Masih Melakukan Hukuman Fisik pada Anak? Psikolog Ungkap Mengapa Hal Ini Tak Efektif
Faktanya, hukuman fisik seperti memukul tidak bisa dijadikan satu alat untuk bisa membuat perilaku anak berubah.
Masih terdapat orangtua yang menerapkan hukuman fisik kepada anak dengan harapan untuk mengubah perilaku mereka. Namun, tidak semua jenis hukuman fisik sesuai untuk diterapkan pada anak.
"Saat ini, banyak orangtua yang menggunakan hukuman fisik, tetapi anak tetap tidak mengalami perubahan, yang menunjukkan bahwa cara ini tidak efektif dalam mendidik anak untuk jera dan memperbaiki perilakunya. Mungkin perlu pendekatan yang berbeda," ungkap Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Prof. Dr. Rose Mini Agoes Salim M.Psi.
-
Apa dampak hukuman fisik pada anak? Hukuman fisik dapat menyebabkan dampak negatif baik secara fisik maupun psikologis, serta dapat mengganggu hubungan yang seharusnya harmonis antara orang tua dan anak.
-
Kenapa berteriak tidak efektif untuk mendisiplinkan anak? Penelitian menunjukkan bahwa sering meneriakan anak merupakan hal yang justru bisa membuat masalah perilaku mereka memburuk. Lebih lanjut, berteriak pada anak juga bisa semakin tidak efektif ketika semakin sering dilakukan. Anak bisa kemudian mengacuhkan teriakan orangtua.
-
Mengapa kekerasan pada anak di masa lalu dianggap sebagai metode efektif? Parenting dengan kekerasan, yang melibatkan penggunaan hukuman fisik seperti memukul, mencubit, atau bentuk kekerasan lainnya sebagai cara mendisiplinkan anak, dulunya dianggap sebagai metode efektif di banyak budaya.
-
Apa dampak kekerasan pada anak? Menurut American Psychological Association (APA), anak-anak yang mengalami kekerasan lebih rentan terhadap depresi, kecemasan, agresi, dan perilaku antisosial di kemudian hari.
-
Apa dampak pukul anak? Mereka juga memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan kesehatan mental dan harga diri yang lebih rendah. Jadi, pemukulan tidak hanya tidak efektif dalam mengubah perilaku anak, tetapi juga dapat merusak kesejahteraan mental dan emosional mereka.
-
Kenapa kekerasan bisa merugikan anak? Mereka berisiko mengalami masalah fisik dan mental, penyalahgunaan narkoba, serta penurunan kualitas hidup yang dapat berlangsung hingga dewasa, bahkan seumur hidup.
Psikolog yang akrab disapa Romi ini menjelaskan bahwa ada berbagai alasan mengapa anak melakukan pelanggaran. Salah satu penyebab yang paling umum adalah ketidakpahaman anak terhadap aturan yang ada. Selain itu, anak juga bisa melanggar aturan untuk menarik perhatian atau karena terpaksa dalam situasi tertentu.
Romi menegaskan bahwa hukuman fisik seperti memukul tidak dapat dijadikan satu-satunya metode untuk mengubah perilaku anak. Anak perlu memahami konsekuensi dari tindakan mereka dan menyadari manfaat dari mematuhi aturan. Romi juga menambahkan bahwa untuk mengubah perilaku anak, perlu dilihat dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotor, yang dikenal sebagai shaping atau pembentukan perilaku.
"Ada berbagai cara untuk melakukannya, seperti memberikan informasi dan pemahaman terlebih dahulu, melalui kognitif, afektif, dan kemudian psikomotor, sehingga anak memahami bahwa ini demi kebaikan mereka. Dengan demikian, kemungkinan besar mereka tidak akan mengulangi perilaku buruk," jelas Romi, mengutip dari Antara.
Apa yang Harus Dilakukan Orangtua Jika Anak Tidak Mematuhi Aturan?
Romi menjelaskan bahwa orangtua dapat memberikan pemahaman kepada anak melalui komunikasi yang bersifat kognitif, serta memperhatikan dampak emosional yang mungkin timbul jika anak tidak melakukan pelanggaran. Dengan pendekatan ini, anak diharapkan dapat menghentikan perilaku buruknya secara psikomotor. Selain itu, penting untuk memberikan pemahaman mengenai konsekuensi agar anak mengerti alasan di balik larangan terhadap tindakan yang melanggar aturan.
Anak yang Berbuat Salah Tidak Selalu Perlu Dihukum
Hukuman tidak selalu menjadi solusi ketika anak melakukan kesalahan. Di sisi lain, orangtua juga tidak seharusnya terlalu memanjakan anak dengan hadiah sebagai bentuk penghargaan atas kepatuhan, karena hal ini dapat merusak mental anak dan membuatnya selalu mengharapkan imbalan. "Hukuman sebaiknya dijadikan pilihan terakhir; jika masih ada kesempatan untuk berdiskusi dan memberikan penjelasan kepada anak mengenai pelanggaran yang dilakukannya, serta memberikan nasihat dengan nada suara yang tenang, maka anak tidak akan merasa takut kepada orangtua," ujarnya.
Seringnya Anak Mendapat Hukuman, Apa Dampaknya?
Anak-anak yang sering menerima hukuman, terutama yang bersifat fisik, berisiko menjadi agresif atau kasar di lingkungan luar. Ini disebabkan oleh cara orang tua memperlakukan mereka. Selain itu, anak-anak tersebut dapat mengalami tekanan, kehilangan rasa percaya diri, dan memiliki rendahnya harga diri akibat merasa dipermalukan. Oleh karena itu, memberikan hukuman kepada anak memiliki berbagai dampak psikologis, dan sebaiknya menghindari tindakan memukul, hukuman fisik, atau hukuman verbal.