Profil
Stephanus Ivan Goenawan
Tidak banyak yang diketahui dari sosok Stephanus Ivan Goenawan. Mungkin tak ada yang istimewa pada sosoknya, tetapi siapa yang sangka kalau pria kelahiran Purworejo, Jawa Tengah itu menemukan sebuah metode perhitungan baru dalam matematika, yaitu metode horisontal atau metris.
Metode metris sendiri pada dasarnya merupakan proses perhitungan aritmatika dasar seperti perkalian atau penjumlahan namun cara penghitungannya dilakukan berbeda karena dilakukan secara mendatar dari kiri ke kanan dengan Notasi Pagar bukan ke bawah seperti yang selama ini diajarkan di sekolah.
Stephanus Ivan Goenawan atau yang biasa dikenal dengan nama kecil Ivan telah menemukan dan mengembangkan penghitungan secara horizontal atau mendatar dengan menggunakan metris sejak duduk di bangku kelas satu SMP Bruderan, Purworejo, Jawa Tengah.
Gurunya yang mengetahui bakat berhitung Stephanus ini terus mendorongnya agar terus mengembangkan kemampuan dan metode yang dia temukan.
Setelah lulus SMA, Ivan justru memilih meneruskan kuliahnya di jurusan fisika dengan alasan agar bisa melatih intuisinya. Selama kuliah, Ivan tetap terus mengembangkan Metris dan menemukan formula-formula baru.
Dia yang saat itu mahasiswa jurusan Fisika, pernah mendatangi seorang profesor Matematika untuk berdiskusi tentang penemuannya. Setelah lulus, Ivan kemudian diterima menjadi staf pengajar di Universitas Katholik Atma Jaya.
Pada tahun 2000, melalui jurnal Unika Atma Jaya, Ivan mulai mempublikasikan metode metris yang dia temukan sejak awal tahun 1990. Ia juga memanfaatkan internet untuk menyebarkan Metris yang sudah dipatenkannya.
Tidak hanya sampai disini usaha Ivan, dia ingin terus mengembangkan dan memopulerkan metode matrik ke setiap masyarakat. Hal itu terus dilakukannya bersamaan dengan dia menyelesaikan studi S-2 di Institut Teknologi Bandung.
Di universitas tersebut Ivan berjumpa dengan Alexander Agung, 28, yang dianggapnya kompeten dalam bidang matematika.
Bersama Alex, Ivan kemudian menyusun modul metris sehingga metodenya itu lebih terorganisasi. Semasa penyusunan modul, Ivan rajin memberikan pelatihan bagi guru-guru.
Ivan ingin mereka khususnya yang berada di daerah mendapat informasi pengetahuan baru untuk diajarkan kepada siswanya.
Ivan pun sempat mengujikan metode itu pada para siswa di sebuah SD di Bogor. Hasilnya, seorang anak berhasil menyelesaikan sebuah soal matematika lebih cepat dengan cara metris ketika disandingkan dengan seorang anak lain yang merupakan pemenang kompetisi matematika terbuka tingkat SD se-Jabotabek.
Riset dan Analisa: Fathimatuz Zahroh