Blak-blakan Jordi Cruyff Ngaku Menyesal dengan Keputusannya Pernah Gabung dengan MU
Pria yang saat ini menjabat sebagai penasihat teknis Timnas Indonesia mengungkapkan penyesalan atas keputusannya pindah ke Manchester United.

Tak disangka, Jordi Cruyff pernah merasakan penyesalan dalam salah satu fase panjang kariernya. Kini, sosok yang berperan sebagai penasihat teknis (technical advisor) Timnas Indonesia tersebut mengungkapkan bahwa keputusannya untuk bergabung dengan Manchester United adalah hal yang ia sesali.
Jordi Cruyff, yang merupakan mantan pemain sepak bola profesional berkewarganegaraan Belanda-Spanyol, lahir pada 9 Februari 1974 di Amsterdam, Belanda. Ia adalah anak dari legenda sepak bola Belanda, Johan Cruyff, dan berposisi sebagai gelandang serang. Kariernya berlangsung dari tahun 1992 hingga 2010, di mana ia dikenal berprestasi di klub-klub besar seperti Barcelona, Manchester United, dan Alavés. Selama karier internasionalnya, ia mencatatkan sembilan caps untuk tim nasional Belanda dan ikut serta dalam Piala Eropa 1996.
Setelah mengakhiri karier bermainnya, Jordi Cruyff beralih ke dunia manajemen dan menjabat dalam berbagai posisi, termasuk sebagai direktur olahraga di Maccabi Tel Aviv dan manajer di Chongqing Dangdai Lifan. Saat ini, ia mengemban tugas sebagai penasihat teknis untuk tim nasional Indonesia, di mana ia berkontribusi dalam pengembangan sepak bola di tanah air.
Menyesali Keputusannya Bergabung dengan MU

Dari berbagai klub yang pernah ia perkuat, Jordi Cruyff mengungkapkan penyesalan atas keputusannya untuk bergabung dengan Manchester United. "Ketika Anda mengambil langkah seperti pindah ke Manchester United, Anda harus cukup dewasa dan saya mungkin kurang satu tahun," ujar Jordi yang dikutip dari BBC Sports.
Pengalaman Jordi di Manchester United tidak berjalan mulus, karena ia mengalami kesulitan dalam beradaptasi. Proses penyesuaian diri yang ia jalani terasa berat dan penuh tantangan. Jordi berusaha keras untuk menyesuaikan diri dengan ritme kerja dan gaya hidup masyarakat Inggris.
Jordi juga mencatat perubahan yang terjadi di kota tersebut. "Sekarang itu sudah menjadi kota yang berbeda, kota itu lebih hidup," kata Jordi.
Perubahan tersebut menunjukkan bagaimana perkembangan kota dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari seseorang. Meskipun ia mengalami masa sulit, pengalaman tersebut membentuk pandangannya terhadap Manchester dan kehidupan di dalamnya. Penyesalan yang ia rasakan menjadi pelajaran berharga dalam perjalanan kariernya sebagai pesepakbola.
Cedera yang Mengganggu

Jordi Cruyff mengungkapkan bahwa selain menghadapi tantangan dalam beradaptasi, karirnya di Manchester United juga terpengaruh oleh berbagai cedera yang dialaminya. Ia merasa kesulitan untuk bersaing dengan Ryan Giggs, karena ketika Giggs mengalami cedera, Jordi juga mengalami masalah yang sama sehingga tidak dapat menarik perhatian Sir Alex Ferguson.
Jordi mengungkapkan, "Saya jatuh dari satu cedera ke cedera lain dan saya tidak pernah bisa berlari dan menunjukkan pada manajer bahwa dia bisa mengandalkan saya." Ia juga menambahkan, "Saya tidak banyak bermain di sana."
Pada tahun 1999, Jordi Cruyff menyelesaikan karirnya di United dengan status pinjaman ke Celta Vigo. Setahun setelahnya, ia dilepas secara permanen dari klub tersebut. Meskipun tidak selalu menjadi pilihan utama di tim, Jordi berhasil meraih sejumlah prestasi, termasuk tiga gelar Premier League, satu Piala FA, dan Liga Champions. Keberhasilannya di Manchester United menunjukkan bahwa meskipun mengalami banyak rintangan, ia tetap mampu mencatatkan prestasi yang membanggakan.
Sumber: BBC Sports