Profil
Sjamsoeridjal
Sjamsoeridjal adalah mantan Wali Kota Surakarta (Solo) yang menjabat dari tanggal 14 November 1946 sampai 13 Januari 1949. Ia pernah menjadi Wali Kota Jakarta (sekarang berubah menjadi gubernur) selama setahun, yaitu di tahun 1951-1952. Selain itu, ia juga merupakan salah satu tokoh Partai Masyumi yang didirikan pada tanggal 7 November 1945.
Sjamsoeridjal ditunjuk untuk memimpin Surakarta karena adanya kekacauan politik yang terjadi di masa itu. Secara yuridis Kota Surakarta terbentuk berdasarkan penetapan Pemerintah tahun 1946 Nomor 16 /SD, yang diumumkan pada tanggal 15 Juli. Pada tanggal 9 November 1946, Residen Iskak Tjokroadisuryo yang memimpin karesidenan waktu itu dan wakilnya Soediro diculik oleh kelompok politik tertentu. Namun, pemerintahan tetap berjalan di bawah Badan Eksekutif yang para anggotanya berasal dari wakil partai-partai politik meskipun tanpa residen.
Melihat hal ini, pemerintah pusat pun kemudian menugaskan Gubernur Soetardjo Kartohadikosoemo untuk merangkap tugas sebagai Residen Surakarta. Dalam sidang DPR Surakarta, Soetardjo menyarankan agar Kasunanan dan Mangkunegaran diberi pemerintahan otonom, tetapi sidang menolak. Elite politik di Surakarta menghendaki dipertahankannya pemerintahan karesidenan. Dari proses tersebut terbentuklah Harminte dengan Sjamsoeridjal terpilih sebagai wali kota Surakarta.
Selama masa kepemimpinannya, Sjamsoeridjal disibukkan dengan perjuangan melawan aksi militer Belanda. Ada satu warisan dari Sjamsoeridjal yang tetap dikenang sampai sekarang, yaitu keberhasilan Solo menggelar Pekan Olahraga Nasional (PON) pertama yang digelar pada tanggal 9-14 September 1948 dengan pembukaan di Stadion Sriwedari. Hari pembukaan PON pertama tersebut kemudian diperingati sebagai Hari Olahraga Nasional.
Setelah mengakhiri masa jabatannya di tahun 1949, ia pun kemudian menjabat Wali Kota Jakarta sejak 27 Juni 1951 hingga 1 November 1952. Selama memimpin Jakarta, Sjamsoeridjal dikenal aktif mengatasi problem listrik yang sering padam. Pada masa kepemimpinannya, pembangkit listrik dibangun di Ancol dan penyaringan air dibangun di Karet. Di bidang pendidikan, dia juga mendukung pengembangan Universitas Indonesia.
Riset dan analisis oleh: Meidita Kusuma Wardhani