8 Hal yang Tanpa Disadari Hanya Muncul pada Seseorang dengan IQ Jongkok, Banyak Muncul di Negara 'IQ Rata-rata 78'
Sejumlah perilaku bisa tampak pada seseorang yang memiliki kecerdasan di bawah rata-rata.
IQ atau kecerdasan intelektual merupakan ukuran kemampuan seseorang dalam berpikir, memecahkan masalah, serta mempelajari hal-hal baru. Seringkali kita mendengar istilah ‘pintar’ yang merujuk pada kemampuan seseorang dalam memahami dan memanipulasi informasi.
Namun, ada beberapa sifat dan perilaku yang tak selalu terlihat jelas namun menandakan rendahnya kecerdasan seseorang. Dilansir dari Your Tango, berikut adalah delapan hal yang tanpa disadari hanya muncul pada seseorang dengan IQ jongkok.
-
Apa tanda seseorang yang tidak pintar? Ada beberapa tanda yang bisa menunjukkan bahwa seseorang sebenarnya tidak sepintar yang mereka kira.
-
Apa saja tanda kesehatan mental yang buruk? Kenali Tanda-tanda Kesehatan Mental yang Buruk
-
Apa penyakit keterbelakangan mental itu? Keterbelakangan mental merupakan suatu kondisi medis yang memengaruhi fungsi intelektual dan keterampilan adaptif seseorang.
-
Siapa yang memiliki IQ tinggi? Mengutip laporan ScienceFocus by BBC, Rabu (7/2), orang yang punya IQ tinggi adalah Terence Tao.
-
Siapa yang berisiko alami gangguan kecerdasan? Anak-anak yang sering mengalami kesulitan bernapas atau memiliki kadar oksigen rendah dalam darah berisiko mengalami gangguan fungsi otak.
-
Apa yang mempengaruhi IQ tinggi suatu negara? Negara yang memiliki rata-rata IQ tinggi, mencerminkan pencapaian pendidikan, inovasi teknologi, dan budaya intelektual yang kuat.
Kurang Rasa Penasaran
Salah satu ciri utama orang dengan IQ rendah adalah kurangnya rasa ingin tahu. Mereka cenderung tidak tertarik untuk mempelajari hal-hal baru atau menggali lebih dalam mengenai topik yang mereka sudah pahami. Mereka lebih suka memiliki pemahaman yang dangkal terhadap suatu masalah tanpa mempertimbangkan penyebab mendalam dari masalah tersebut. Orang-orang ini sering kali tidak merasa perlu untuk membuka perspektif baru dan memiliki kosa kata yang terbatas.
Mereka terjebak dalam pandangan dunia yang sempit dan cenderung tidak terbuka terhadap sudut pandang orang lain. Menurut The Positive Psychology Center di Universitas Pennsylvania, orang yang berpikiran terbuka cenderung memiliki skor yang lebih tinggi dalam tes kemampuan kognitif, membuktikan adanya hubungan antara rendahnya kecerdasan dan keterbatasan berpikir.
Kesulitan Beradaptasi dengan Situasi Baru
Orang dengan IQ rendah sering kali kesulitan beradaptasi dengan lingkungan atau situasi yang baru. Mereka mungkin tampak terampil dalam teori, tetapi ketika dihadapkan dengan realitas hidup, mereka akan kesulitan mencari solusi. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kemampuan perencanaan dan pemecahan masalah dalam kecerdasan seseorang, karena tanpa kemampuan tersebut, beradaptasi menjadi tantangan yang berat.
Tidak Tahu Apa yang Mereka Tidak Tahu
Fenomena ini dikenal dengan efek Dunning-Kruger, dimana seseorang yang memiliki pengetahuan terbatas justru merasa dirinya sangat ahli dalam bidang tersebut. Sebagai contoh, seseorang dengan IQ rendah mungkin merasa sangat kompeten meskipun pengetahuannya minim. Psikolog David Dunning menyatakan bahwa "ruang lingkup ketidaktahuan seseorang sering kali tidak terlihat bagi mereka sendiri." Orang-orang ini cenderung tidak menyadari keterbatasan intelektual mereka, yang akhirnya menciptakan kepercayaan diri yang berlebihan tanpa disertai pemahaman yang memadai.
Melihat Dunia dalam Hitam dan Putih
Orang dengan IQ rendah sering kali berpikir dalam dikotomi, yaitu melihat segala sesuatu hanya dalam dua sisi ekstrem, tanpa mempertimbangkan nuansa atau kompleksitas yang ada. Pemikiran jenis ini disebut sebagai polarized thinking atau dichotomous thinking, dimana seseorang hanya melihat baik atau buruk, benar atau salah, tanpa adanya kemungkinan alternatif di tengah.
Hal ini juga sering terlihat dalam cara mereka berbicara dengan kata-kata seperti "selalu", "tidak pernah", dan "mustahil". Pola pikir ini dapat menyebabkan stres dalam hubungan antarpribadi karena mereka cenderung menganggap orang lain hanya pada satu sisi, tanpa mengenali kerumitan karakter manusia.
Sulit Mengubah Pendapat
Seseorang dengan IQ rendah cenderung tidak memiliki fleksibilitas kognitif. Mereka sulit untuk membuka pikiran terhadap pandangan baru, bahkan ketika diberikan bukti atau informasi yang berbeda. Keteguhan pendapat ini sering kali membuat mereka sulit menerima tantangan intelektual, dan mereka mungkin menjadi mudah tersinggung atau defensif jika pandangan mereka dipertanyakan. Hal ini berhubungan erat dengan kurangnya rasa ingin tahu dan keengganan untuk melihat hal-hal dari sudut pandang yang berbeda.
Kesulitan Berpikir Secara Hipotetik
Berpikir secara hipotetik, yaitu memikirkan kemungkinan-kemungkinan di luar kenyataan yang tampak, sering kali menjadi kesulitan bagi orang dengan IQ rendah. Mereka lebih fokus pada hal-hal yang mereka bisa lihat dan pahami secara langsung, dan sangat kesulitan jika harus mempertimbangkan situasi atau ide yang lebih abstrak. Ketidakmampuan untuk berpikir di luar apa yang mereka tahu menyebabkan mereka terjebak dalam pola pikir yang terbatas.
Kekurangan Empati
Studi yang dilakukan pada 2019 di Tiongkok menunjukkan bahwa orang dengan IQ lebih tinggi cenderung memiliki tingkat empati yang lebih tinggi pula. Sebaliknya, orang dengan IQ rendah cenderung kurang peka terhadap perasaan orang lain. Kemampuan untuk merasakan dan memahami emosi orang lain adalah salah satu bentuk kecerdasan emosional yang sangat penting dalam interaksi sosial. Tanpa empati, seseorang akan lebih sulit untuk menjalin hubungan yang sehat dan penuh pengertian dengan orang lain.
Egois dan Terpusat pada Diri Sendiri
Seseorang dengan IQ rendah sering kali terlalu terfokus pada pengalaman dan kepentingan pribadi mereka, sehingga sulit untuk melihat atau mempertimbangkan pandangan orang lain. Mereka mungkin merasa bingung ketika diminta untuk memahami mengapa orang lain membutuhkan bantuan, atau bahkan menantang kenyataan bahwa banyak kebenaran bisa ada sekaligus dalam suatu situasi.
Studi pada 2023 menemukan bahwa orang dengan pandangan dunia yang terbatas cenderung lebih egois dan kurang terbuka terhadap perspektif lain, terutama karena mereka lebih mementingkan keuntungan pribadi daripada kesejahteraan bersama.
Meskipun seseorang dengan IQ rendah mungkin masih memiliki kualitas lain yang bernilai, ciri-ciri ini sering kali menunjukkan keterbatasan dalam kemampuan berpikir kritis, beradaptasi, dan merespons dengan empati terhadap dunia sekitarnya. Untuk berkembang, sangat penting bagi kita untuk menyadari adanya potensi keterbatasan dalam pola pikir dan berusaha memperluas wawasan agar bisa lebih memahami dunia dengan lebih baik.