Mengulas Strategi Shin Tae-yong saat Timnas Indonesia Kalahkan Myanmar di Piala AFF 2024
Agar dapat mengalahkan Timnas Myanmar, Timnas Indonesia perlu berusaha lebih keras dalam pertandingan perdana Grup B Piala AFF 2024.
Timnas Indonesia perlu berusaha lebih keras untuk mengalahkan Timnas Myanmar dalam pertandingan perdana Grup B Piala AFF 2024 yang akan berlangsung di Thuwunna Stadium pada Senin malam, 9 Desember 2024. Dalam hal penguasaan bola, Indonesia sedikit unggul dengan 58 persen dibandingkan Myanmar yang hanya 42 persen. Selain itu, akurasi umpan tim Garuda mencapai 80 persen, sedangkan Myanmar hanya 73 persen. Ini merupakan pencapaian yang cukup baik, mengingat Indonesia menurunkan banyak pemain muda yang masih minim pengalaman di tingkat senior.
Di babak pertama, pelatih Shin Tae-yong menunjukkan keberanian dengan menurunkan starting XI yang hanya terdiri dari tiga pemain berpengalaman di level internasional, yaitu Hokky Caraka, Marselino Ferdinan, dan Pratama Arhan. Muhammad Ferrari juga ditunjuk sebagai kapten sebelum kemudian jabatan tersebut dialihkan kepada Asnawi Mangkualam pada babak kedua.
Sepanjang babak pertama, Timnas Indonesia hampir tidak memiliki peluang berarti untuk mencetak gol. Peluang terbaik terjadi pada menit ke-13 ketika Hokky Caraka menerima umpan crossing dari Marselino Ferdinan. Sayangnya, tandukan striker PSS Sleman itu terlalu lemah dan langsung jatuh ke tangan kiper Myanmar, Zin Nyi Nyi Aung.
Struick dan Victhor Dethan
Formasi 3-4-3 tidak berjalan sesuai rencana. Dua gelandang, yaitu Zanadin Fariz dan Arkhan Fikri, serta dua penyerang sayap, Afriyanto Nico dan Pratama Arhan, sering kali kalah dalam duel, sehingga distribusi bola ke depan menjadi terhambat. Trisula yang terdiri dari Marselino Ferdinan, Arkhan Kaka, dan Hokky Caraka, yang diharapkan menjadi pencetak gol, juga tidak mampu melepaskan diri dari pengawalan ketat bek-bek Myanmar yang bermain dengan disiplin tinggi.
Selain itu, empat bek yang bertugas, Muhammad Ferrari, Adek Arel, Pratama Arhan, dan Dony Tri Pamungkas, beberapa kali melakukan kesalahan dalam menutup pergerakan penyerang tuan rumah, yang berpotensi mengancam gawang Cahya Supriadi.
Perubahan strategi mulai terlihat ketika pelatih Shin Tae-yong melakukan pergantian pemain menjelang dimulainya babak kedua. Victhor Dethan, bersama dua pemain senior timnas yang sebelumnya duduk di bangku cadangan, Rafael Struick dan Asnawi Mangkualam, dimasukkan ke lapangan.
Langkah ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dan meningkatkan performa tim dalam pertandingan. Dengan penambahan pemain-pemain tersebut, diharapkan aliran permainan dapat lebih lancar dan peluang mencetak gol semakin terbuka. Pelatih berharap bahwa perubahan ini mampu mengubah jalannya pertandingan dan memberikan hasil yang lebih baik bagi tim.
Perubahan formasi
Tiga pemain yang ditarik keluar adalah Zanadin Fariz, Arkhan Kaka, dan Afriyanto Nico. Kehadiran ketiga pemain baru ini memberikan dampak positif, sehingga serangan Indonesia menjadi lebih agresif dan menyulitkan pertahanan Myanmar. Serangan yang dilakukan dari sisi kiri, kanan, dan terkadang dari tengah membuat para bek Myanmar kesulitan mengatasinya.
Namun, gol yang diharapkan oleh tim Indonesia masih belum terwujud. Pada menit ke-72, pelatih STY memutuskan untuk menarik Hokky Caraka dari lapangan. Robi Darwis masuk untuk memperkuat lini pertahanan, sehingga formasi tim berubah menjadi 3-5-2, dengan Rafael Struick sebagai target-man.
Gol terjadi
Pada menit ke-76, gol yang dinantikan akhirnya terjadi. Asnawi Mangkualam berhasil membuka skor setelah menerima lemparan ke dalam dari Pratama Arhan. Bola yang memantul jatuh tepat di kaki Asnawi, dan pemain Port, Thailand, yang berada di posisi bebas di dalam kotak penalti tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Dengan keunggulan 1-0, pelatih Shin Tae-yong semakin bersemangat untuk menambah gol, dan ia berharap para penyerang dapat mencetak lebih banyak gol.
Terbukti, pada menit ke-88, pelatih asal Korea Selatan tersebut melakukan perubahan strategis dengan menarik keluar Marselino dan memasukkan Ronaldo Kwateh, penyerang muda. Namun, striker kelahiran 19 Oktober 2004 itu tampak kesulitan untuk menembus pertahanan Myanmar.
Apa yang dapat diambil dari pertandingan ini? Dalam laga kedua melawan Laos, Shin Tae-yong sebaiknya mempertimbangkan untuk menurunkan pemain kunci seperti Rafael Struick dan Asnawi Mangkualam sebagai starter.
Kehadiran kedua pemain senior yang berpengalaman tersebut, ditambah dengan Marselino Ferdinan, Pratama Arhan, dan Muhammad Ferrari, akan sangat membantu Timnas Indonesia. Dengan komposisi pemain yang kuat ini, diharapkan Timnas tidak perlu bekerja ekstra keras untuk meraih kemenangan melawan Laos.