Strategi Jitu Menghadapi Pertanyaan Mengusik Saat Lebaran
Psikolog Ratih Ibrahim membagikan tips cerdas dan santuy menghadapi pertanyaan-pertanyaan kurang nyaman saat Lebaran, agar suasana tetap harmonis.

Lebaran, hari kemenangan yang dipenuhi sukacita, seringkali diiringi pertanyaan-pertanyaan personal dari kerabat yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan. Pertanyaan seperti "Kapan menikah?" atau "Kapan punya anak?" yang kerap muncul dari sanak saudara, bahkan sepupu yang baru dikenal, menjadi momok bagi sebagian orang. Namun, menurut psikolog klinis Ratih Ibrahim, lulusan Universitas Indonesia, mengatur orang lain agar tidak bertanya demikian adalah hal yang sulit. Oleh karena itu, menerima pertanyaan tersebut dengan lapang dada dan strategi tepat menjadi kunci utama.
Ratih Ibrahim, pendiri dan CEO Personal Growth, menekankan pentingnya tetap tenang dan percaya diri dalam menghadapi pertanyaan-pertanyaan tersebut. "Susah juga ya untuk mengatur orang lain. Karena bisa saja untuk cara dia untuk relate, nyambung dengan kita. Dimaklumi saja," ujarnya dilansir dari ANTARA. Sikap tenang dan percaya diri akan membantu kita merespon pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan lebih bijak dan terukur, tanpa harus merasa terbebani.
Artikel ini akan membahas beberapa strategi efektif untuk menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang mengusik kenyamanan saat Lebaran, sehingga momen berkumpul bersama keluarga tetap harmonis dan penuh berkah. Dengan menerapkan strategi-strategi ini, Anda dapat menjaga kesehatan mental dan menikmati kebersamaan Lebaran dengan lebih tenang.
Tetap Santai dan Percaya Diri
Tersenyum, bersikap tenang, dan percaya diri adalah kunci utama. Tidak semua pertanyaan perlu dijawab secara detail. Ratih menyarankan, "Senyumin aja. Tetap tegak, pede, dan santai saja. Ada hal-hal yang tidak perlu dijawab atau dijelaskan." Dengan bersikap demikian, kita dapat mengendalikan reaksi dan menghindari perasaan terpojok.
Menunjukkan kepercayaan diri dapat mengurangi intensitas pertanyaan yang mengusik. Sikap tenang dan ramah akan membuat penanya merasa nyaman dan mengurangi kemungkinan pertanyaan lanjutan yang lebih sensitif.
Kepercayaan diri juga membantu kita untuk mengalihkan pembicaraan dengan lebih halus dan efektif, tanpa membuat penanya merasa tersinggung.
Minta Doa Restu
Salah satu strategi yang efektif adalah meminta doa restu agar hal yang ditanyakan segera terwujud. Tanggapan seperti, 'Doakan saja ya, semoga segera terwujud,' atau 'Insya Allah, jika sudah waktunya,' merupakan cara yang sopan dan bijak untuk menghindari jawaban yang terlalu spesifik.
Menjawab dengan meminta doa restu juga menunjukkan bahwa kita menghargai perhatian dan doa dari keluarga. Hal ini dapat membangun hubungan yang lebih positif dan harmonis.
Strategi ini sangat efektif untuk pertanyaan-pertanyaan sensitif seperti kapan menikah atau punya anak, tanpa harus menjelaskan detail rencana pribadi yang mungkin belum terwujud.
Mengalihkan Pembicaraan
Mengalihkan pembicaraan adalah strategi yang ampuh untuk menghindari pertanyaan yang membuat tidak nyaman. Ajukan pertanyaan balik kepada penanya tentang keluarga, karier, atau hal lain yang relevan. Contohnya, "Bagaimana kabar keluarga Om/Tante?" atau "Proyek terbaru di kantor Bapak/Ibu bagaimana perkembangannya?"
Dengan mengalihkan pembicaraan, kita menunjukkan keramahan dan kesopanan tanpa harus menjawab pertanyaan yang membuat tidak nyaman. Hal ini juga menunjukkan bahwa kita peduli dan tertarik dengan kehidupan orang lain.
Strategi ini efektif untuk menjaga suasana tetap ramah dan harmonis, tanpa menimbulkan ketegangan atau ketidaknyamanan.

Memberikan Kode Halus
Jika merasa kurang nyaman, berikan kode halus bahwa pertanyaan tersebut membuat Anda kurang nyaman. Anda bisa mengubah topik pembicaraan atau mengalihkan perhatian dengan mengajak menikmati hidangan Lebaran. Contohnya, "Wah, masakan Ibu enak sekali, yuk kita coba yang ini!"
Memberikan kode halus menunjukkan bahwa Anda menghargai hubungan baik dengan keluarga, namun tetap menjaga batas privasi. Strategi ini lebih efektif daripada menjawab secara langsung dengan penolakan, yang dapat menimbulkan suasana canggung.
Kode halus juga menunjukkan bahwa Anda mampu mengelola situasi sosial dengan bijak dan tetap menjaga hubungan baik dengan keluarga.
Jawaban Singkat dan Sopan
Berikan jawaban singkat dan sopan tanpa memberikan detail yang terlalu pribadi. Contohnya, 'Alhamdulillah, cukup untuk kebutuhan' atau 'Saat ini saya fokus pada karier/pendidikan/hal lain yang relevan'. Jawaban singkat dan sopan dapat menghindari pertanyaan lanjutan yang lebih detail dan pribadi.
Jawaban singkat dan sopan juga menunjukkan bahwa Anda menghargai waktu dan perhatian orang lain, tanpa harus mengungkapkan informasi pribadi yang mungkin tidak ingin dibagikan.
Strategi ini efektif untuk menjaga privasi dan menghindari pertanyaan-pertanyaan yang lebih sensitif dan tidak nyaman.
Intinya, fokuslah pada menjaga suasana tetap harmonis dan ramah. Tidak perlu merasa terbebani untuk menjawab semua pertanyaan pribadi yang diajukan. Prioritaskan kenyamanan dan kesehatan mental Anda sendiri selama Lebaran.