PPOK Bisa Alami Perburukan, Ini Dampak yang Mungkin Dialami Seseorang
Merdeka.com - Sejumlah masalah kesehatan bisa menyebabkan dampak yang permanen pada tubuh. Dampak ini mungkin muncul pada tubuh kendati penyakit ini sudah tidak lagi tampak.
Dokter dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr. Triya Damayanti, Ph.D, Sp.P(K) mengatakan kondisi penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) memiliki potensi untuk dapat berubah menjadi perburukan gejala atau eksaserbasi.
"Gejalanya bisa semakin memburuk atau progresif secara perlahan. Ada suatu masa ketika pasien PPOK menjadi eksaserbasi, jadi kayak seperti serangan, penambahan gejala dari yang biasanya," kata Triya beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
-
Apa yang dialami oleh kanker paru? Kanker merupakan kelompok penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel abnormal di dalam tubuh. Sel-sel abnormal ini dapat berkembang dan menyerang bagian tubuh mana pun akibat gangguan pada tingkat genetik.
-
Apa dampak polusi udara ke paru-paru? Polusi udara dapat menyebabkan kerusakan paru-paru yang serius, bahkan sampai berpotensi mengancam nyawa.
-
Apa saja gejala penyakit paru yang perlu diperiksakan ke dokter? Berikut adalah beberapa gejala penyakit paru yang sebaiknya segera diperiksakan ke dokter:Batuk;Gejala mirip flu;Rasa berat di dada;Sesak napas;Batuk disertai darah;Suara napas yang mengi;Nyeri di dada.
-
Apa saja penyebab infeksi paru-paru? Faktor yang Menyebabkan Infeksi Paru-Paru 1. BakteriMikroorganisme yang dikenal sebagai bakteri sering kali menjadi penyebab utama infeksi pada paru-paru. Jika dibandingkan dengan patogen lain, infeksi paru-paru yang diakibatkan oleh bakteri biasanya berlangsung lebih lama dan memiliki tingkat keparahan yang lebih tinggi. Tindakan medis yang cepat dan tepat dapat secara signifikan mengurangi infeksi bakteri dan mengurangi risiko komplikasi yang mungkin muncul. Beberapa jenis bakteri yang umum ditemukan sebagai penyebab infeksi paru-paru antara lain Streptococcus pneumoniae, Mycoplasma pneumoniae, Bordetella pertussis, dan Mycobacterium tuberculosis. Penting untuk dipahami bahwa setiap jenis bakteri mungkin memerlukan metode pengobatan yang berbeda, sehingga diagnosis yang tepat sangat penting untuk penanganan yang berhasil.2. VirusBerbagai jenis virus memiliki kemampuan untuk menyerang sistem pernapasan dan jaringan paru-paru, yang dapat menyebabkan infeksi paru-paru. Patogen virus yang sering kali ditemukan sebagai penyebab infeksi paru-paru meliputi virus influenza, coronavirus (termasuk SARS-CoV-2 yang memicu COVID-19), enterovirus, dan respiratory syncytial virus (RSV). Infeksi paru-paru yang disebabkan oleh virus biasanya menunjukkan karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan infeksi bakteri, baik dari segi gejala, durasi, maupun cara penanganannya. Contohnya, antibiotik tidak dapat digunakan untuk mengobati infeksi virus, sehingga penanganan lebih difokuskan pada perawatan suportif dan, dalam beberapa kasus, penggunaan obat antiviral tertentu.3. JamurInfeksi jamur dapat mempengaruhi sistem pernapasan, termasuk paru-paru, meskipun kejadian ini relatif jarang dibandingkan dengan infeksi bakteri atau virus. Beberapa jenis jamur, seperti Aspergillus, Cryptococcus, Pneumocystis jirovecii (dulu dikenal sebagai Pneumocystis carinii), dan Histoplasma capsulatum, dapat menginfeksi jaringan paru-paru. Infeksi jamur pada paru-paru umumnya lebih sering terjadi pada individu dengan sistem kekebalan yang lemah, seperti penderita HIV dan AIDS, pasien kanker, atau mereka yang sedang menjalani terapi imunosupresif.
-
Apa itu kanker paru-paru? Kanker paru-paru adalah kanker yang terbentuk di dalam paru-paru, organ yang berfungsi untuk menukar oksigen dan karbondioksida saat bernapas. Kanker paru-paru dapat dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu kanker paru-paru non-sel kecil dan kanker paru-paru sel kecil.
-
Kenapa infeksi bisa jadi komplikasi? Infeksi bisa terjadi setelah operasi, akibat dari rendahnya jumlah sel darah putih karena kemoterapi, atau karena gangguan pada sistem kekebalan tubuh.
Pada kondisi eksaserbasi, imbuh dia, maka penderita akan mengalami sesak napas yang meningkat, produksi dahak yang meningkat, serta laju napas dan nadi menjadi lebih cepat.
Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FK UI Prof. dr. Wiwien Heru Wiyono, PhD, Sp.P(K) mengatakan bahwa kondisi eksaserbasi mempercepat penurunan fungsi paru. Hal ini menjadi ciri utama perburukan PPOK.
Eksaserbasi PPOK juga dapat mengakibatkan berkurangnya aktivitas fisik, kualitas hidup yang lebih buruk, serta peningkatan risiko kematian pada kasus yang lebih berat.
"Setiap kali eksaserbasi PPOK terjadi, mungkin meninggalkan kerusakan paru permanen dan ireversibel sehingga lebih sulit bagi pasien untuk bernapas dan meningkatkan perkembangan gejala yang lebih buruk ke depannya," kata Wiwien.
Senada dengan Wiwien, Triya menambahkan eksaserbasi PPOK menyebabkan fungsi paru yang tidak lagi sama seperti kondisi normal. Mengingat bahaya yang ditimbulkan, maka salah satu tujuan dokter spesialis paru mengobati PPOK yaitu menghindari jangan sampai penderita mengalami eksaserbasi.
Cara Cegah Perburukan PPOK
Untuk mencegah perburukan dan eksaserbasi serta mencapai hasil pengobatan PPOK sesuai yang diharapkan, kata Triya, maka diperlukan kesadaran bersama untuk memahami sifat dan perjalanan PPOK, juga untuk mengawali pengobatan PPOK yang tepat lebih dini.
"Ketika seorang pasien datang, kemudian kita (dokter) diagnosis, kita berikan obat yang sesuai phenotype-nya. Jadi, sifat-sifat yang paling menonjol, dominan dari si pasien. Karena pasien PPOK A dan pasien PPOK B mungkin berbeda-beda karakteristiknya," kata Triya.
Wiwien juga menekankan pentingnya dokter spesialis paru untuk mendiagnosis PPOK berdasarkan phenotype masing-masing pasien sehingga tepat sasaran dalam memberikan pengobatan. Diharapkan upaya ini dapat menekan angka kematian pada PPOK.
Menurut Wiwien, pemberian terapi oksigen menjadi langkah pertolongan pertama yang harus dilakukan pada eksaserbasi PPOK saat penderita mengeluhkan sesak napas.
Pasien juga akan diberikan obat pelega atau bronkodilator dalam bentuk nebulizer. Di samping itu, pemberian obat antiradang juga dimungkinkan di samping obat pelega.
"Kita lihat responsnya. Kalau dia membaik, maka mungkin kita pulangkan pasiennya. Tapi kalau tidak membaik, kita perlu rawat. Bahkan yang berat kita mesti rawat di ICU," tandas Wiwien.
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polusi udara dapat menyebabkan kerusakan paru-paru yang serius, bahkan sampai berpotensi mengancam nyawa.
Baca SelengkapnyaSetidaknya lebih dari tiga penyakit dapat disebabkan oleh polusi. Untuk mencegahnya dapat menggunakan masker.
Baca SelengkapnyaPenyebab paru obstruktif kronis (PPOK) perlu diwaspadai setiap orang. PPOK adalah penyakit progresif yang bisa memburuk seiring berjalannya waktu.
Baca SelengkapnyaPolusi Udara Jakarta berada pada fase terburuk dan memicu berbagai penyakit
Baca SelengkapnyaMenghentikan kebiasaan merokok merupakan langkah krusial untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada paru-paru dan meningkatkan kualitas hidup.
Baca SelengkapnyaPolusi udara juga bisa memperparah penyakit pernapasan seperti asma, bronkitis, dan PPOK.
Baca SelengkapnyaBiaya Pengobatan Penyakit Pernapasan di BPJS Tembus Rp10 Triliun, Menkes Minta Polusi Udara Ditekan
Baca SelengkapnyaPolusi udara dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat
Baca SelengkapnyaRisiko ISPA semakin meningkat di tengah polusi udara kota yang buruk..
Baca SelengkapnyaSelain penyakit fisik, lanjutnya, polusi udara juga salah satu pemicu penyakit mental.
Baca SelengkapnyaUmumnya orang baru akan merasakan parunya bermasalah ketika sudah muncul berbagai gejala terkait masalah pernapasan, bagaimana mencegahnya?
Baca SelengkapnyaDampak buruk dari polusi udara terhadap kesehatan manusia semakin menjadi perhatian, karena munculnya berbagai penyakit serius yang berkaitan dengan polutan ini
Baca Selengkapnya