Ilmuwan Temukan Bahwa Kandungan Mikroplastik Sudah Mencemari Testis Manusia
Pada saat ini kandungan mikroplastik sudah ditemukan di berbagai bagian tubuh manusia termasuk pada testis manusia.
Pada saat ini kandungan mikroplastik sudah ditemukan di berbagai bagian tubuh manusia termasuk pada testis manusia.
-
Apa dampak mikroplastik pada kesehatan? Paparan dari mikroplastik di kehidupan sehari-hari kita bisa menimbulkan sejumlah dampak kesehatan yang tak main-main. Dari Masalah Jantung Hingga di Testikel, Ketahui Bahaya Paparan Mikroplastik Terhadap Tubuh Kita
-
Dimana mikroplastik ditemukan dalam tubuh manusia? Awal tahun 2024, sebuah penelitian penting mengungkap bahwa mikroplastik, yaitu partikel kecil plastik yang berasal dari pemecahan potongan plastik yang lebih besar, ditemukan dalam lebih dari 50% deposit lemak pada arteri yang tersumbat di tubuh manusia.
-
Kenapa mikroplastik berbahaya bagi kesehatan? Menurut laporan dari Phys pada Kamis (21/11), terdapat sekitar 16.000 bahan kimia plastik, di mana setidaknya 4.200 di antaranya dianggap 'sangat berbahaya' bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Ketika bahan kimia ini terurai di lingkungan, mereka berpotensi berubah menjadi mikroplastik, dan selanjutnya menjadi nanoplastik.
-
Apa saja dampak mikroplastik? Dampak yang ditimbulkan dari hal ini cukup serius. Kita dapat mengalami gangguan pada sistem pencernaan, iritasi pada usus, dan bahkan ada kemungkinan terjadinya gangguan hormonal dalam tubuh kita.
-
Kenapa mikroplastik berbahaya? Zat kimia yang terdapat dalam mikroplastik, seperti bisphenol A (BPA) dan phthalates, bisa mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh dan berpotensi menyebabkan masalah reproduksi serta obesitas. Dalam jangka panjang, mikroplastik juga dapat memicu peradangan pada jaringan dan organ, bahkan meningkatkan risiko terjadinya kanker.
-
Bagaimana mikroplastik masuk ke dalam tubuh manusia? Mikroplastik dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui berbagai cara, salah satunya adalah melalui konsumsi makanan.
Ilmuwan Temukan Bahwa Kandungan Mikroplastik Sudah Mencemari Testis Manusia
Dilansir dari Science Alert, penelitian yang dilakukan oleh tim ilmuwan dari University of New Mexico telah mengkonfirmasi bahwa mikroplastik telah berhasil terdeteksi dalam jaringan testis manusia.
Hasil ini menambahkan testis ke dalam daftar lokasi di mana mikroplastik telah menyebar, bersama dengan plasenta manusia, batuan purba, arteri yang tersumbat, ikan paus biru, kotoran bayi, wilayah Antartika, dekat puncak Gunung Everest, dan dasar samudra.
Dalam penelitian tersebut, tim melihat jaringan testis yang diambil dari anjing dan manusia. Hasilnya menunjukkan bahwa mikroplastik ditemukan dalam setiap sampel, dengan jumlah yang hampir tiga kali lipat lebih tinggi pada manusia daripada pada anjing.
Hasil ini tentu sangat mengejutkan. Rata-rata, terdapat 122,63 mikrogram mikroplastik per gram jaringan pada anjing, sementara pada manusia mencapai 329,44 mikrogram per gram.
Penemuan ini menyadarkan kita kembali mengenai paparan polusi plastik ke dalam tubuh kita, dan juga menimbulkan pertanyaan mengenai potensi dampak fragmen mikroskopis ini terhadap kesuburan pria.
Xiaozhong Yu, peneliti yang terlibat dan seorang ilmuwan kesehatan lingkungan dari University of New Mexico, mengungkapkan keraguannya awalnya terhadap kemungkinan mikroplastik menembus sistem reproduksi.
"Dalam penelitian ini, tim berhasil mengidentifikasi 12 jenis mikroplastik. Polimer plastik yang paling banyak ditemukan adalah polietilena (PE), yang digunakan dalam pembuatan tas plastik dan botol plastik, serta menjadi kontributor utama masalah polusi plastik kita," kata Yu.
Meskipun penelitian ini tidak dapat menguji jumlah sperma pada jaringan manusia, para peneliti berhasil melakukannya pada sampel anjing. Mereka menemukan bahwa tingkat polivinil klorida (PVC) plastik yang tinggi berkorelasi dengan jumlah sperma yang lebih rendah pada hewan.
"PVC dapat melepaskan banyak bahan kimia yang mengganggu spermatogenesis dan mengandung bahan kimia yang menyebabkan gangguan endokrin," tambah Yu.
Peneliti tertarik untuk membandingkan testis anjing dan manusia karena kesamaan biologis antara kedua spesies tersebut, serta karena anjing hidup di lingkungan yang sama dengan manusia.
Meskipun masih belum jelas bagaimana mikroplastik dapat memengaruhi tubuh manusia dalam jangka panjang, penelitian sebelumnya telah menunjukkan hubungan antara paparan mikroplastik dengan respons inflamasi yang parah dan masalah pada sistem pencernaan.
Baik bagi tubuh manusia maupun lingkungan alam, keberadaan materi sintetis yang tidak dapat terurai ini membawa dampak yang merugikan. Hal yang perlu dipertanyakan adalah apakah sudah terlambat untuk mengambil tindakan dalam menghadapi masalah ini.
"Kita tidak ingin menakut-nakuti orang," kata Yu. "Kita ingin menyediakan data ilmiah dan meningkatkan kesadaran akan keberadaan banyaknya mikroplastik.
"Kita memiliki pilihan untuk menghindari paparan, mengubah gaya hidup, dan mengubah perilaku kita," tutupnya.