Profil
Sri Rahayu Basuki
Yayuk Basuki lahir dengan nama Sri Rahayu Basuki adalah pemain tenis Indonesia dan terkenal pada era tahun 1990-an. Peringkat tertinggi yang pernah dicapainya adalah posisi ke-19 untuk kelas tunggal dan ke-9 untuk kelas ganda.
Anak bungsu dari lima bersaudara pasangan Budi Basuki dan Sutinipun ini bermain tenis sejak usianya menginjak 5 tahun.
Ayahnya, terakhir menjadi anggota polisi di Purwokerto, Jawa Tengah, dan ibunya memperkenalkan Yayuk pada tenis sekaligus melatihnya. Umur 13 tahun, istri dari pemain tenis nomor satu Indonesia, Suharyadi, ini bernaung di sebuah klub tenis di Ragunan, Jakarta, hingga tahun 1989.
Ia kemudian ditangani beberapa pelatih secara bergantian, tapi yang paling besar jasanya baginya adalah Mien Gondowidjojo yang dianggapnya bukan sekadar pelatih tapi juga seperti orangtuanya sendiri.
Yayuk pun memulai karier profesionalnya pada tahun 1990 setelah bergabung dengan PB Pelita. Pada tahun berikutnya, ia menjadi petenis Indonesia pertama yang menjuarai turnamen profesional. Yayuk sempat dicoret namanya dari tim Fed Cup Indonesia karena ia bersama suaminya dianggap lancang menulis surat ke badan dunia tenis wanita agar memilih lapangan tempat tim Indonesia bertanding.
Yayuk dan Suharyadi akhirnya keluar dari tim Indonesia setelah mundurnya Ketua Badan Tim Nasional, Wimar Witoelar yang dikenal dekat dengan pasangan Yayuk dan Suharyadi. Yayuk kemudian mengambil keputusan tegas untuk mengejar target menembus 20 besar dunia. Jadwal ketat pertandingan dunia tersebut sayangnya bersinggungan dengan jadwal SEA Games dan PON, sehingga Yayuk pun terpaksa melewatkan kedua ajang tersebut.
Yayuk juga mendirikan YBM (Yayuk Basuki Management), organisasi yang kemudian mengelola semua kebutuhan bertanding Yayuk. Ia bekerjasama dengan Wimar Witoelar. Kemudian YBM dikelola oleh Robert Manurung, yang mengurusi segala kegiatan promosi, keuangan, dan program latihan Yayuk.
Ia juga berharap sistem ini bisa dicontoh oleh atlet-atlet Indonesia lain jika memang ingin aktif ke ajang tenis profesional. Sepanjang kariernya, Yayuk akhirnya berhasil memperoleh enam gelar tunggal Tur WTA dan sembilan gelar dari ganda. Prestasi terbaiknya dalam turnamen Grand Slam adalah mencapai babak perempat final Wimbledon pada tahun 1997.
Ketika Yayuk melangkah masuk delapan besar Wimbledon, ia mencatatkan diri sebagai wanita Indonesia pertama yang masuk Eight Club, lembaga yang menampung para alumni delapan besar turnamen akbar tersebut.
Dengan menjadi anggota Eight Club maka Yayuk bisa menikmati fasilitas VIP termasuk hotel kelas satu di mana saja, sama seperti yang dinikmati Martina Hingis, Steffi Graf, Monica Seles, atau Gabriela Sabatini. Di Asia, selain Yayuk, yang masuk kelompok ini hanyalah Kimiko Date dari Jepang.
Desas-desus kemunduran petenis yang mendapat julukan The Jaguar of Asia ini terdengar saat Yayuk menjuarai Asian Games di Bangkok, 1998. Pada tahun 1999, saat mengandung anaknya, Yayuk pun pensiun sementara sampai anaknya lahir. Ia kemudian kembali ke lapangan untuk mengikuti WTA Tour Pattaya Muangthai 2000, dimana ia menjadi berpasangan dengan Caroline Vis dan berhasil merebut juaranya.
Petenis asal Yogyakarta ini akhirnya kembali mundur dari dunia tenis pada 2004. Yayuk dan suaminya kemudian mendirikan PT Yarynara 19 yang bergerak di bidang periklanan dan event organizer olahraga. Nama 'Yarynara' sendiri diambil dari nama putra semata wayang mereka.
Sementara angka 19 berasal dari peringkat dunia terbaik Yayuk yang pernah disandangnya. Mereka juga mendirikan sekolah tenis di Bulungan 'Yayuk Basuki Tennis Academy' sambil menjalankan bisnis toko alat-alat olahraga di Jl. Munggur 45 Balapan, Gondokusuman, Yogyakarta. Yayuk sendiri mengelola toko kaus dan toko peralatan olahraga di Jakarta. Selain itu, Yayuk pun aktif di KONI sebagai Satgas Pelatnas. Ia tak keberatan mendampingi para atlet tenis yunior berlaga di mancanegara.
Pada bulan Maret 2008, Yayuk kembali bermain di ajang ITF Tour pada cabang ganda putri dan sampai sekarang telah memenangkan enam gelar ITF. Ia menjadi juara di Bangkok pada Juni 2008 berpasangan dengan Tiffany Welford.
Dilanjutkan pada Agustus 2008 ia berpasangan dengan Romana Tedjakusuma di Hechingen, Jerman. Bulan Oktober, Yayuk kembali berpasangan dengan Romana menjadi juara di Augusta, Amerika Serikat. Tahun 2009 Yayuk menjadi juara di Balikpapan dilanjutkan di Goyang dan Gimhae, Korea Selatan, kembali bersama Romana.
Pada Australia Open 2010 lalu, Yayuk ikut berpartisipasi berpasangan dengan Kimiko Date. Bahkan ia mampu menembus babak perempat final ajang Taipei Open berpasangan dengan Jessy Rompies.
Kegiatan Yayuk kini adalah melatih tenis di Hong Kong. Pada SEA Games 2011 lalu, Yayuk sempat dipanggil kembali oleh pemerintah Indonesia untuk membela timnas di pesta olahraga se-Asia Tenggara tersebut.
Akan tetapi Yayuk dengan tegas menolaknya, ia beralasan bahwa sudah saatnya pemain-pemain yunior unjuk gigi sebagai pemanasan untuk turnamen tingkat internasional. Apabila selalu mengandalkan pemain senior, Yayuk khawatir regenerasi atlet muda tidak akan berjalan.