Profil
Soe Tjen Marching
Soe Tjen Marching (lahir di Surabaya, Jawa Timur, 23 April 1971) adalah seorang tokoh feminis, penulis, dan seorang komposer musik dari Indonesia. Sebagai seorang penulis, Soe Tjen banyak menulis artikel di berbagai surat kabar Indonesia maupun asing, cerita pendek, dan juga membuat komposisi musik. Ia pernah memenangi beberapa kompetisi penulisan kreatif di Melbourne, Australia. Salah satu cerita pendeknya telah diterbitkan oleh Antipodes, sebuah jurnal sastra terkemuka di Amerika Serikat. Soe Tjen juga seorang komposer musik kontemporer.
Sejak masih anak – anak, Soe Tjen telah mengenal music. Pada usia 11 tahun, dia mulai untuk belajar piano. Namun, berbeda dengan rekan-rekannya yang memainkan komposisi sesuai partitur (score), Soe Tjen malah bermain-main sesuka hatinya. Soe Tjen juga sempat belajar biola pada Paul Situpang, guru biola ternama di Surabaya, dan ikut tampil bersama Surabaya Symphony Orchestra (SSO) pimpinan Solomon Tong.
Ketika duduk di SMA Saint Louis, Soe Tjen berkenalan dengan Slamet Abdul Sjukur, komposer sekaligus seorang guru piano senior. Di sinilah, Slamet menangkap bakat terpendam yang dimiliki oleh Soe Tjen. Slamet meminta Soe Tjen untuk bermain piano sesuai dengan keinginan hatinya. Tidak perlu memainkan komposisi sesuai partitur. Berkat arahan Slamet Abdul Sjukur, Soe Tjen berhasil meraih juara pertama komposisi piano klasik yang diadakan Kedutaan Besar Jerman di Jakarta.
Aktivitas musik Soe Tjen mulai berkurang ketika dia mendapat beasiswa dari pemerintah Australia untuk menekuni studi gender di Monash University, Melbourne. Di sana itu Soe Tjen berkenalan dengan Prof Angus Nicholls yang kemudian menjadi suaminya. Pada 2004, Soe Tjen sempat diundang sebagai dosen tamu di beberapa Universitas di Jerman, Inggris, dan Australia. Pada tahun 2010, Soe Tjen juga mendirikan lembaga Bhinneka yang mempromosikan isu pluralisme.
Riset dan Analisa: Fathimatuz Zahroh