Profil
Soedarmanto
Darmanto Jatman yang terlahir dengan nama Soedarmanto adalah seorang Guru Besar Emeritus pada Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro (UNDIP), budayawan, filosof dan penyair Indonesia. Penyair yang dahulu berambut kribo ini berasal dari kalangan keluarga Kristen Jawa asal Yogyakarta. Meskipun lahir di Jakarta, Darmanto menamatkan sekolah rakyat hingga S2-nya di Yogyakarta.
Setelah berhasil meraih gelar kesarjanaannya dari UGM Yogyakarta (1968), anak kedua dari enam bersaudara ini kemudian mendapat pekerjaan sebagai dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Diponegoro, Semarang. Penyair yang gemar bergulat mengutak-atik bahasa sebagai sarana menulis puisi ini juga telah menghasilkan ratusan karya yang dimuat di berbagai media massa. Darah seni Darmanto pun menurun ke anak-anaknya, salah satunya adalah Omi Intan Naomi (meninggal pada 2006 karena peradangan selaput otak), yang merupakan penyair wanita Angkatan 2000 versi Korrie Layun Rampan.
Tulisan-tulisan Darmanto meliputi puisi, naskah lakon, esai, cerita pendek, dan artikel tentang masalah-masalah sosial budaya dan psikologi yang banyak berbicara masalah pluralisme dan multikulturalisme. Hal ini disebabkan karena sebagai seorang intelektual yang bergerak dalam bidang pengembangan pendidikan dan penelitian, Darmanto Jatman banyak melakukan penelitian dengan berbagai ragam tema.
Semasa muda, Darmanto juga pernah mendirikan Teater Kristen Yogyakarta, Studiklub Sastra Kristen Yogya, menerbitkan kumpulan Sajak-Sajak Putih (1965) bersama Jajak MD dan Dharmadji Sosropuro, serta menerbitkan Sajak Ungu bersama A. Makmur Makka (1966). Darmanto juga pernah menyutradarai beberapa pementasan teater, salah satunya adalah Perang Troya Tak Akan Meletus karya Jean Girodeaux (1967).
Pada tahun 1980-an Daramanto sempat diundang untuk membacakan sajak-sajaknya di forum-forum internasional, antara lain di Festival Puisi Adelaide, Australia (1980), dan International Poetry Reading di Rotterdam, Belanda (1983). Sajak-sajak yang ditulis untuk kedua kegiatan itu kemudian dibukukan oleh Darmanto menjadi Ki Blakasuta Bla Bla.
Penghargaan yang pernah diterima Darmanto antara lain adalah The S.E.A. Write Awards 2002 dari Putra Mahkota Thailand Maha Vajiralongkorn atas buku kumpulan puisinya, Isteri, hadiah sastra tahunan dari Pusat Bahasa Depdiknas, dan Penghargaan Satyalancana Kebudayaan 2010 dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atas jasanya yang besar di bidang kebudayaan dan telah mampu melestarikan kebudayaan daerah atau nasional serta hasil karyanya berguna dan bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, dan negara.