Viral Kamar Kos Penuh Sampah, Ini Gejala Hoarding Disorder yang Jarang Diketahui
Hoarding disorder adalah perilaku menyimpan barang secara berlebihan, melebihi batas normal, dan seringkali disertai dengan ketidakmampuan untuk membuangnya.
Viral Kamar Kos Penuh Sampah, Ini Gejala Hoarding Disorder yang Jarang Diketahui
Hoarding disorder adalah perilaku menyimpan barang secara berlebihan, melebihi batas normal, dan seringkali disertai dengan ketidakmampuan untuk membuangnya.
Penderita hoarding disorder memiliki keyakinan bahwa barang-barang yang mereka simpan akan berguna di masa depan, mengingatkan pada kenangan tertentu, atau memberikan rasa aman. Artikel ini akan membahas gejala hoarding disorder, penyebabnya, dan bagaimana mengatasi kondisi ini.
Dampaknya, tempat tinggal mereka menjadi sempit dan penuh sesak, memperlihatkan tanda-tanda yang mungkin tidak langsung disadari oleh mereka yang mengalaminya.
Penderita hoarding disorder cenderung menyimpan berbagai jenis barang, mulai dari koran, majalah, perlengkapan rumah tangga, hingga pakaian yang sudah kotor dan rusak.
"Hoarding disorder adalah gangguan kesehatan mental dimana pengidapnya merasakan adanya kebutuhan yang kuat untuk menyimpan suatu barang meskipun barang itu kurang bernilai. Bahkan, mereka akan mengalami tekanan ketika diminta untuk membuang barang-barang tersebut."
Penyebab dan Risiko Hoarding Disorder
Meskipun penyebab pasti hoarding disorder belum diketahui, beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi ini.
Faktor-faktor tersebut melibatkan gangguan mental, pengalaman trauma, serta lingkungan keluarga yang mungkin juga menderita hoarding disorder. Pernah mengalami kesulitan ekonomi atau kehilangan harta benda juga dapat memicu munculnya hoarding disorder.
Hoarding disorder dapat diidentifikasi melalui beberapa gejala khas, seperti stres saat akan membuang barang, kecemasan bahwa barang tersebut akan dibutuhkan di masa depan, dan ketidakmampuan untuk membiarkan orang lain menyentuh barang-barang yang ditimbun.
"Mengalami stres saat akan membuang barang-barang yang ditimbun. Cemas bahwa mereka merasa akan membutuhkan barang tersebut di masa depan. Tidak boleh orang lain menyentuh barang-barang yang ditimbun."
Kondisi rumah yang sangat berantakan dan bahkan berbahaya, serta rasa kesal terhadap orang yang mencoba membantu membersihkan, juga menjadi tanda-tanda yang perlu diperhatikan.
Penanganan dan Pengobatan
Hoarding disorder seringkali sulit diobati karena banyak penderitanya tidak menyadari bahwa perilaku mereka bermasalah. Psikoterapi, terutama terapi perilaku kognitif, dapat menjadi solusi efektif.
Terlibatnya anggota keluarga atau orang yang tinggal serumah dengan pasien juga merupakan aspek penting dalam proses perawatan.
Selain itu, penggunaan obat-obatan, terutama jenis antidepresan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI), dapat membantu mengatasi gangguan mental yang mungkin terkait dengan hoarding disorder.
Langkah-langkah untuk Pemulihan
Selain pengobatan profesional, penderita hoarding disorder juga dapat melakukan langkah-langkah di rumah untuk membantu proses pemulihan.
Diantaranya adalah membuat daftar benda-benda di rumah, membuang barang secara perlahan setiap hari, dan membuat jadwal harian yang realistis untuk membersihkan ruangan.
"Cobalah untuk membuat keputusan dengan cepat apakah akan menyimpan suatu barang atau tidak. Manfaatkan teknologi untuk mengurangi kecenderungan menumpuk barang."
Sumbangkan barang-barang yang masih layak pakai kepada orang yang membutuhkan juga bisa menjadi langkah positif dalam mengatasi hoarding disorder.
Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter?
Penderita hoarding disorder seringkali tidak menyadari bahwa mereka memerlukan bantuan. Oleh karena itu, jika Anda melihat gejala hoarding disorder pada keluarga atau teman, ajaklah mereka untuk berkonsultasi dengan dokter. Melalui konsultasi, dokter dapat melakukan diagnosis dan merekomendasikan metode perawatan yang sesuai.
Saat ini, belum ada cara pasti untuk mencegah hoarding disorder. Namun, orang dengan gangguan mental seperti depresi dan OCD perlu menjalani pengobatan sejak dini untuk mengurangi risiko terjadinya hoarding disorder.
Hoarding disorder bukan hanya masalah fisik, tetapi juga kesehatan mental yang memerlukan perhatian dan dukungan yang tepat.