon lain 9,0 persene, tgas, berwibawa 6,8 persen, mengikuti pilihan keluarga, kawan, tetangga sekitar 3,6 persen, putra daerah 3,4 persen.
Tokoh partai politik 3,3 persen, pintar, berpendidikan 3,2 persen, partai politiknya sama dengan saya 1,3 persen, hubungan kerabat, keluarga besar 1,0 persen, keluarga tokoh masyarakat 0,7 persen, tokoh agama 0,2 persen, lainnya 6,4 persen dan tidak tahu/tidak jawab 0,5 persen.
Metodologi
Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia di Provinsi Daerah Khusus Jakarta yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yaitu mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Sampel sebanyak 1200 orang diambil dengan menggunakan metode multistage dengan toleransi kesalahan (margin of error) ±2.9% pada tingkat kepercayaan 95 persen, dengan asumsi simple random sampling.
Sampel berasal dari seluruh Kota Administratif di Provinsi Daerah Khusus Jakarta yang terdistribusi secara proporsional.
Wawancara tatap muka dilakukan oleh pewawancara yang telah dilatih terhadap responden terpilih.
Kendali mutu hasil wawancara dilakukan secara random pada 20% dari total sampel oleh supervisor lapangan dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam kendali mutu ini tidak ditemukan kesalahan berarti.