Mengapa Bayi dan Anak-anak Tidak Suka Memakai Baju dan Sering Berlari Telanjang?
Bayi dan anak-anak kerap kabur ketika dipakaikan baju, mengapa?
Seberapa sering kita temui bayi yang menangis ketika dipakaikan baju?tau seberapa sering kita lihat anak kecil berlari tanpa baju? Hal ini menimbulkan pertanyaan mengapa bayi dan anak kerap tidak senang dipakaikan baju.
-
Kenapa bayi perlu belajar pakai baju sendiri? Membiarkan mereka membuat pilihan mereka sendiri, seperti memilih baju mana yang akan dikenakan, juga memungkinkan anak balita mulai mengekspresikan diri.
-
Mengapa anak-anak Keluarga Olas berjalan merangkak? Para peneliti berpendapat bahwa pola berjalan yang unik ini mungkin berkembang karena adanya keterbatasan kesempatan untuk berdiri dengan dua kaki setelah usia sembilan bulan.
-
Kenapa anak laki-laki banyak bergerak? Anak laki-laki memiliki lebih sedikit serotonin dan oxytocin, yaitu hormon yang membantu menenangkan. Hal ini menyebabkan anak laki-laki lebih banyak bergerak dan bertindak secara impulsif.
-
Apa manfaat bayi bisa pakai baju sendiri? Berpakaian memiliki manfaat perkembangan untuk anak balita Anda. Memilih pakaian dan memakainya memungkinkan mereka berlatih perencanaan dan urutan. Selain itu, tindakan memakai celana, jaket, dan kaos kaki akan melatih keterampilan motorik halus mereka.
-
Kenapa bayi sering bersin ketika ganti baju? Hal ini menyebabkan mengapa bayi biasanya bersin saat sedang ganti baju. Terjadinya hal ini merupakan sebuah kondisi yang normal dan tak berarti bahwa bayi sedang demam.
-
Siapa anak-anak yang berjalan merangkak itu? Keluarga Olas terdiri dari 18 anak, dengan enam di antaranya lahir dengan ciri yang belum pernah ditemukan pada manusia modern dewasa.
Mengapa Bayi dan Anak-anak Tidak Suka Memakai Baju dan Sering Berlari Telanjang?
Seringkali, kita sebagai orang tua menemui situasi di mana bayi atau balita lebih memilih untuk berlarian telanjang di rumah, tanpa memperdulikan pakaian yang dilepaskan dengan sembrono. Fenomena ini, meskipun mungkin terlihat biasa, sebenarnya memiliki alasan yang mendasar.
Setiap anak memiliki pendekatan yang berbeda terhadap pakaian, dan kecenderungan untuk menolak pakaian pada balita merupakan hal yang wajar.
Dilansir dari Romper, dr. Peily Soong, seorang dokter anak di Children's of Alabama, menjelaskan bahwa balita umumnya tidak terlalu peduli tentang pentingnya berpakaian, kecuali untuk tujuan kehangatan.
Pertama-tama, balita memiliki tingkat metabolisme yang tinggi dan tingkat aktivitas fisik yang lebih tinggi daripada orang dewasa atau anak yang lebih besar. Oleh karena itu, mereka cenderung ingin mengenakan pakaian yang lebih sedikit, terutama jika mereka tidak merasa kedinginan.
Dr. Soong menjelaskan bahwa alasan utama mengenakan pakaian pada umumnya adalah untuk kehangatan, kesopanan, dan mode. Namun, balita biasanya hanya memedulikan tujuan kehangatan dan kurang memedulikan aspek kesopanan dan mode.
Selain itu, balita memiliki sensitivitas sensorik yang tinggi. Hal-hal sepele seperti tag pakaian yang mengganggu dapat menjadi penyebab kejengkelan mereka.
Dr. Soong menyebutkan bahwa "serat kasar, tag pakaian yang mengganggu, pakaian yang terlalu ketat, atau hal-hal lain yang 'aneh' pada pakaian bisa membuat mereka merasa tidak nyaman." Oleh karena itu, tindakan melepaskan pakaian bisa menjadi cara balita mengekspresikan protes atau kefrustrasian terhadap ketidaknyamanan tersebut.
Terkait dengan kontrol, tindakan melepaskan pakaian juga dapat menjadi bentuk uji coba terhadap batas-batas kontrol yang dimiliki oleh balita.
"Faktor kontrol juga dapat memengaruhi keinginan anak dalam mengenakan atau melepaskan pakaian," tambah Dr. Soong. "Jika mereka merasa kesal atau tidak nyaman, mereka mungkin akan berjuang untuk mengenakan pakaian atau justru melepas pakaian sebagai ungkapan kekesalannya jika diberi kesempatan."
Bagaimana cara mengatasi anak yang menolak memakai baju?
Dalam menghadapi anak yang menolak memakai baju, Dr. Soong memberikan beberapa saran yang dapat membantu:
Kenakan Pakaian saat Anak Tenang
Hindari mencoba mengenakan pakaian saat anak sedang tantrum. Lebih baik melakukannya ketika anak dalam keadaan tenang.
Pilihlah Pakaian yang Nyaman
Pakaian yang nyaman, seperti pakaian katun ringan dengan tag minimal, dapat membantu mengurangi potensi gangguan sensorik.
Gunakan Pakaian yang Lebih Ringan Terlebih Dahulu
Jika cuaca memungkinkan, pilihlah pakaian yang lebih ringan, dan tambahkan lapisan jika anak merasa kedinginan. Hal ini memberikan anak lebih banyak kendali atas pilihan pakaian mereka.
Biarkan Anak Menjadi Balita
Jika Anda berada di rumah atau di tempat di mana tidak terlalu penting jika anak telanjang, biarkan mereka menjadi balita. Hindari terlalu khawatir dan berikan mereka kebebasan untuk beraktivitas tanpa pakaian dalam beberapa kesempatan.
Berikan Pilihan
Memberikan anak pilihan antara beberapa pakaian dapat memberikan mereka rasa kontrol dan membantu mengatasi penolakan terhadap pakaian tertentu.
Perhatikan Kenyamanan Makanan
Beberapa anak mungkin merasa tidak nyaman setelah makan. Pastikan anak tidak kekenyangan atau lapar saat hendak mengenakan pakaian.
Dalam menjalani fase ini, orang tua perlu memahami bahwa perilaku menolak pakaian pada anak merupakan bagian dari perkembangan yang normal. Dengan memberikan perhatian ekstra terhadap kenyamanan anak dan memberikan mereka pilihan, kita dapat membantu mengatasi situasi di mana anak menolak memakai baju.