Kista Bawaan yang Tidak Diatasi dengan Tepat Bisa Sebabkan Kelainan dan Komplikasi
Masalah kista bawaan yang tidak dibersihkan dengan tepat bisa menimbulkan komplikasi dan kelainan.
Kista duktus koledokus merupakan kelainan bawaan yang terjadi pada saluran empedu. Kelainan ini dapat menimbulkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan tepat. Menurut dr. Kshetra Rinaldhy, Sp.B Subsp.Ped(K), seorang dokter spesialis bedah pediatri dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta, kista yang dibiarkan membesar akan menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang berpotensi membahayakan pasien, terutama jika penanganannya tidak dilakukan dengan benar.
Kista yang telah berkembang menjadi besar dapat menempel pada jaringan tubuh lain, seperti usus halus dan pembuluh darah. Hal ini menyebabkan kesulitan dalam proses pengangkatan kista secara menyeluruh.
-
Mengapa kista bisa berbahaya? Meskipun sebagian besar kista bersifat jinak, ada kemungkinan beberapa kasus dapat berkembang menjadi masalah serius jika tidak ditangani dengan benar.
-
Apa sebenarnya kista itu? Kista adalah kantong jaringan yang biasanya berisi cairan, nanah, atau gas. Sebagian bersifat jinak dan dapat muncul hampir di semua bagian tubuh.
-
Kenapa kista bisa muncul? Kista bisa muncul dari infeksi, kelenjar sebaceous yang tersumbat, atau tindikan.
-
Kenapa kista perlu diwaspadai? Tanda-tanda kista perlu diwaspadai setiap orang. Kista adalah benjolan berisi cairan atau bahkan padat yang tumbuh di berbagai area tubuh. Umumnya, kista tumbuh di area kulit kepala, punggung, lengan, kaki, serta organ dalam tubuh seperti hati, ovarium, rahim, ginjal, atau otak. Ukuran benjolan tersebut cukup bervariasi. Biasanya disertai beberapa gejala, seperti keluar darah, kemerahan di kulit, kaku atau kesemutan, dan pusing. Kista akan semakin parah jika tidak segera ditangani dan terus dibiarkan berkembang.
-
Bagaimana cara mengatasi kista? Mengompres kista dengan air hangat dapat mempercepat proses penyembuhan dengan membantu mengeringkannya.
"Kista yang tertinggal karena terlalu besar dia menempel ke usus halus, ke pembuluh darah jadi sulit membersihkan semua sehingga terpaksa ada bagian tertinggal, yang muncul keluhan ada yang berkembang menjadi kanker walaupun angkanya kecil," jelas dr. Kshetra dilansir dari Antara.
Meski angka perkembangan menjadi kanker tergolong kecil, risiko ini tetap ada dan tidak bisa diabaikan. Selain itu, meskipun operasi sudah dilakukan dengan metode bypass—di mana saluran empedu dialihkan langsung ke usus halus—komplikasi lain masih bisa muncul, seperti terbentuknya batu di saluran bypass akibat sumbatan yang terjadi sebelumnya.
Gejala yang Tidak Selalu Terlihat
Salah satu tantangan dalam menangani kista duktus koledokus adalah kista ini tidak selalu menunjukkan gejala sejak dini. Pada beberapa kasus, pasien baru menyadari adanya kelainan ketika gejala yang lebih serius muncul, atau bahkan saat mereka sudah dewasa.
"Ini kelainan bawaan dan bisa nggak bergejala, gejalanya benjolan di perut karena salurannya membesar, semakin bertambah usia bisa disertai kuning dan infeksi," tambah dr. Kshetra.
Kondisi ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kerusakan pada hati jika tidak ditangani. Zat bilirubin yang seharusnya mengalir dari hati menuju usus melalui saluran empedu dapat tersumbat oleh kista yang terlalu besar, sehingga menumpuk di hati dan menyebabkan kerusakan. Jika bilirubin mencapai level yang tinggi, risiko kerusakan otak dan penurunan kesadaran pasien menjadi sangat mungkin terjadi.
Dampak yang Lebih Serius dan Penanganan yang Diperlukan
Kerusakan hati akibat kista yang tidak ditangani dengan tepat dapat berkembang menjadi sirosis, yang merupakan kondisi hati kronis dengan gejala serius seperti gagal hati, akumulasi cairan di perut, perdarahan di saluran pencernaan, dan muntah darah. Pada tahap ini, pasien mungkin memerlukan transplantasi hati, selain pengangkatan kista.
"Bilirubin tinggi berbahaya pada otak, ada ensefalopati (penyakit otak) sehingga kesadaran turun," terang dr. Kshetra, menambahkan bahwa pengobatan pasca operasi harus dilakukan secara rutin untuk menghindari masalah pencernaan dan komplikasi lainnya. Bahkan, bagi pasien yang telah menjalani transplantasi hati, obat harus diminum seumur hidup untuk mengurangi risiko penolakan cangkok hati dari pendonor.
Mendeteksi kista duktus koledokus sejak dini sangatlah penting untuk menghindari komplikasi yang lebih serius. Dengan deteksi dini, penanganan bisa dilakukan sebelum kista berkembang menjadi lebih besar dan menempel pada jaringan lain, yang akan mempersulit proses pengangkatan. Operasi yang dilakukan saat kista masih kecil akan jauh lebih mudah dan aman, mengurangi risiko komplikasi setelah operasi.
Kesadaran akan pentingnya pemeriksaan kesehatan secara berkala juga perlu ditingkatkan, terutama bagi bayi yang baru lahir dan anak-anak. Dengan pemeriksaan yang rutin, kista duktus koledokus dapat terdeteksi dan ditangani lebih awal, sehingga komplikasi serius dapat dihindari. Penanganan yang tepat dan dini tidak hanya meningkatkan kualitas hidup pasien, tetapi juga mencegah kerusakan organ yang lebih parah di kemudian hari.