Profil
Subagyo Partodiharjo
Dr Fransiskus Xaverius Subagyo Partodiharjo atau yang lebih akrab disapa bagyo ini merupakan putra dari pasangan Partodiharjo dan SUratin. Ia diahirkan di lereng Gunung Wilis, Kediri, Jawa Timur. Pada usia 9 tahun ibunya meninggal dunia, kemudian disusul ayahnya saat ia memasuki usia 14 tahun.
Meski hidup sebagai seorang yatim piatu, Bagyo tidak putus asa. Pada 1962, Bagyo memutuskan untuk merantau ke Jakarta. Ia tinggal bersama kakak sulungnya Hj Suwarti Partodiharjo di Tanjung Priuk, Jakarta Utara.
Ia menamatkan pendidikan sekolah dasar di SD Maria Fatima, Jember. Pendidikan SMP ia tamatkan di SMP Katolik Strada Tanjung Priuk. Kemudian ia melanjutkan pendidikan di SMA Kanisius. Selama masa sekolahnya, ia juga menjadi pedagang gado-gado dan loper majalah guna untuk menambah uang sakunya.
Keaktifannya di kegiatan pramuka selama bangku SMA menjadikannya tertarik untuk melanjutkan pendidikan di Kedokteran UI. Ia melanjutkan bangku kuliah atas bantuan sahabatnya Tanoa Panjaitan yang mana orang tuanya adalah importir mobil dan sahabatnya sendiri memilih pengacara sebagai profesinya.
Pada Pemilu Legislatif 2009, ia mendaftarkan diri menjadi calon anggota legislatif untuk Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Timur IV yang meliputi Kabupaten Jember dan Lumajang. Selama kampanye, ia aktif menyambangi pesantren dan kampung-kampung di kawasan Tapal Kuda.
Tema kampanyenya tiga puluh persen politik, nol persen agama, dan selebihnya kesehatan. Salah satu caranya untuk merebut simpati adalah dengan membuat brosur yang terdapat gambar dirinya dan berisi tentang pesan-pesan kesehatan seperti tentang pola makan.
Selain itu, ia juga menyediakan brosur untuk pasangan suami-istri. Yang isinya, bagaimana membangun keluarga yang sakinah, mawadah, dan warahmah yang sehat dan sejahtera. Bagaimana membuat anak laki-laki atau perempuan. Semua disampaikan dengan gaya bahasa mereka.
Sebagai anggota DPR yang membidangi masalah kesehatan, ia mempunyai mimpi agar Indonesia bebas rokok. Bagi Dr Bagyo, kesehatan merupakan investasi yang sangat mahal bagi manusia dan menentukan bagi kualitas sebuah bangsa.
Ia juga sepaham dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Boediono saat menyampaikan visi dan misinya pada kampanye Pilpres 2009 lalu. Baginya SBY–Boediono, memandang bahwa pendidikan dan kesehatan merupakan komponen utama dalam investasi sumber daya manusia.
Kehidupan yang membuatnya terus berjuang sepeninggal orang tuanya, menjadikannya orang yang berhasil. Saat ini ia berhasil menyekolahkan tiga anaknya.
Si sulung Fransisca Shinta Rahayu Pratiwi dan bungsu Robertus Aryoseno Hindarto mengikuti jejaknya sebagai dokter. Sedang anak keduanya, Veronica Ratih Kesuma Wardhani, adalah Magister (S-2) Teknik Sipil lulusan Universitas Indonesia (UI).
Riset dan Analisa oleh Nur Laila