Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Update Informasi Varian Baru Covid-19 dari WHO

Update Informasi Varian Baru Covid-19 dari WHO Covid-19 Varian Baru. ©2020 Merdeka.com/freepik

Merdeka.com - Prof. Tjandra Yoga Aditama, Direktur organisasi kesehatan dunia (WHO) Asia Tenggara 2018-2020, menjelaskan beberapa informasi terkait varian baru covid-19 dari WHO.

Menurutnya, informasi tersebut penting untuk disampaikan mengingat varian baru covid-19 seperti varian yang ditemukan di India dan Afrika Selatan sudah masuk ke Indonesia.

Informasi-informasi tersebut yakni:

- WHO membagi dalam dua kelompok COVID-19 varian baru, yaitu Variant of Interest (VOI) yang terdiri dari 6 varian, serta Variant of Concern (VOC) yang amat perlu jadi perhatian bersama.

VOC terdiri dari 4 varian yaitu B.1.1.7, B.1.351, B.1.617 dan B.1.1.28.1 atau P.1, tiga yang pertama sudah ada di Indonesia. Pengelompokan sebagai Variant of High Consequence (VOHC) bukanlah dibuat oleh WHO tetapi merupakan klasifikasi dari Center of Diseases Control (CDC) Amerika Serikat.

- Keempat virus kategori VOC memang menunjukkan peningkatan penularan (increase transmissibility), bahkan yang B.1.1.7 juga disebut meningkatkan secondary attack rate.

Untuk dampak beratnya penyakit, pada dasarnya belum sepenuhnya terkonfirmasi secara penuh, jelas Tjandra. Hanya memang data yang ada sejauh ini menunjukkan bahwa B.1.1.7 “mungkin” meningkatkan risiko dirawat di rumah sakit, penyakit menjadi berat serta terjadinya kematian.

“B.1.351 disebutkan mungkin meningkatkan risiko kematian ketika dalam perawatan di rumah sakit serta yang varian B.1.1.28.1 atau P.1 juga mungkin meningkatkan risiko jadi dirawat di rumah sakit,” kata Tjandra seperti yang dikutip dari Health Liputan6.com.

Sedang, untuk varian B.1.617 maka sejauh ini masih dalam penelitian (under investigation), tambah Tjandra. Penelitian di 7 negara Eropa menunjukkan peningkatan bermakna angka masuk rumah sakit dan masuk ICU pada mereka yang tertular oleh satu dari 3 VOC (B.1.1.7, B.1.351 dan P.1).

Pada aspek pemeriksaan diagnosis COVID-19, WHO menyatakan bahwa varian B.1.1.7 nampaknya ada sedikit dampak terbatas pada PCR, yaitu “S gene target failure (SGTF)” tapi tidak ada dampak pada keseluruhan pemeriksaan PCR yang menggunakan beberapa target sekaligus, seperti yang banyak dipakai di Indonesia.

“Jadi, secara umum PCR tetap bisa digunakan. Varian B.1.1.7 ini juga sejauh ini tidak berdampak pada kemampuan tes dengan rapid antigen.”

Untuk yang varian B.1.351 maka WHO menyatakan sejauh ini tidak ada dampak pada efektivitas pemeriksaan PCR dan juga rapid antigen, sementara untuk B.1.1.28.1 atau P.1 dan B.1.617 dinyatakan sejauh ini belum ada laporan ilmiah yang tersedia, tutup Tjandra.

Sumber: Liputan6.comReporter: Ade Nasihudin Al Ansori

(mdk/ttm)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Daftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO
Daftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO

WHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.

Baca Selengkapnya
Penyebaran Covid-19 Varian JN.1 di Indonesia Naik Jadi 41 Kasus
Penyebaran Covid-19 Varian JN.1 di Indonesia Naik Jadi 41 Kasus

Penemuan kasus yang dihimpun per tanggal 6-23 Desember 2023 sebanyak 5 kasus.

Baca Selengkapnya
Mengenal JN.1, Varian Baru Pemicu Lonjakan Covid-19 di Singapura
Mengenal JN.1, Varian Baru Pemicu Lonjakan Covid-19 di Singapura

Varian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.

Baca Selengkapnya
Dinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023
Dinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023

Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.

Baca Selengkapnya
Didominasi Varian JN.1, Begini Situasi Covid-19 di Indonesia
Didominasi Varian JN.1, Begini Situasi Covid-19 di Indonesia

Kasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.

Baca Selengkapnya
Pasien Covid-19 yang Dirawat di Rumah Sakit RI Naik 255 Persen
Pasien Covid-19 yang Dirawat di Rumah Sakit RI Naik 255 Persen

Tjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.

Baca Selengkapnya
Varian Covid Eris Masuk Indonesia: Gejala Pilek, Sakit Tenggorokan hingga Kelelahan
Varian Covid Eris Masuk Indonesia: Gejala Pilek, Sakit Tenggorokan hingga Kelelahan

Mohammad Syahril, melanjutkan, varian Covid Eris termasuk ke dalam kelompok varian XBB, yang merupakan 'anakan' atau turunannya varian Omicron.

Baca Selengkapnya
Waspadai Potensi Peningkatan Covid-19 di Indonesia
Waspadai Potensi Peningkatan Covid-19 di Indonesia

Masyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Kembali Meningkat, IDI Minta Masyarakat Pakai Masker Lagi
Kasus Covid-19 Kembali Meningkat, IDI Minta Masyarakat Pakai Masker Lagi

PB IDI mengimbau masyarakat untuk menerapkan lagi protokol kesehatan seperti memakai masker dan menghindari kerumunan.

Baca Selengkapnya
Menkes Ungkap Alasan WHO Naikkan Status Mpox Jadi Darurat Kesehatan
Menkes Ungkap Alasan WHO Naikkan Status Mpox Jadi Darurat Kesehatan

WHO menaikkan status Mpox menjadi darurat kesehatan pada 14 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya
Data Kasus Covid-19 di Indonesia Sepekan Terakhir
Data Kasus Covid-19 di Indonesia Sepekan Terakhir

Terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.

Baca Selengkapnya