Mengenalkan Emosi pada Anak dan Stimulasi yang Tepat Sesuai Tahapannya
Mengajarkan anak tentang emosi atau perasaan memang tidak mudah. Hal ini dikarenakan emosi adalah sebuah konsep yang abstrak.
Sejak dari lahir, seorang anak sudah bisa menunjukkan emosinya. Disadari atau tidak, anak pun bisa merasakan emosi dari orang tuanya saat merespon emosi yang sedang dikeluarkan orang sang anak.
Mengenalkan Emosi pada Anak dan Stimulasi yang Tepat Sesuai Tahapannya
Tetapi karena masih bayi, mereka belum memahami apa yang sedang dirasakannya, dan mereka sedang mereba dan belajar mengidentifikasi emosinya. Semakin usia bertambah emosi anak akan terus berkembang.
-
Bagaimana anak mengelola emosi? Misalnya, ketika mereka merasa marah atau frustrasi, mereka tidak akan langsung meledak atau menangis berlebihan.
-
Bagaimana cara tingkatkan kecerdasan emosional anak? Ajarkan anak untuk memahami dan mengatur emosinya dengan memberikan contoh dari pengalaman sehari-hari. Misalnya, ketika mereka merasa marah, tunjukkan cara untuk mengekspresikan perasaan tersebut dengan cara yang sehat, seperti berbicara tentang apa yang membuat mereka kesal atau melakukan aktivitas fisik untuk meredakan ketegangan.
-
Bagaimana orang tua membantu anak belajar emosi? Penting bagi orang tua untuk menunjukkan contoh positif dalam mengelola emosi, terutama saat menghadapi situasi yang menantang.
-
Kapan anak mulai mengembangkan emosi? Menurut Dian, anak-anak mulai mengembangkan emosi mereka sejak usia dini, sekitar 0-2 tahun.
-
Bagaimana mengajarkan anak mengendalikan emosi? Mengajarkan anak untuk memahami emosi orang lain merupakan langkah krusial dalam proses pendidikan mereka agar menjadi individu yang bersahabat. Penting bagi mereka untuk belajar mengenali beragam ekspresi wajah, seperti bahagia, sedih, atau bersemangat, serta cara memberikan respon yang positif terhadap emosi tersebut.
-
Kenapa penting mengenalkan emosi pada anak? Mengenalkan emosi kepada anak adalah langkah krusial dalam mendukung perkembangan kecerdasan emosional mereka. Anak-anak yang mampu mengenali dan mengekspresikan emosi dengan baik cenderung menjadi individu yang lebih percaya diri, dapat mengelola stres dengan efektif, serta memiliki hubungan yang sehat dengan orang lain.
Mengajarkan anak tentang emosi atau perasaan memang tidak mudah. Hal ini dikarenakan emosi adalah sebuah konsep yang abstrak. Tidak mudah untuk menjelaskan dan menggambarkan pada buah hati bagaimana rasanya sedih, takut, bahagia atau bersemangat.
Melatih emosi ini penting untuk diajarkan sedini mungkin, karena emosi dan perasaannya akan dapat mempengaruhi setiap pilihan yang dibuat sekarang ataupun nanti ketika dewasa.
1. Menyebutkan berbagai macam nama perasaan atau emosi
Baik kepada anak laki-laki maupun perempuan penting untuk mengenalkan nama-nama perasaan mulai dari yang paling dasar seperti senang, sedih, marah dan takut.
Ketika usia anak lebih dewasa lagi, tahapan perasaannya lebih bervariasi seperti frustasi, kecewa, gugup dan bangga.
Menurut Psikolog dari Tentang Anak, Grace E Sameve, cara yang paling bagus untuk mengenalkan apa itu emosi dan perasaan pada adalah dengan buku.
Dengan buku bergambar dan desain yang berwarna, serta didukung dengan cerita yang apik akan menarik minat anak-anak.
"Lewat buku yang ada gambar, kartun, itu bisa jadi amunisi mengenal emosi jadi lebih mudah pada anak," ujar Grace seperti dikutip dari Liputan6.com.
2. Kenalkan lagu yang berbicara tentang perasaan
Selain buku, lagu adalah media yang mudah dipahami anak untuk mengenalkan tentang emosi dan perasaan. Manfaatkan momen tersebut untuk lebih mengenalkan berbagai macam perasaan pada anak.
Ada sebuah lagu yang berjudul 'If You're Happy and You Know It!'. Lagu ini adalah cara yang menyenangkan dan aktif untuk mengajarkan emosi kebahagiaan kepada anak.
Tidak hanya perasaan atau emosi bahagia dan senang saja yang bisa dirasakan dan diregulasi. Anak juga perlu belajar mengolah perasaannya ketika marah.
3. Mengajarkan cara megatasi emosi negatif
Parents bisa mendorong dan mengajarkan anak untuk mengambil waktu sendiri. Misalnya dengan pergi ke kamar atau tempat lain yang tenang untuk meredakan emosinya.
Ketika anak marah tidak serta merta mereka bisa memukul atau melempar benda kepada orang lain.
4. Berikan afirmasi positif
Berikan apresiasi positif dari setiap perilaku baik si kecil. Pujilah anak saat bisa mengekspresikan emosi dengan cara yang sesuai secara sosial.
Bila anak sudah bisa mengenal emosi, seperti 'Oh saat ini saya sedang marah, atau sedih, takut, atau senang', membuat anak bisa meregulasi dan menghadapi perasaan itu sendiri.Grace menambahkan, ketika sejak dini anak sudah dikenalkan dengan berbagai macam emosi beserta cara meregulasinya, maka anak akan menjadi lebih nyaman dengan dirinya sendiri.
Serta anak akan berfungsi dengan baik dalam kesehariannya.
5. Menggunakan gambar atau emoji
Cara lain yang bisa digunakan untuk mengekspresikan anak adalah dengan menggunakan gambar dan emoji. Pada tahap awal, parents perlu menunjukkan dan menjelaskan arti dari emoji-emoji yang dipilih.
Jadi ketika parents melihat ada perubahan emosi maupun perasaan pada anak, bisa menunjukkan emoji yang sesuai dan bertanya.
Seperti 'Perasaan apa yang kamu rasakan sekarang? Bisa tidak kamu memilih emoji yang sesuai dengan perasaan mu?'
Selain bisa mengenalkan topik yang penting, momen ini juga bisa menjadi waktu yang tepat untuk bonding bagi Ayah dan Bunda.
Setiap emosi yang hadir berhubungan erat dengan memori. Misalnya saja ketika orang tua bermain atau melakukan aktivitas dengan anak, dapat membangkitkan kenangan masa kecil parents sendiri.
6. Bagikan cerita parents tentang emosi dan memori
Ketika sedang melakukan kegiatan bersama-sama, ceritakan kenangan ketika parents melakukan hal yang sama ketika masih kecil dulu.
Hal ini untuk mengakui perasaan parents secara jujur dan terbuka pada anak, sehingga anak dapat belajar untuk melakukan hal yang sama.
7. Tunjukkan emosi parents ketika marah dan cara mengatasi luapan emosi tersebut
Berikan contoh yang baik ketika ingin anak meniru apa yang parent lakukan. Misal dalam kondisi marah, contohkan cara yang sehat untuk menghadapi emosi yang tidak nyaman tersebut.
Setelah mengutakan emosi tersebut, tarik nafas dalam-dalam atau bisa contohkan cara mengatasi emosi dengan cara yang sehat lainnya, sehingga anak bisa belajar mengenali keretampilan yang parents gunakan saat mereka merasa marah.