8 Hal yang Bisa Menyebabkan Seseorang Jadi Pribadi yang Lebih Baik Walau Berasal dari Keluarga yang Berantakan
Lahir dari keluarga yang kurang harmonis bukanlah faktor utama yang membuat seseorang jadi orangtua yang buruk.
Tidak semua anak yang tumbuh dari keluarga dengan orang tua yang sulit atau penuh masalah akan menjadi pribadi yang sama. Bahkan, sering kali kita mendengar kisah seseorang yang, meski berasal dari lingkungan keluarga yang keras, justru tumbuh menjadi pribadi yang baik dan penuh empati.
Bagaimana ini bisa terjadi? Dilansir dari Psychology Today, berikut adalah delapan faktor yang bisa menjelaskan mengapa seseorang bisa menjadi pribadi yang lebih baik meski dibesarkan dalam keluarga yang berantakan.
-
Bagaimana membuat anak menjadi pribadi yang baik? Orang tua tak hanya wajib dalam memberikan teladan, namun juga hendaknya memberikan nasihat yang membangun demi membentuk pribadi anak yang baik.
-
Bagaimana psikologi membentuk kepribadian? Dalam kajian ini, para ahli psikologi berupaya menjelaskan bagaimana pengaruh internal dan eksternal dapat membentuk kepribadian, mengapa seseorang bereaksi terhadap situasi tertentu, dan bagaimana perkembangan manusia terjadi sepanjang rentang kehidupannya.
-
Apa yang menentukan kepribadian anak? Penelitian menunjukkan bahwa baik genetik maupun lingkungan berperan dalam membentuk kepribadian seseorang. Genetik memberikan fondasi, sementara lingkungan mengasah dan membentuk ekspresi sifat-sifat tersebut.
-
Bagaimana lingkungan memengaruhi sifat anak? 'Kepribadian adalah hasil dari interaksi kompleks antara genetik dan lingkungan,' tulis sebuah studi yang diterbitkan di Molecular Psychiatry. Penelitian ini menyimpulkan bahwa lebih dari 700 gen berkontribusi pada pembentukan kepribadian, tetapi lingkungan tetap memainkan peran penting dalam menentukan ekspresi gen-gen tersebut.
-
Bagaimana cara menjadi manusia yang baik? Jadilah manusia yang baik, berhati hangat, dan penyayang. Itu adalah keyakinan mendasar kita.
-
Kenapa sifat anak dipengaruhi genetik? Studi tentang kembar identik yang dibesarkan terpisah, seperti yang dilakukan dalam Minnesota Study of Twins Reared Apart, memberikan wawasan berharga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 30% hingga 60% sifat kepribadian dapat dijelaskan oleh faktor genetik.
1. Trauma yang Dialami Orang Tua
Banyak orang tua yang memiliki kepribadian sulit sebenarnya pernah mengalami trauma berat dalam hidup mereka. Pengalaman traumatis seperti kehilangan orang tua, kekerasan, atau kondisi lingkungan yang berbahaya saat mereka tumbuh besar bisa membentuk kepribadian yang sulit. Namun, trauma tersebut mungkin tidak selalu ditransfer ke anak-anak mereka. Anak-anak ini tumbuh tanpa mengalami trauma yang sama, sehingga memiliki kesempatan lebih besar untuk berkembang secara emosional lebih sehat.
2. Sifat Ekstrem Tidak Selalu Menurun
Secara statistik, orang yang memiliki sifat kepribadian ekstrem cenderung memiliki anak dengan kepribadian yang lebih mendekati rata-rata. Sebagai contoh, jika seorang orang tua memiliki sifat yang sangat egois atau sulit bergaul, tidak selalu anak mereka akan mewarisi sifat yang sama dalam intensitas tinggi. Fenomena ini disebut dengan "regresi ke rata-rata," di mana anak-anak cenderung memiliki kepribadian yang lebih moderat dibandingkan orang tua mereka.
3. Pengaruh Generasi
Beberapa anak justru tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik karena orang tua mereka telah mengalami perlakuan yang lebih buruk dari generasi sebelumnya. Sebagai contoh, seorang orang tua yang mengalami kekerasan dari orang tuanya mungkin mengadopsi pola asuh yang lebih lembut meskipun mereka sendiri tidak sempurna. Dengan demikian, terdapat perbaikan kualitas hubungan keluarga dari satu generasi ke generasi berikutnya.
4. Efek Perlindungan dari Saudara Kandung
Saudara kandung yang mengalami situasi sulit bersama sering kali mengembangkan ikatan yang sangat kuat. Mereka saling mendukung dan berbagi penderitaan yang sama, yang akhirnya memberikan efek protektif bagi perkembangan emosional mereka. Dalam banyak kasus, kedekatan ini bisa menjadi penyokong bagi seseorang untuk tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik, meski orang tua mereka memiliki perilaku yang bermasalah.
5. Dukungan dari Orang Dewasa Lain
Selain saudara, orang dewasa lain seperti guru, pelatih, atau bahkan orang tua dari teman dapat memberikan dukungan dan contoh yang positif bagi anak-anak yang berasal dari keluarga bermasalah. Sebuah studi menunjukkan bahwa memiliki sosok dewasa yang bisa diandalkan dalam hidup dapat membantu anak menghadapi tantangan di rumah dan mengembangkan ketahanan mental yang lebih kuat. Dukungan ini bisa membantu mereka melampaui masalah yang dihadapi di rumah dan menjadi pribadi yang lebih baik.
6. Efek Reaktif
Kadang-kadang, kepribadian yang mudah bergaul atau penyayang terbentuk sebagai reaksi terhadap perilaku orang tua yang sulit. Misalnya, seorang anak yang sering menghadapi kemarahan tak terduga dari orang tua mungkin belajar untuk mengembangkan sikap yang lebih mudah beradaptasi dan berusaha keras untuk menghindari konflik. Sikap ini mungkin awalnya merupakan mekanisme pertahanan, tetapi pada akhirnya bisa menjadi bagian dari kepribadian mereka.
7. Janji untuk Menjadi Lebih Baik
Banyak anak yang tumbuh dari keluarga yang berantakan berjanji pada diri sendiri untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama seperti yang dilakukan oleh orang tua mereka. Misalnya, seorang anak yang merasa tidak pernah didengarkan mungkin bertekad untuk menjadi pendengar yang baik bagi orang lain. Visi untuk menjadi lebih baik dari orang tua ini sering kali menjadi motivasi kuat untuk tumbuh menjadi pribadi yang lebih positif dan penuh kasih.
8. Pengaruh Lingkungan Positif
Meskipun tumbuh dalam lingkungan keluarga yang berantakan, anak-anak yang berinteraksi dengan lingkungan yang mendukung, seperti sekolah, komunitas, atau kelompok teman yang positif, sering kali bisa mengatasi dampak negatif dari keluarganya. Lingkungan sosial yang positif dapat memberikan anak-anak ini ruang untuk berkembang menjadi individu yang lebih baik, dengan nilai-nilai yang lebih sehat dan sikap yang lebih konstruktif terhadap kehidupan.
Meski memiliki orang tua yang sulit bisa menjadi tantangan besar, ada banyak faktor yang dapat membantu seseorang tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Meskipun dampak dari orang tua yang sulit sering kali tetap ada, peluang untuk menjadi individu yang lebih baik selalu ada, terutama jika mereka mendapat dukungan yang tepat dari lingkungan mereka.